Liputan6.com, Jakarta - Laju indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan koreksi pada perdagangan Jumat, (8/8/2025). IHSG hari ini akan menguji posisi 7.259-7.415.
IHSG melemah tipis 0,18% ke posisi 7.490 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Kamis, 7 Agustus 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave © sehingga IHSG masih rawan melanjutkan koreksi.
“IHSG akan menguji posisi 7.259-7.415 sekaligus menguji area support terdekatnya,” kata Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.415,7.344 dan level resistance 7.579,7.675 pada perdagangan Jumat pekan ini.
Sementara itu, Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG berpotensi menguat ditopang oleh beberapa saham yang masuk ke MSCI.
Fanny mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.430-7.470 dan level resistance 7.530-7.550.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sementara itu, Fanny memilih saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness
Saham AMRT menguat 2,59% ke 2.380 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatannya pun mampu break MA60. "Kami perkirakan, selama AMRT masih mampu berada di atas 2.320 sebagai stoplossnya, maka posisi AMRT sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [c]," kata Herditya.
Buy on Weakness: 2.360-2.380
Target Price: 2.490, 2.600
Stoploss: below 2.320
2.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) - Buy on Weakness
Saham BBCA terkoreksi ke 8.300 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, meskipun tidak begitu besar. "Kami perkirakan, posisi BBCA sedang berada di akhir wave (v) dari wave [a]," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 8.125-8.250
Target Price: 8.500, 8.750
Stoploss: below 8.050
3.PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) - Buy on Weakness
Saham SMGR terkoreksi 1,19% ke 2.490 dan disertai dengan munculnya tekanan jual, pergerakannya masih berada di bawah MA20 dan cenderung konsolidasi. "Kami perkirakan, posisi SMGR sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [b]," kata Herditya.
Buy on Weakness: 2.280-2.390
Target Price: 2.580, 2.670
Stoploss: below 2.250
4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Buy on Weakness
Saham UNTR menguat 0,21% ke 24,100 dan disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA200. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi UNTR sedang berada pada bagian awal wave (iv) dari wave [c].
Buy on Weakness: 23.225-23.725
Target Price: 24,600, 25.200
Stoploss: below 23.100
Penutupan IHSG pada 7 Agustus 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah melemah terbatas pada perdagangan Kamis (7/8/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah terbatas 0,18% ke posisi 7.490,18. Indeks LQ45 naik 0,76% ke posisi 795,56. Indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG menyentuh posisi tertinggi 7.580,55 dan level terendah 7.480,18. Sebanyak 343 saham memerah sehingga menekan IHSG. 261 saham menguat dan 199 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.036.293 kali dengan volume perdagangan 35,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.270. Investor asing beli saham Rp 666,13 miliar pada Kamis pekan ini. Namun, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 61,34 triliun.
Mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham teknologi turun 4,46%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham infrastruktur merosot 1,64%, sektor saham transportasi melemah 0,47%. Selain itu, sektor saham energi susut 0,27%, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,17% dan sektor saham properti susut 0,15%.
Di sisi lain, sektor saham basic naik 1,21%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham industri bertambah 0,41%, sektor saham consumer siklikal menanjak 0,61%, sektor saham kesehatan bertambah kesehatan naik 0,51%, dan sektor saham keuangan menguat 0,08%