Permintaan Batu Bara di China Melemah, PTBA Fokus Perluas Pasar

19 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyusun sejumlah langkah strategis guna menghadapi penurunan permintaan batu bara global, khususnya dari pasar utama seperti China. Sebelumnya China dikabarkan mengurangi impor batu bara karena peningkatan produksi domestik dan stok yang tinggi.

Terkait hal ini, salah satu strategi utama perusahaan adalah memperluas pasar ekspor dan memperkuat efisiensi biaya operasional.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyampaikan penurunan harga batu bara dan potensi berkurangnya impor dari negara tujuan ekspor utama mendorong perusahaan untuk memperkuat daya tahan bisnis melalui berbagai inisiatif.

Ia mengungkapkan harga batu bara Indonesia berdasarkan indeks ICI sempat terjun di bawah angka USD 100 per metrik ton, meskipun belakangan mulai terlihat sedikit pemulihan. Meski demikian, perusahaan tetap optimistis dan berencana untuk menaikkan volume produksi pada tahun depan.

Arsal menjelaskan pada 2025, PTBA akan meningkatkan produksi batu bara menjadi sekitar 50 juta metrik ton, dengan target penjualan yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya.

Terkait pelemahan permintaan dari China dan India, Arsal mengakui kondisi ini tidak lepas dari dampak ketegangan geopolitik global.

"Kalau perang dagang ini belum selesai atau menjadi isu, hal ini tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan industri baik di Cina maupun di India. Kalau pertumbuhan ekonominya menurun, pabrik-pabrik yang menggunakan tenaga listrik dari batu bara juga akan menurun,” kata Arsal dalam konferensi pers RUPST PTBA, Kamis (12/6/2025).

Perluas Pasar Ekspor

Sebagai antisipasi atas kondisi tersebut, PTBA telah memperluas pasar ekspor ke negara-negara lain di Asia Tenggara dan Asia Timur, seperti Vietnam, Thailand, Korea Selatan, dan sebagian ke Jepang.

Sementara itu, rencana perusahaan untuk mengakuisisi tambang batu bara berkalori tinggi yang sempat dibahas tahun lalu saat ini ditangguhkan. Arsal menuturkan, PTBA akan fokus terlebih dahulu pada optimalisasi produksi dan penjualan dari tambang yang sudah beroperasi.

Menurutnya, dengan kondisi harga batu bara yang fluktuatif, perusahaan memilih untuk memaksimalkan potensi yang ada demi menjaga stabilitas operasional.

"Dengan kondisi seperti sekarang ini, mungkin kami akan fokus dulu dengan bagaimana produksi yang sudah kami jalankan ini bisa tercapai. Sehingga kami fokus menghadapi ketika ada gejolak harga, kami akan fokus bagaimana gejolak harga ini berpengaruh terhadap kegiatan produksi," tutur Arsal.

Bukit Asam Raup Pendapatan Rp 9,96 Triliun pada Kuartal I 2025, Ini Penopangnya

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil menjaga kinerja baik di tengah berbagai tantangan pada kuartal I 2025. Pada periode tersebut, Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 9,96 triliun, laba bersih Rp 391,48 miliar dan EBITDA Rp 1,05 triliun.

Total aset perusahaan per 31 Maret 2025 sebesar Rp 42,26 triliun, tumbuh 10 persen secara tahunan. Pencapaian laba bersih didukung oleh kinerja operasional Perseroan sepanjang kuartal I 2025. Penjualan ekspor mencapai 5,09 juta ton atau naik 34 persen secara tahunan.Sedangkan penjualan domestik sebesar 5,19 juta ton.

Total penjualan pada kuartal I 2025 mencapai 10,28 juta ton atau tumbuh 7 persen secara tahunan. Adapun realisasi angkutan batu bara pada Januari-Maret 2025 mencapai 9,41 juta ton atau meningkat 12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Kinerja positif ini dapat dicapai meski terdapat berbagai tantangan, di antaranya koreksi harga batu bara akibat fluktuasi pasar global," ungkap Corporate Secretary PTBA Nico Chandra, dikutip Jumat (2/5/2025).

Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12 persen secara tahunan dari USD 78,86 per ton pada kuartal I 2024 menjadi USD 69,37 per ton di kuartal I 2025. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 17 persen secara tahunan menjadi USD 104,56 per ton pada kuartal I 2025, dari USD 125,76 per ton pada kuartal I 2024.

Target 2025

Sementara, rata-rata harga bahan bakar minyak (BBM) pada kuartal I 2025 mencapai Rp 15.127 per liter, naik 10 persen secara tahunan dari Rp 13.718 per liter pada kuartal I 2024. Konsumsi BBM pada kuartal I 2025 juga meningkat seiring dengan bertambahnya volume produksi dan jarak angkut.

"Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga berupaya menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal," jelas Nico.

Untuk tahun ini, perseroan melakukan perencanaan matang dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis.

"Pada 2025, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50,05 juta ton, penjualan 50,09 juta ton, serta angkutan 43,25 juta ton," beber Nico.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |