Saham BUMI Melonjak 2,2%, Kapitalisasi Pasar Sentuh Rp 136,65 Triliun

1 week ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ditutup di zona hijau pada perdagangan saham Jumat, 12 Desember 2025. Kenaikan harga saham BUMI dinilai masih bergerak dalam fase uptrend

Mengutip data RTI, harga saham BUMI ditutup naik 2,22% ke posisi Rp 368 per saham. Pada pembukaan perdagangan, saham BUMI menguat empat poin ke posisi Rp 364 per saham. Harga saham BUMI berada di level tertinggi Rp 382 dan level terendah Rp 354 per saham. Total frekuensi perdagangan 286.047 kali dengan volume perdagangan 102.682.416 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,8 triliun. Kapitalisasi pasar saham BUMI tercatat Rp 136,65 triliun.

Berdasarkan data Google Finance, harga saham BUMI melambung 53,33% dalam sebulan terakhir. Sedangkan secara year to date (Ytd), harga saham BUMI meroket 199,19%.

"Dari sisi teknikal, posisi BUMI masih bergerak dalam fase uptrend dan masih didominasi oleh volume beli. MACD masih berada di area positif, tetapi Stochastic sudah mulai menyempit di area overboughtnya,” ujar Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu, (13/12/2025).

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,46% ke posisi 8.660,49. Indeks saham LQ45 bertambah 0,15% ke posisi 848,36. Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 8.680,04 dan level terendah 8.585,42. Sebanyak 377 saham melemah sehingga bebani IHSG. 276 saham menguat dan 148 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 2.984.530 kali dengan volume perdagangan saham 52,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 30 triliun.

UBS Lepas 769 Juta Saham Bumi Resources

Sebelumnya, UBS Group AG melaporkan perubahan kepemilikan sahamnya di PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perwakilan UBS, Dominic Eichrodt dan Ruby Ko, perusahaan menyatakan telah menjual sebagian kepemilikannya pada emiten pertambangan tersebut.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/11/2025) UBS menyebutkan jumlah saham BUMI yang dimiliki turun dari 26,38 miliar saham (7,11%) menjadi 25,61 miliar saham (6,90%). Penurunan terjadi setelah UBS melepas 769.454.100 saham pada transaksi terakhir tanggal 20 November 2025, dengan harga Rp 228,994 per saham.

UBS menjelaskan aksi penjualan saham tersebut dilakukan untuk kebutuhan lindung nilai derivatif klien.

Kepemilikan saham UBS di BUMI terdiri dari kepemilikan langsung dan tidak langsung melalui beberapa entitas dan cabang UBS, termasuk UBS AG London Branch sebagai pemilik manfaat langsung, serta aset-aset yang tercatat atas nama klien Wealth Management melalui cabang UBS di Singapura, Hong Kong, dan Swiss. 

Selain itu, MultiConcept Fund Management S.A. dan UBS Fund Management (Switzerland) AG juga tercatat sebagai manajer dana terkait kepemilikan tersebut.

Sebelumnya, UBS Group AG menambah kepemilikan saham BUMI pada pertengahan November 2025.

BRMS Kantongi Pinjaman Sindikasi Bank USD 625 Juta, Ini Tujuannya

Sebelumnya, emiten PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan anak usahanya PT Citra Palu Minerals (CPM) telah menandatangani fasilitas pinjaman jangka panjang dengan sindikasi perbankan. Sindikasi bank tersebut antara lain Bangkok Bank Public Company Limited, Bank Permata, Bank Mega dan BCA pada Senin, (24/11/2025).

Total pinjaman yang didapatkan sekitar USD 625 juta yang masing-masing sekitar USD 425 juta atau sekitar Rp 7,09 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.688) untuk PT Citra Palu Minerals (CPM) dan USD 200 juta atau sekitar Rp 3,33 triliun untuk PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

"Fasilitas pinjaman tersebut memiliki jangka waktu enam tahun termasuk grace periode sekitar 10 bulan. Pinjaman itu akan jatuh tempo pada 31 Desember 2031,” ujar Chief Financial Officer & Direktur Bumi Resources Minerals, Charles Gobel seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin, (24/11/2025).

Fasilitas Pinjaman

Fasilitas pinjaman USD 425 juta untuk CPM yang digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menyelesaikan konstruksi tambang emas bawah tanah pada kuartal ketiga 2027, dan meningkatkan kapasitas pemrosesan pabrik emas Carbon In Leach (CIL) yang pertama dari 500 ton ke 2.000 ton bijih per hari pada kuartal keempat 2026.

2. Mendanai keperluan modal kerja dan belanja modal dari CPM.

3. Melunasi pinjaman USD 120 juta dari Bank Mega.

Fasilitas pinjaman USD 200 juta untuk BRMS yang digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Melakukan aktifitas pengeboran dan eksplorasi oleh PT Gorontalo Minerals (GM) demi meningkatkan sumber daya dan cadangan mineral tembaga di Gorontalo.

2. Melanjutkan aktifitas eksplorasi oleh PT Linge Mineral Resources (LMR) demi meningkatkan sumber daya & cadangan mineral emas & perak di Linge, Aceh.

3. Melanjutkan aktifitas eksplorasi oleh PT Suma Heksa Sinergi (SHS) demi meningkatkan sumber daya & cadangan mineral emas & perak di Lebak, Banten.

Tujuan BRMS

Chief Executive Officer dan Direktur Utama Bumi Resources Minerals, Agus Projosasmito menuturkan, fasilitas pinjaman tersebut membantuk perseroan untuk mencapai tiga tujuan utama.

Pertama, pinjaman tersebut diperlukan untuk mendanai peningkatan kapasitas pemrosesan salah satu pabrik emas perseroan di Palu dari 500 ton menjadi 2.000 ton bijih per hari yang akan diselesaikan pada bulan Oktober 2026. “Oleh karenanya produksi emas akan meningkat pada kuartal keempat 2026,” ujar Agus.

Kedua, pinjaman tersebut membantu perseroan untuk menyelesaikan konstruksi tambang emas bawah tanah di Palu.

"Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan produksi emas BRMS secara signifikan pada semester kedua tahun 2027, mengingat prospek tambang emas bawah tanah tersebut memiliki kadar emas tinggi di kisaran 4,9 g/t,” kata Agus.

Ketiga, pinjaman tersebut digunakan untuk aktifitas pengeboran & eksplorasi di beberapa lokasi tambang di Gorontalo dalam 18 bulan ke depan.

"Kami berharap untuk dapat meningkatkan jumlah sumber daya dan cadangan mineral tembaga kami di Gorontalo, dan mengumumkan hasil pengeborannya pada semester pertama tahun 2027,” tutur dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |