Profil Achmad Ardianto, Direktur Utama Baru Antam

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam menunjuk Achmad Ardianto sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan Nicolas D. Kanter. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada hari ini, Kamis, 12 Juni 2025. 

Melansir situs resmi Antam, Achmad sebelumnya diangkat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia sejak 15 Juni 2023 berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2022.

Memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan dari Institut Teknologi Bandung pada 1995,  Master of Business Administration dari TSM Business School Twente University, Enschede, Belanda pada 2005 dan Advance Human Resources Program (AHREP) di Ross Business School–Michigan University pada 2012.

Sebelumnya menempati berbagai posisi kunci, antara lain sebagai Direktur Sumber Daya Manusia ANTAM (2008-2013),  Head of Corporate HR PT Nestle Indonesia (2013-2016), Director of Human Resources and Security PT Freeport Indonesia (2016-2020), Direktur Utama PT Garam (Persero) (2020-2021) dan Direktur Utama PT Timah Tbk (2021-2023).

Selain perubahan posisi Direktur Utama, RUPST Antam juga menetapkan Handi Sutanto sebagai Direktur Komersial dan Ratih Amri sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM). Kemudian diangkat pula Handi Sutanto menjadi Direktur Komersial Antam.

Sementara itu, direksi lainnya tetap dipertahankan dalam jajaran manajemen. Hartono tetap menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi, I Dewa Wirantaya sebagai Direktur Pengembangan Usaha, serta Arianto Sabtonugroho Rudjito tetap menduduki posisi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.

Antam Tebar Seluruh Laba 2024 Buat Dividen, Ini Nilainya

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membagikan dividen sebesar Rp 3,6 triliun atau Rp 151,77 per saham. Pembagian dividen ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada, Kamis, 12 Juni 2025.

Dividen ini setara 100 persen dari laba Antam pada tahun buku 2024. Nilai ini juga serupa dengan dividen payout ratio Antam pada tahun sebelumnya. Antam berhasil mencatatkan laba tahun berjalan senilai Rp 3,85 triliun. Angka ini melonjak 25% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,08 triliun.

Berdasarkan laporan keuangannya, pertumbuhan laba Antam didorong oleh lonjakan penjualan yang naik 68,56% secara tahunan menjadi Rp 69,19 triliun, dibandingkan dengan Rp 41,04 triliun pada 2023. Pencapaian ini mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Penjualan domestik mendominasi dengan kontribusi Rp 63,96 triliun atau sekitar 92% dari total pendapatan Antam pada 2024. Segmen emas menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp 57,56 triliun, melonjak signifikan 120% dibandingkan tahun sebelumnya.

Antam Tegaskan Patuh Pemerintah soal PT Gag Nikel

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menegaskan kesiapannya untuk mengikuti semua arahan pemerintah terkait kelanjutan operasional PT Gag Nikel.

Direktur Antam, Achmad Ardianto menekankan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Antam selalu berkomitmen menjalankan aktivitas pertambangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"PT GAG Nikel kita kan memang sudah lama ya, kita melakukan eksplorasi kemudian kita melakukan operasi di situ. Dengan adanya isu yang kemarin berkembang, tentunya kita sebagai BUMN akan selalu mengikuti apa yang pemerintah perintahkan," ujar Achmad kepada wartawan usai RUPST Antam, Kamis (12/6/2025)

Achmad juga menjelaskan saat ini PT Gag Nikel tengah menunggu hasil evaluasi dari pemerintah. Ia memastikan Antam siap melakukan perbaikan jika memang ada catatan yang perlu dibenahi.

Bahkan, pemerintah sebelumnya telah menyatakan tidak ada pelanggaran fatal yang dilakukan oleh PT Gag Nikel, hanya terdapat hal-hal minor yang harus segera diperbaiki.

"Sekarang kita menunggu apa yang pemerintah arahkan, kita juga tidak mau gegabah. Bagi kita tentu saja kepentingan masyarakat dan pemerintah negara itu jauh lebih penting," tegasnya.

Achmad menambahkan, meski kontribusi PT Gag Nikel terhadap pendapatan Antam tergolong kecil, perusahaan tetap memprioritaskan operasional yang sesuai dengan prinsip pertambangan yang baik (good mining practices).

Ia berharap kehadiran perusahaan di wilayah Raja Ampat bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Achmad menjelaskan saat ini mayoritas pendapatan Antam masih berasal dari bisnis emas yang menyumbang sekitar 70 persen terhadap total pendapatan perusahaan. Sementara kontribusi dari bijih nikel, termasuk PT Gag Nikel, masih berada di bawah 10 persen.

Achmad juga menegaskan sebagai BUMN, Antam bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan menjalankan tugas negara dalam mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |