Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi dibuka menguat 149,01 poin atau 1,99 persen ke posisi 7.639,19.
Dikutip dari Antara, Jumat (8/8/2025), sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,01 poin atau 0,76 persen ke posisi 801,58.
Prediksi IHSG Hari Ini 8 Agustus 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (8/8/2025). Sentimen hasil tinjauan untuk konstituen di MSCI periode Agustus 2025 membayangi laju IHSG.
“IHSG potensi rebound hari ini ditopang oleh beberapa saham yang masuk ke MSCI,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam catatannya.
Ia mengatakan, IHSG hari ini akan berada di level support 7.430-7.470 dan level resistance 7.530-7.550.
Hal senada dikatakan Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Tasrul Tanar. Ia menuturkan, rebalancing MSCI menjadi katalis positif untuk IHSG. Tasrul mengatakan, secara teknikal, IHSG memiliki level support penting di 7.469,86 dan 7.419,42. Jika level ini tertembus, ia mengatakan, risiko koreksi lebih lanjut akan meningkat.
“Sebaliknya, potensi rebound akan terbuka bila IHSG mampu menembus resistance di 7.564,90 dan selanjutnya 7.609,49, terutama jika didorong oleh katalis positif seperti rebalancing MSCI atau net buy asing yang signifikan. Critical level di 7.400,” kata dia.
Untuk rekomendasi saham, Fanny memilih saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
Penutupan IHSG pada 7 Agustus 2025
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah melemah terbatas pada perdagangan Kamis (7/8/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup melemah terbatas 0,18% ke posisi 7.490,18. Indeks LQ45 naik 0,76% ke posisi 795,56. Indeks saham acuan bervariasi.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG menyentuh posisi tertinggi 7.580,55 dan level terendah 7.480,18. Sebanyak 343 saham memerah sehingga menekan IHSG. 261 saham menguat dan 199 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.036.293 kali dengan volume perdagangan 35,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.270. Investor asing beli saham Rp 666,13 miliar pada Kamis pekan ini. Namun, sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 61,34 triliun.
Mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham teknologi turun 4,46%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham infrastruktur merosot 1,64%, sektor saham transportasi melemah 0,47%. Selain itu, sektor saham energi susut 0,27%, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,17% dan sektor saham properti susut 0,15%.
Di sisi lain, sektor saham basic naik 1,21%, dan catat kenaikan terbesar. Sektor saham industri bertambah 0,41%, sektor saham consumer siklikal menanjak 0,61%, sektor saham kesehatan bertambah kesehatan naik 0,51%, dan sektor saham keuangan menguat 0,08%
Sentimen IHSG
Dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bursa regional Asia bergerak menguat di saat pasar mencari arah yang jelas. Hal ini karena pasar dihadapkan dinamika perdagangan global efek tarif dagang yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan arah kebijakan The Federal Reserve (the Fed).
Dari mancanegara, Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif kepada India dari sebelumnya 25 persen menjadi 50 persen, sebagai sanksi akibat India membeli minyak dari Rusia dan mengumumkan tarif 100 persen untuk semikonduktor impor, tidak termasuk perusahaan yang membangun di AS.
Di sisi lain, pelaku pasar mempertimbangkan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, dan potensi perubahan kepemimpinan di bank sentral AS tersebut.
Petinggi The Fed San Francisco Mary Daly mengungkapkan pemangkasan suku bunga acuan The Fed semakin mendekat.
Trump diperkirakan akan mencalonkan pengganti Gubernur The Fed yaitu Adriana Kugler yang akan berakhir masa jabatannya pada akhir pekan.
“Dari kawasan Asia, pelaku pasar mencerna data perdagangan terbaru China yang mengalami surplus perdagangan sebesar USD 98,24 miliar pada Juli 2025,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa sebesar 152,0 miliar dolar AS atau lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya yang membukukan sebesar 152,6 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor, dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.