Melihat Kebersihan dan Cara Masak Dapur MBG Cibadak yang Bikin 69 Siswa Keracunan

2 weeks ago 22

Liputan6.com, Sukabumi- 69 Siswa SMKN 1 Cibadak, Sukabumi mendadak sakit, Jumat (12/9/2025) lalu. Rata-rata mengeluh sakit perut hingga muntah. Hal ini terjadi tak berselang lama setelah menikmati hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menu tersebut dibuat oleh Sentra Pelayanan Pangan Gizi (SPPG) Cibadak. Dapur MBG tersebut pun tak menutup-nutupi operasionalnya saat membuat hidangan.

Dapur SPPG Cibadak menyiapkan hampir 4.000 porsi makanan setiap hari. Akibat kasus kekracunan ini kini statusnya siaga. Kepala SPPG Cibadak, Ade Suhendar, memastikan langkah pencegahan menyeluruh sedang dilakukan.

Ade Suhendar menjelaskan, langkah tanggap darurat telah diaktifkan segera setelah insiden terjadi. Fokus utama mereka adalah menelusuri setiap potensi sumber kontaminasi, mulai dari lingkungan hingga kualitas air.

"Kami sedang melakukan IKL (Infeksi Kesehatan Lingkungan). Besok juga akan ada kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan dan penjamah makanan," ujar Ade Suhendar kepada Liputan6.com, pada Jumat (26/9/2025).

Setelah semua proses tersebut selesai, langkah berikutnya adalah memastikan sumber air. Ia juga mengungkap bahwa untuk menjaga kualitas, sumber air mereka memang bervariasi.

"Selanjutnya setelah selesai dari tiga tahapan itu kita bakal melakukan tes air di Labkesda. Kita langsung dari sumur. Tapi kalau misal airnya kecil kita pakai PDAM juga. Kalau misalkan untuk pencucian dan pengolahan, kita ada khusus pakai air galon," jelasnya.

Pengolahan Makanan Diduga Menyalahi Prosedur

Dugaan kuat mengarah pada kesalahan pemilihan bahan makanan mentah dan matang yang menyebabkan kontaminasi silang.

Menanggapi hal ini, Reza Amalia, Ahli Gizi SPPG, tidak membantah adanya kendala ruang. Ia menegaskan bahwa praktik tersebut hanya insidental.

"Sejatinya, untuk pemisahan bahan makanan mentah dan matang itu terpisah. Cuma kemarin karena sedang ada pemorsian dan kebetulan bahan akhir buah itu banyak sekali, jadi digeser dulu ke gudang basah, ini sementara," terang Reza.

"Tapi untuk sehari-hari kita tidak pernah menyatukan bahan mentah dan bahan matang di dalam satu tempat,” tambahnya.

Mencegah insiden serupa, pihaknya memastikan akan memperketat pengawasan.

"Mitigasi yang dilakukan pasti tetap akan dipisahkan. Jadi bagaimanapun, sekecil apapun ruangan yang ada, bahan mentah dan bahan matang tetap harus dipisahkan," tegasnya.

Untuk menjamin standar operasional, ia juga menyebutkan bahwa semua relawan telah mengantongi sertifikasi penjamah makanan dan mendapat pelatihan sebulan sekali.

Di balik insiden ini, terkuak bahwa dapur SPPG Cibadak adalah 'dapur raksasa' yang melayani 4 sekolah dan 1 posyandu, dengan total 3.980 porsi per hari.

Porsi terbesar ke SMKN 1 Cibadak dengan 2.192 porsi (disajikan pukul 11.30 WIB). Sisanya dibagi ke SMPN 3 Cibadak (833 porsi), SDN 1 Karang Tengah (738 porsi), PAUD Quran Adzikru (27 porsi), dan Posyandu (190 porsi). Dengan rentan waktu distribusi mulai pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Dapur dengan luas bangunan 500 meter persegi ini terbagi menjadi empat ruang utama: persiapan, pengolahan, pemorsian, dan pencucian alat (ompreng).

Selain itu, mereka juga menjamin kebutuhan gizi dengan mempertimbangkan makro gizi (kalori, karbohidrat, protein, lemak) dan mikro gizi (natrium, gula, lemak, vitamin, mineral).

Limbah Terkelola, dari Peternak Ikan hingga IPAL Biotank

Proses produksi pangan di dapur ini juga diikuti dengan sistem pengelolaan limbah yang terstruktur. Untuk limbah padat sisa makanan, SPPG bekerjasama dengan peternak lokal.

"Setelah ada sisa makanan dari sekolah dipilah dulu, dipisahkan misal sayur, nasi, hewani, nabati. Pembuangannya kita mencari peternak di sini, kaya nasi biasa kita per hari itu ada peternak ikan," jelasnya.

Sisa lainnya dibuang ke TPSA. Sementara pengelolaan sampah umum bekerjasama dengan Karang Taruna setempat.

Tak hanya limbah padat, limbah air sisa pengolahan juga ditangani serius menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Biotank.

"Air limbah yang masuk ke sini disaring, terus disaring lagi di sana, dua kali penyaringan," ungkapnya.

Air yang keluar ke selokan sudah bersih tanpa ampas, sementara endapan limbah diangkut oleh pihak ketiga.

Pengawasan Dinkes

Insiden ini membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi turun tangan untuk meninjau langsung operasional SPPG. Cucu Sumintardi, Kepala Bidang Upaya dan Pembiayaan Kesehatan Dinkes, menegaskan bahwa audit dilakukan secara menyeluruh dan terperinci.

"Kami melihat bagaimana upaya dan alur dari SPPG dalam mengolah makanan seperti itu," kata Cucu Sumintardi.

Ia merinci fokus pemeriksaan Dinkes, di antaranya meliputi masa penyimpanan makanan, tempat pencucian bahan baku, dan tempat sampah.

"Dari air dan sebagainya itu juga dilihat," tegasnya, menjustifikasi langkah tes air di Labkesda yang telah diumumkan oleh pihak SPPG.

Pihak SPPG berharap transparansi dan langkah mitigasi yang mereka ambil, didukung pengawasan Dinkes, dapat segera memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Program Makan Bergizi Gratis di Cibadak.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |