IHSG Hari Ini 19 Juni 2025 Ditutup Turun Hampir 2%, Analis Ungkap Penyebabnya

21 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Kamis, (19/6/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah seluruh sektor saham memerah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tembus 16.400.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup terperosok 1,96% ke posisi 6.968,63. Indeks LQ45 merosot 2,26% ke posisi 774,81. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.115,90 dan level terendah 6.935,01.

Sebanyak 571 saham melemah sehingga menekan IHSG. 92 saham menguat dan 139 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.453.228 saham dan volume perdagangan saham 24,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 14 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.400.

Seluruh sektor saham memerah sehingga menekan IHSG. Sektor saham transportasi dan basic pimpin koreksi dengan masing-masing turun 3,84% dan 3,75%.

Lalu sektor saham teknologi melemah 2%, sektor saham energi tergelincir 1,78%. Sektor saham industri merosot 1,6%, sektor saham consumer nonsiklikal susut 1,67%, sektor saham consumer siklikal terpangkas 1,54%, sektor saham kesehatan terpangkas 1,56%. Lalu sektor saham keuangan melemah 1,61%, sektor saham properti merosot 1,65%, dan sektor saham infrastruktur turun 1,44%.

Ini Kata Analis

Senior Investment Informasi Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, secara teknikal, IHSG berada dalam fase bearish consolidation.

Koreksi IHSG ini terjadi di tengah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menurunkan proyeksi penurunan suku bunga acuan menjadi dua kali pada tahun ini berdasarkan dot plot terbarunya. Hal ini seiring the Fed memperkirakan inflasi akan tetap tinggi dan perkiraan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan lebih rendah ke depan.

"Untuk itu, the Fed memutuskan untuk mempertahankan Fed Rate di level 4,5%,” kata dia.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menilai ketidakpastian global masih tinggi akibat dinamika negosiasi tarif resiprokal AS serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah, memperlambat pertumbuhan ekonomi global ke depannya.

"Oleh sebab itu, BI berfokus menjaga stabilitas nilai tukar. Dalam RDG, BI turut memutuskan untuk tetap mempertahankan BI Rate sebesar 5,5%,” kata dia.

Sebelumnya, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi dari IHSG masih relatif inline dengan prediksi IHSG pada Kamis pagi ini. “IHSG saat ini sudah break dari area support krusialnya, yang berarti IHSg akan berada pada skenario terburuknya untuk menguji 6.882-6.919 sekaligus menutup area gapnya,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Dari sentimen, Herditya mengatakan, koreksi dari IHSG ini sejalan dengan koreksi dari mayoritas bursa global dan Asia, di mana terjadi kekhawatiran investor akan memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah dan juga reaksi investor akan The Federal Reserve (the Fed) yang tetap mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,5%.

“Di sisi lain The Fed juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 1,4%,” kata dia.

Gerak Saham

Di tengah koreksi IHSG, saham KAEF melonjak 3,03% ke posisi Rp 680 per saham. Harga saham KAEF dibuka stagnan di posisi Rp 660 per saham. Harga saham KAEF berada di level tertinggi Rp 725 dan level terendah Rp 655 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.395 kali dengan volume perdagangan 124.180 saham. Nilai transaksi Rp 8,6 miliar.

Harga saham KRYA menguat 3,06% ke posisi Rp 101 per saham. Saham KRYA dibuka naik ke posisi Rp 108 per saham dari pembukaan sebelumnya Rp 98 per saham. Harga saham KRYA berada di level tertinggi Rp 120 dan terendah Rp 91 per saham. Total frekuensi perdagangan 20.626 kali dengan volume perdagangan 3.083.889 saham. Nilai transaksi Rp 33,1 miliar.

Harga saham SSIA naik 1,36% ke posisi Rp 1.495 per saham. Harga saham SSIA dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 1.500 per saham. Saham SSIA berada di level tertinggi Rp 1.520 dan level terendah Rp 1.455 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.870 kali dengan volume perdagangan 674.949 saham. Nilai transaksi Rp 99,8 miliar.

Top Gainers-Losers

Saham-saham top gainers antara lain:

  • Saham CSIS melonjak 35%
  • Saham LABA melonjak 23,93%
  • Saham NZIA melonjak 21,95%
  • Saham PTMR melonjak 14,74%
  • Saham BALI melonjak 14,65%

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MTFN merosot 25%
  • Saham BTEK merosot 16,67%
  • Saham OBAT merosot 15%
  • Saham CBUT merosot 14,97%
  • Saham MBSS merosot 14,89%

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun
  • Saham ANTM senilai Rp 782,4 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 695,3 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 569,1 miliar
  • Saham BRMS senilai Rp 434,5 miliar

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 74.037 kali
  • Saham BBCA tercatat 45.234 kali
  • Saham ANTM tercatat 42.319 kali
  • Saham BRMS tercatat 34.031 kali
  • Saham LABA tercatat 33.980 kali

Bursa Saham Asia Pasifik

Indeks Hang Seng di Hong Kong memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik pada Kamis pekan ini. Indeks Hang Seng turun lebih dari 2% seiring investor mempertimbangkan keputusan the Federal Reserve (the Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan. Sedangkan perang Iran Israel terus menekan sentimen.

Mengutip CNBC, indeks CSI 300 di China melemah 0,82%. Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 1,02%, dan ditutup ke posisi 38.488,34. Indeks Topix terpangkas 0,58% ke posisi 2.792,08. Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,19%, dan ditutup ke posisi 2.977,74. Indeks ASX 200 di Australia ditutup mendatar di posisi 8.523,7.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengumpulkan penasihat keamanan nasional di Gedung Putih untuk kedua kalinya dalam dua hari, saat ia mempertimbangkan potensi serangan militer terhadap Iran di tengah konfliknya dengan Israel.

Di sisi lain, Federal Reserve AS diperkirakan mempertahankan suku bunga tetap pada Rabu pekan ini. Suku bunga the Fed tidak berubah pada 4,25%-4,5%, yang telah ditetapkan sejak Desember.

Ketua the Fed Jerome Powell mengisyaratkan komite Fed akan menunggu untuk melihat dampak tarif Presiden Donald Trump terhadap inflasi sebelum mempertimbangkan penyesuaian apa pun terhadap kebijakan moneter. Namun, Fed masih menunjuk dua pemotongan suku bunga akhir tahun ini.

Semalam di Wall Street, tiga indeks utama mengakhiri hari perdagangan dengan beragam. Dow yang terdiri dari 30 saham turun 44,14 poin, atau 0,10%, dan berakhir pada 42.171,66. S&P 500 melemah 0,03% dan ditutup pada 5.980,87, sedangkan Nasdaq Composite naik tipis 0,13% dan ditutup pada 19.546,27.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |