Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu (22/10/2025). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik ini terjadi setelah investor mempertimbangkan pemerintahan baru Jepang dan data perdagangan terbaru dari Tokyo.
Mengutip CNBC, Rabu pekan ini, ekspor Jepang pada September mengakhiri penurunan selama empat bulan, naik 4,2% secara tahunan. Hal ini seiring pengiriman ke Asia mengalami pertumbuhan yang kuat yang sebagian mengimbangi penurunan ekspor ke AS.
Namun, ekspor meleset dari ekspektasi kenaikan 4,6%, menurut perkiraan median dalam jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.
Perdana Menteri Sanae Takaichi dan kabinet barunya dilantik pada Selasa. Pada kabinet itu, mantan pesaingnya dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, Shinjiro Koizumi, diangkat menjadi menteri pertahanan dan Satsuki Katayama menjadi menteri keuangan perempuan pertama Jepang.
Indeks Nikkei 225 Jepang stagnan di awal perdagangan, sementara indeks Topix naik 0,3%. Pada Selasa, Nikkei sempat mencetak rekor intraday baru di 49.945,95, sebelum melemah setelah Takaichi memenangkan pemungutan suara parlemen untuk menjadi Perdana Menteri.
Indeks Kospi Korea Selatan stagnan, sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,37%. Indeks ASX 200 di Australia mengawali perdagangan dengan penurunan 0,65%. Indeks ASX 200 turun dari kenaikan sebelumnya pada perdagangan Selasa pekan ini setelah saham-saham tanah jarang sempat menguat di tengah berita kesepakatan mineral penting AS-Australia.
Indeks Hang Seng
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di level 25.919, lebih rendah dari penutupan terakhir di level 26.027,55. Pasar saham India tutup karena liburan.
Semalam di wall street, Dow Jones Industrial Average mencetak rekor penutupan baru, didorong oleh laporan pendapatan yang kuat dari perusahaan-perusahaan seperti Coca-Cola dan 3M, sementara S&P 500 relatif tidak berubah.
Indeks 30 saham tersebut naik 0,47% dan ditutup pada level 46.924,74, dan sempat mencapai level 47.000 selama sesi tersebut.
Indeks S&P 500 ditutup tepat di atas garis datar pada 6.735,35, sementara indeks Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 0,16% menjadi 22.953,67.
Indeks Nikkei Jepang
Sebelumnya, bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa, (21/10/2025). Di antara bursa saham Asia, indeks acuan Jepang ditutup ke level tertinggi untuk pertama kali setelah anggota parlemen memilih politikus garis keras konservatif Sanae Takaichi untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama di Jepang.
Mengutip laman AP, Selasa (21/10/2025), indeks Nikkei 225 naik 0,3% ke posisi 49.316,06. Adapun Sanae Takaichi diharapkan mendukung kebijakan yang ramah pasar. Ia diharapkan dapat mempertahankan suku bunga rendah dan belanja pemerintah diperbanyak.
Di sisi lain, dolar AS menguat menjadi 151,31 yen Jepang dari sebelumnya 150,75 yen. Jika Takaichi berhasil memperlambat kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan, yen kemungkinan akan tetap relatif lemah terhadap dolar AS. Hal ini akan menghambat upaya bank sentral untuk mengendalikan inflasi yang saat ini berada di atas target inflasi sekitar 2%.
Indeks Kospi
Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 1,2% menjadi 26.164,64 dan indeks Shanghai menguat 1,3% ke posisi 3.913,34.
Selain itu, harapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan dalam pertemuan regional meningkatkan harapan ketegangan perang dagang mereda antara dua ekonomi terbesar ini.
Selain itu, pemimpin Partau Komunis juga akan menggelar pertemuan pekan ini untuk membentuk kebijakan dalam lima tahun.
Di sisi lain, indeks Kospi menguat 0,2% menjadi 3.8223 dan indeks Australia atau ASX 200 bertambah 0,7% menjadi 9,094,70. Indeks Taiwan menguat 0,2%.
Pada perdagangan kemarin, di Amerika Serikat, wall street reli. Indeks S&P 500 bertambah 1,1%. Indeks Dow Jones melompat 1,1% dan indeks Nasdaq menguat 1,4%.