Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada hari Rabu, mengikuti penurunan di Bursa Saham Amerika Serikat (AS) karena investor menunggu keputusan kebijakan moneter utama dari pertemuan dua hari Federal Reserve AS , di mana bank sentral AS tersebut diperkirakan akan memangkas suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Rabu (17/9/2025), indeks saham acuan Nikkei 225 Jepang turun 0,3%, sementara indeks saham Topix turun 0,65%.
Ekspor negara tersebut turun 0,1% secara tahunan (year-on-year) pada bulan Agustus, menurut data pemerintah, lebih rendah dari penurunan 1,9% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Angka terbaru ini sebanding dengan penurunan ekspor sebesar 2,6% pada bulan sebelumnya.
ASX/S&P 200 Australia turun 0,34% pada pembukaan perdagangan. Indeks saham Kospi Korea Selatan turun 1,07%, sementara indeks saham Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,78%.
Indeks Hang Seng Hong Kong diperkirakan dibuka lebih tinggi, dengan kontrak berjangka terakhir diperdagangkan pada 26.612, terhadap penutupan indeks sebelumnya pada 26.438,51.
Investor juga mencermati data ekspor minyak non-domestik Singapura pada bulan Agustus, yang akan dirilis hari ini. Negara-kota ini merupakan salah satu negara dengan perekonomian paling terbuka di dunia, dan ekspornya dipandang luas sebagai indikator permintaan global dan kesehatan ekonomi.
Harga Saham AS
Harga saham berjangka AS sedikit berubah pada awal sesi Asia menjelang pertemuan The Fed pada hari Rabu di Amerika Serikat. Bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember.
Di AS, saham-saham melemah karena investor mengambil sejumlah keuntungan menjelang hasil pertemuan Fed.
Indeks S&P 500 melemah 0,13% dan ditutup pada level 6.606,76, setelah mencapai rekor tertinggi baru di awal sesi. Indeks saham Nasdaq Composite melemah 0,07% dan menutup sesi di level 22.333,96. Indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 125,55 poin, atau 0,27%, dan ditutup pada level 45.757,90.
Dovish The Fed dan BI Bisa Dorong Kembali Dana Asing ke IHSG
Sebelumnya, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai tengah berfluktuasi karena sejumlah faktor domestik dan global. Vice President Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, mengatakan reshuffle kabinet pemerintah menjadi salah satu pemicu kekhawatiran pasar terkait stabilitas dan keberlanjutan kebijakan fiskal.
Kondisi ini mendorong investor asing mencatatkan aksi keluar dana sekitar Rp 5 triliun setelah reshuffle berlangsung. Ia menambahkan, pemindahan dana mengendap Rp 200 triliun di Bank Indonesia (BI) turut memengaruhi dinamika pasar.
Langkah ini, menurutnya, dapat meningkatkan likuiditas, menekan biaya dana (cost of fund), serta membuka peluang percepatan realisasi proyek-proyek pemerintah melalui APBN.
“Selain itu, sikap dovish bank sentral Amerika Serikat (The Fed) membuka peluang pemangkasan FFR hingga 50 basis poin sampai akhir 2025. Hal ini mendorong peralihan investasi ke aset berisiko tinggi dengan potensi imbal hasil lebih besar,” ujar Oktavianus kepada Liputan6.com, Selasa (16/9/2025
Oktavianus menyebutkan keputusan BI rate dan kebijakan suku bunga The Fed (FFR) menjadi faktor yang akan memengaruhi pasar. Ia menjelaskan meski BI rate diperkirakan tetap di level 5%, pasar akan memperhatikan arah kebijakan selanjutnya. Ia menilai, jika peluang penurunan suku bunga tetap terbuka, kondisi tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi IHSG.
“Pemangkasan FFR yang diperkirakan turun 25 basis poin ke level 4,25% juga bisa membuka ruang bagi BI untuk kembali dovish dan mendorong potensi masuknya dana asing ke pasar saham,” pungkasnya.
Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 17 September 2025
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Rabu (17/9/2025). IHSG hari ini akan menguji posisi 7.859-7.891.
IHSG naik 0,26% ke posisi 7.957 dan disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan saham Selasa, 16 September 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksano menuturkan, pihaknya memperkirakan pada label hitam atau merah, posisi IHSG masih berada pada akhir wave [b] dari wave 2 atau wave 4.
“Hal tersebut berarti, meskipun terkoreksi diperkirakan menguji 7.859-7.891 dan berpeluang menguat kembali ke area 7.983-8.001,” kata Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.848,7.619 dan level resistance 7.971,8.022 pada perdagangan Rabu pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.850-7.980.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA).