Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Senin, (23/6/2025). IHSG akan menguji posisi posisi 6.720-6.800.
IHSG kembali koreksi 0,88% ke posisi 6.907 pergerakannya pun masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Jumat, 20 Juni 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Sekuritas mengatakan, IHSG sudah mencapai koreksi minimal yang diberikan sekaligus menutup area gap-nya. Ia mengatakan, saat ini posisi IHSG berada pada bagian dari wave (b) dari wave B.
“Cermati akan akan kelanjutan koreksi IHSG yang akan menguji rentang area 6.720-6.800,” ujar Herditya.
Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 6.811,6.752 dan level resistance 7.035,7.142.
Herditya mengatakan, sejumlah sentimen akan pengaruhi IHSG. Pertama, investor akan mencermati dan menanti perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah. Kedua, akan terjadi switching aset instrumen investasi bila kondisi geopolitik makin memanas.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG hari ini berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.810-7.025.
Selama sepekan, mengutip laporan PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, ada data ekonomi selain meningkatnya tensi geopolitik setelah Amerika serang Iran. Dari Amerika Serikat, Data Personal Income, Personal Consumption, dan Personal Spending akan mencuri perhatian karena diprediksi menurun.
Sentimen IHSG
Selain itu, data inflasi seperti CORE PCE Price index QoQ, PCE, Price Index MoM dan YoY, dan Core PCE Price Index berpotensi mengalami kenaikan yang akan menarik perhatian karena akan mempengaruhi inflasi AS.
Dari China, data seperti industrial profits mencuri perhatian, tetapi tidak terlalu berpengaruh. Unutk Jepang,a da beberapa data cukup penting untuk diperhatikan, seperti Jobless Rate dan Job to Applicant Ratio yang masih diprediksi sama.
Namun, data Tokyo CPI YoY, Tokyo Core CPI YoY akan mendapatkan perhatian penuh di tengah naik dan turunnya data inflasi saat ini.
"Selain itu, retail sales juga mengalami penurunan saat ini. Saat ini perhatian hanya akan tertuju kepada Amerika apabila data dari sisi inflasi bergerak, hal ini akan semakin memberikan tekanan negatif bagi pasar yang sebelumnya sedang memanas akibat tensi geopolitik,” demikian seperti dikutip.
Dalam riset itu juga menyebutkan pelaku pasar dan investor akan memperhatian situasi dan kondisi geopolitik di Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang. Hal ini akan meningkatkan volatilitas pasar, mengurangi ketertarikan pelaku pasar dan investor terhadap aset berisiko seperti saham dan meningkatkan re-alokasi aset ke obligasi.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) - Buy on Weakness
Saham MBMA terkoreksi 4,19% ke 412 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan posisi MBMA saat ini berada pada bagian dari wave B, sehingga MBMA masih rawan melanjutkan koreksinya dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 386-412
Target Price: 456, 500
Stoploss: below 382
2.PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) - Buy on Weakness
Saham PNBN terkoreksi 1,70% ke 1.155 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi PNBN sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C, sehingga PNBN masih rawan untuk melanjutkan koreksinya," kata Herditya.
Buy on Weakness: 975-1.065
Target Price: 1.235, 1.400
Stoploss: below 950
3.PT Samudera Indonesia SMDR - Buy on Weakness
SMDR menguat 7,50% ke 344 disertai dengan tingginya volume pembelian. "Saat ini, posisi SMDR berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga waspadai akan adanya kemungkinan koreksi dari SMDR," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 308-328
Target Price: 356, 376
Stoploss: below 300
4.PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) - Buy on Weakness
Saham TKIM menguat 2,23% ke 5.725 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya mengatakan, pihaknya perkirakan, posisi TKIM saat ini berada pada bagian dari wave (a) dari wave [iv], sehingga TKIM rawan berbalik terkoreksi.
Buy on Weakness: 5.400-5.725
Target Price: 5.900, 6.025
Stoploss: below 5.300