Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Senin, (23/6/2025). Koreksi IHSG terjadi setelah Amerika Serikat (AS) menyerang situs nuklir Iran.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG hari ini dapat kembali koreksi ke target pekan lalu di posisi 6.800 setelah AS menyerang situs nuklir Iran. IHSG akan berada di level support 6.800-6.850 dan level resistance 6.950-7.000.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar menuturkan, tekanan jual meningkat, tapi tren IHSG masih positif. Ia mengatakan, IHSG saat ini menunjukkan tren naik terbatas dengan slope positif 19.88 dan kekuatan tren yang cukup kuat (r-squared 0.756).
"Namun, volatilitas tetap relative moderat, menandakan pergerakan masih dalam rentang stabil. Level harga kunci berada di resistance 6.954–6.995 dan support 6.866–6.819, yang memberikan ruang gerak untuk strategi jangka pendek berbasis swing trading,” kata dia.
Dengan dukungan teknikal di kisaran 6,865 dan indikator yang oversold, IHSG berpotensi memantul dalam jangka pendek. “Namun, konfirmasi tetap dibutuhkan untuk validasi arah. Saat ini strategi terbaik adalah bersikap wait & see sambil memonitor volume serta candle pembalikan yang signifikan.Critical level di 6.800,” kata Tasrul.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Fanny memilih saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Rekomendasi Saham
Trading Idea hari ini: MEDC, ELSA, PSAB, HRTA, CUAN, dan ANTM
- MEDC Spec Buy dengan area beli di 1400-1430, cutloss di bawah 1390. Target dekat di 1480-1520.
- ELSA Spec Buy dengan area beli di 490-494, cutloss di bawah 480. Target dekat di 498-505.
- PSAB Spec Buy dengan area beli di 466-472, cutloss di bawah 464. Target dekat di 484-498.
- HRTA Spec Buy dengan area beli di 615-625, cutloss di bawah 605. Target dekat di 645-655.
- CUAN Spec Buy dengan area beli di 11675-11800, cutloss di bawah 11500. Target dekat di 12000-12200.
- ANTM Spec Buy dengan area beli di 3150-3200, cutloss di bawah 3100. Target dekat di 3270-3330.
Sentimen Geopolitik
Sementara itu, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto menyebutkan, ketegangan di Timur Tengah meningkat secara dramatis setelah serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir utama Iran pada akhir pekan lalu.
“Situasi saat ini sangat tidak pasti dan penuh volatilitas, dengan risiko nyata terjadinya konflik regional yang lebih luas atau kebuntuan yang berkepanjangan,” kata dia dalam laporannya.
Sebagai respons atas serangan tersebut, Iran mengancam akan melakukan pembalasan asimetris, termasuk potensi serangan terhadap pangkalan AS, penutupan Selat Hormuz yang vital (jalur utama pengiriman minyak dunia), serta mobilisasi kekuatan proksi regional.
“Risiko salah perhitungan dan eskalasi yang tidak disengaja sangat tinggi, dan langkah selanjutnya dari Iran, AS, serta Israel akan sangat menentukan apakah krisis ini akan semakin dalam atau justru menuju jalur de-eskalasi,” tutur dia.
Bursa Saham Bakal Tertekan
Ia mengatakan, pada awal pekan ini, pihaknya memperkirakan akan terjadi aksi jual besar-besaran di pasar saham global, dimulai dari pasar Asia, termasuk Indonesia. Rully mengatakan, perlu dicatat, sejak eskalasi konflik Iran-Israel, IHSG telah turun sebesar 3,6%. Dalam tiga hari terakhir saja, terjadi arus keluar dana asing (foreign net outflow) sebesar Rp4,6 triliun dari pasar saham Indonesia.
“Kami tetap berhati-hati terhadap potensi berlanjutnya aksi jual asing dan meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, yang dapat menekan saham-saham berkapitalisasi besar seperti BMRI, BBRI, ASII, dan TLKM,” ujar dia.
Rully mengatakan, dampak paling nyata dan langsung juga diperkirakan terjadi pada harga minyak, yang kemungkinan akan melonjak tajam. Kenaikan harga minyak dapat menghambat rencana bank sentral untuk menurunkan suku bunga; jika inflasi yang dipicu oleh energi terus berlanjut, pemangkasan suku bunga yang diantisipasi bisa tertunda hingga akhir 2025 atau awal 2026, sehingga pasar keuangan tetap berada dalam kondisi volatil dan penuh ketidakpastian.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.