Liputan6.com, Gunung Talang - Masyarakat di sekitar Gunung Talang, Sumatera Barat (Sumbar) dan pengunjung atau wisatawan diimbau tidak mendekati dan bermalam di sekitar Kawah Selatan dan Kawah Utama dalam radius 500 meter.
Imbauan itu diterbitkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) usai Gunung Talang mengalami rentetan gempa bumi dengan kekuatan (magnitudo) kecil namun frekuensinya tinggi terjadi secara beruntun (swarm).
"Masyarakat di sekitar Gunung Talang dan pengunjung atau wisatawan juga harus mewaspadai potensi longsor di kawasan Kawah Selatan," ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, Sabtu (11/10/2025).
Wafid mengatakan, hasil pemantauan kegempaan Gunung Talang pada 10 Oktober 2025 sampai pukul 15.00 WIB, jumlah kegempaan sudah menurun.
Visual kawah diamati dari Pos Pengamatan Gunung Talang di Nagari Batu Bajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, yang menunjukkan tidak ada perubahan.
"Asap berwarna putih dengan ketinggian 10-50 meter di atas puncak. Tingkat aktivitas Gunung Talang sampai saat ini pada level I (normal)," terang Wafid.
Dia menerangkan kegempaan Gunung Talang pada umumnya didominasi oleh Gempa Tektonik Jauh. Pada tanggal 9 Oktober 2025 terekam Gempa Volcano-Tectonic (VT) sebanyak 28 kali kejadian, dan tercatat swarm atau rentetan Gempa VT dari pukul 23.01 – 23.04 WIB sebanyak 14 kali kejadian.
Pemunculan swarm selama tahun 2025 telah terjadi 4 kali, yaitu pada 8 April, 25 Juli, 23 September, dan 9 Oktober 2025.
Gempa mengguncang beberapa wilayah di Jakarta dan Bogor, Jumat (14/1/2022). Gempa dirasakan sekitar pukul 16.05 WIB, saat Live Streaming Podcast Liputan6.com berlangsung.
Pemunculan Gempa VT
Sebaran episenter swam Gempa VT memperlihatkan periode 23 September lebih mengkluster di area kawah daripada periode 8 April dan 25 Juli. Demikian pula dengan kedalaman swarm Gempa VT, periode 23 September lebih dangkal dari periode 8 April dan 25 Juli.
"Pemunculan Gempa VT mengindikasikan adanya migrasi atau perpindahan magma dari kantong magma dalam ke arah permukaan. Sedangkan pemunculan fenomena swarm VT adalah indikator akan ketidakstabilan kondisi vulkanik yang terkadang diikuti oleh erupsi," papar Wafid.
Wafid menyebutkan aktivitas Gunung Talang sangat rentan akan pengaruh aktivitas tektonik di sekitarnya, seperti erupsi yang terjadi pada tanggal 12 April 2005 menghasilkan dua kawah baru, yaitu Kawah Utama dan Kawah Selatan, yang diperkirakan dipicu oleh gempa bumi tektonik Mentawai (M 6.8) tanggal 10 April 2005.
"Sampai saat ini kedua kawah tersebut menjadi pusat aktivitas Gunung Talang bersama rekahan Gabuo Atas dan Gabuo Bawah," ucap dia.
Gunung Talang terletak di Kabupaten Solok, merupakan salah satu gunung api paling aktif di Sumatera Barat. Gunung api ini merupakan kompleks gunungapi yang terdiri dari kerucut Talang Jantan di sebelah timur dan Talang Betina di sebelah barat dan jarak antara dua kerucut ini sekitar 1 km.
Kompleks gunung api ini tumbuh di zona bagian tengah Sesar Besar Sumatera yang aktif, yaitu pada Segmen Sumani dan Segmen Suliti.
Bagian utara dari Segmen Sumani berada di sisi utara Danau Singkarak melewati sisi barat daya danau, melewati Kota Solok, Sumani, Selayo dan berakhir di utara Danau Diatas pada tenggara Gunung Talang.
Siaga Erupsi Gunung Api
Dalam persiapan menghadapi letusan gunung berapi masyarakat harus mengenali daerah setempat untuk menentukan tempat aman guna keperluan mengungsi. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi awal saat gunung api baru erupsi dan sambil menunggu bantuan dari dinas terkait.
Selain mempersiapkan tempat mengungsi, hal lain yang perlu dipersiapkan yakni membuat perencanaan penanganan bencana erupsi gunung api dan mempersiapkan kebutuhan dasar seperti, makanan, minuman, serta obat obatan.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang dikutip Klikdokter, sebelum gunung benar-benar erupsi, tiap anggota keluarga wajib memiliki dan menyiapkan dengan baik beberapa hal berikut ini:
- Senter dan baterai cadangan
- Kotak P3K beserta isinya
- Makanan dan air darurat
- Pembuka kaleng dan botol
- Obat-obatan penting
- Sepatu yang kuat
- Masker dalam jumlah yang cukup
- Kacamata
- Radio bertenaga baterai
- Respirator N-95, pemurni udara ini bisa dibeli di toko-toko perkakas rumah.
Jika petugas mengarahkan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, lakukan hal-hal berikut:
-Ikuti instruksi pihak berwenang dalam proses evakuasi
-Bawa peralatan yang sudah diberitahu di atas
-Matikan aliran listrik dan air sebelum meninggalkan rumah
-Dengarkan radio atau televisi untuk info terkini
-Isi penuh bensin kendaraan
-Dengarkan sirine atau sinyal bencana
-Letakkan kendaraan dan hewan peliharaan di tempat aman sesuai arahan petugas
Sebaliknya, bila petugas mengarahkan untuk berlindung di dalam rumah, lakukanlah hal berikut ini:
-Pantau radio, media sosial, dan televisi untuk info bencana terkini
-Tutup serta kunci semua jendela dan pintu
-Atur persediaan darurat dengan baik
-Pastikan ada tempat tanpa jendela yang bisa dijadikan tempat berlindung utama
-Pastikan memiliki nomor darurat yang bisa dihubungi
Saat dan Pasca Letusan
Jika terjadi letusan gunung api, pastikan diri dan keluarga berada di tempat tertutup seperti rumah atau tempat pengungsian sesuai arahan petugas.
Jika berada di tempat terbuka, tetap lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Segeralah pergi menuju tempat evakuasi menggunakan kendaraan khususnya mobil. Namun, hal ini hanya bisa dilakukan apabila hujan abu belum terlalu parah.
Sangat tidak disarankan untuk berjalan kaki atau berlari karena sama sekali tidak terlindungi oleh apapun. Jika hujan abu sudah terlanjur "deras", jangan nyalakan mesin mobil.
Hindari adanya celah pintu atau jendela yang masih terbuka demi mencegah masuknya abu vulkanik panas. Jangan nyalakan sistem AC mobil karena hal tersebut hanya akan membawa abu ke dalam mobil.
Bila sudah berada di tempat evakuasi, dengarkan arahan dari petugas yang berwajib dan tetap gunakan alat pelindung napas.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Hal-hal yang perlu dihindari saat letusan gunung api adalah awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), gas beracun, hujan abu, dan lahar hujan.
Jika masa-masa letusan telah selesai dan alat komunikasi masih menyala, tetap pantau informasi bencana terkini dari radio, televisi, maupun media sosial.
Di samping itu, cobalah untuk memeriksa cadangan air minum. Apabila terdapat abu di dalamnya, jangan paksakan untuk tetap dikonsumsi.
Hindari bepergian terlalu jauh dari tempat evakuasi sampai bencana benar-benar mereda. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu, bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan. Tetap gunakan alat pelindung.