Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham taipan Prajogo Pangestu mengalami pergerakan yang beragam pada perdagangan hari ini, Jumat, (20/6/2025). Beberapa saham yang dimiliki Prajogo antara lain, Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Menyusul rencana IPO anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), saham TPIA justru bergerak di zona merah. Saham TPIA turun 0,51 persen ke posisi 9.725 pada penutupan sesi I. Dengan harga tersebut, saham TPIA susut 2,75 persen dalam sepekan, namun masih naik 29,67 persen YTD.
Saham BREN dan dan PTRO juga terpantau berada di zona merah. BREN turun 122 persen ke posisi 6.050. Dalam sepekan, BREN turun 5,47 persen dan turun 36,15 persen YTD. Sementara PTRO turun 0,72 persen ke posisi 2.770. Dalam sepekan, PTRO turun 10,93 persen dan naik tipis 0,91 persen YTD.
Beda nasib, harga saham BRPT dan CUAN terpantau melaju di zona hijau. BRPT naik 3,37 persen ke posisi 1.535. Dalam sepekan, BRPT baik 0,33 persen dan naik 63,30 persen YTD. Sedangkan CUAN naik 0,64 persen ke posisi 11.725. Dalam sepekan, CUAN naik 0,43 persen dan turun tipis 0,64 persen YTD.
IPO CDIA
Anak usaha Chandra Asri Pacific (TPIA), Chandra Daya Investasi (CDIA), mengumumkan akan melaksanakan IPO dengan menawarkan hingga 12,5 miliar (10%) saham baru di kisaran harga 170–190 per saham. Hal ini mengimplikasikan target perolehan dana sekitar 2,1–2,4 triliun rupiah, dengan market cap sekitar Rp 21–24 triliun rupiah.
Setelah IPO, pemegang saham CDIA terdiri atas TPIA (60%), Phoenix Power/EGCO Group Thailand (30%), dan masyarakat (10%). Setelah IPO, CDIA akan memiliki valuasi sekitar 42,5–47,5x P/E 2024 dan PBV 1,7–1,8x, berdasarkan laporan keuangan per 2024.
Selama 2024, CDIA mencatatkan pendapatan sebesar USD 102,3 juta, dengan laba bersih sebesar USD 30,6 juta. Kinerja selama 2024 meningkat dibandingkan pendapatan dan laba bersih selama periode 8 Februari–31 Desember 2023, yang masing–masing sebesar USD 75,8 juta dan USD 0,18 juta.
"Jika dibandingkan dengan valuasi CUAN dan BREN pada saat IPO, valuasi IPO CDIA secara P/E lebih rendah dibandingkan BREN, meski tidak serendah CUAN," ulas tim riset Stockbit Sekuritas.
Sementara itu, secara P/BV, valuasi IPO CDIA merupakan yang terendah di antara ketiganya. Dari aspek balance sheet, CDIA memiliki gearing (net debt/equity) yang relatif rendah pada saat IPO.
"Kami menilai balance sheet yang ample ini berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan CDIA ke depan, melalui ekspansi secara organik maupun anorganik (akuisisi)," lanjut riset tersebut.
Dana IPO
CDIA berencana mengalokasikan sekitar Rp 871,76 miliar dari dana hasil IPO untuk menambah modal ke anak usaha di bidang logistik, yaitu PT Cipta Selera Investindo (CSI) dan PT Multi Integrasi Logistik (MIM).
Dana yang diterima CSI akan dialirkan sebagian ke PT Cakra Manunggal Indonesia (CMI) dalam bentuk penyetoran modal, sedangkan sisanya dipakai untuk membeli kapal dan membiayai operasional. Sementara itu, dana yang diterima CMI dan MIM juga akan digunakan untuk pembelian kapal dan operasional perusahaan.
Selain itu, sekitar Rp 1,5 miliar akan disalurkan Perseroan ke anak usaha di sektor pelabuhan dan penyimpanan, yaitu PT Cipta Selera Pelabuhan (CSP).
Seluruh dana ini akan diteruskan CSP ke PT Cakra Cipta Pelabuhan (CCP) dalam bentuk penyertaan modal. Dana yang diterima CCP akan dimanfaatkan untuk membangun tangki penyimpanan, pipa saluran ethylene, dan fasilitas pendukung lainnya.
Jadwal IPO:
- Masa Penawaran Awal: 19 – 24 Juni 2025
- Tanggal Penjatahan: 26 Juni 2025
- Tanggal Efektif dari OJK: 30 Juni 2025
- Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 2 Juli 2025
- Masa Penawaran Umum Perdana: 2 – 4 Juli 2025
- Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (Listing): 8 Juli 2025