Emiten INET Bakal Jadi Pengendali Baru Personel Alih Daya

19 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) akan mengambilalih mayoritas saham PT Personel Alih Daya Tbk (PADA) dari Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (27/10/2025), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyebutkan terdapat proses negosiasi antara Koperasi Pegawai PT Indosat Tbk (Kopindosat) selaku penjual dalam rangka pengambilalihan mayoritas saham PADA.

Perseroan mengatakan, transaksi ini berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan pengendali perusahaan target sebagaimana dimaksud dalam POJK 9/2018.

"Negosiasi tersebut bertujuan merumuskan transaksi jual beli 1.687.455.000 saham atau setara 53,57% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan,” demikian seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Perseroan akan menjadi pengendali baru saham PADA setelah transaksi jual beli saham tersebut. Adapun rencana pengambilalihan dilakukan langsung antara Kopindosat dengan perseroan pada 23 Oktober 2025.

“Kopindosat serta perseroan telah menandatangani suatu indikasi syarat dan ketentuan jual beli sehubungan dengan rencana pengambilalihan,” demikian seperti dikutip.

Pada perdagangan saham Senin, 27 Oktober 2025 pada sesi kedua, saham INET merosot 2,78% ke posisi Rp 280 per saham. Harga saham INET dibuka naik 12 poin ke posisi Rp 300 per saham. Saham INET berada di level tertinggi Rp 302 dan terendah Rp 280 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.647 kali dengan volume perdagangan 3.015.159 saham. Nilai transaksi Rp 87 miliar.

Harga saham PADA naik 9,26% ke posisi Rp 118 per saham. Saham PADA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 118 per saham. Harga saham PADA berada di level tertinggi dan terendah Rp 118 per saham. Total frekuensi perdagangan 707 kali dengan volume perdagangan 749.576 saham. Nilai transaksi Rp 8,8 miliar.

Promosi 1

Rights Issue, Emiten INET Terbitkan 12,80 Miliar Saham

Sebelumnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) akan menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam aksi korporasi itu, Perseroan akan menerbitkan 12,80 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 10 per saham.

Jumlah saham  yang diterbitkan ke publik maksimal 57,14% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.

Setiap pemegang tiga saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada 27 November 2025 berhak atas empat HMETD. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Dengan demikian, dana yang didapatkan dari rights issue mencapai Rp 3,2 triliun.

Bersamaan dengan rights issue, Perseroan juga menerbitkan 3,07 waran seri II yang menyertai saham baru atau maksimal 13,71% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri II diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang melaksanakan haknya dalam PMHMETD I.

Pelaksanaan Waran

Setiap pemegang HMETD yang melaksanakan 25 saham baru Perseroan dalam rights issue berhak memperoleh delapan lembar waran seri II. Di mana setiap lembar waran seri II memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel. Dana yang didapatkan dari waran sebesar Rp 921,6 miliar.

"Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan dalam rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan atau dilusi maksimal 57,14% dari total porsi kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham,” demikian seperti dikutip.

Dana Hasil Rights Issue

Dana hasil rights issue antara lain dipakai untuk penyetoran modal kepada anak perusahaan yaitu GPI sebesar Rp 2,8 triliun. Seluruh dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH (Fiber To The Home) dengan teknologo termutakhir yaitu WIFI 7 untuk 2 juta homepass yang berlokasi di Pulau Bali dan Pulau Lombok.

Dana Hasil Rights Issue Lainnya

Selain itu, sekitar Rp 213,44 miliar akan dipakai untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak yakni PFI. Kemudian Sekitar Rp 135 miliar akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak yakni IAB. Anak usaha Perseroan itu akan memakai dana IAB untuk modal kerja dalam pembangunan fiber to the home di Jawa.

“Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, termasuk namun tidak terbatas untuk biaya pembelian perlengkapan penunjang, biaya pengembangan layanan, biaya pemasaran, pelatihan dan biaya overhead lainnya,” demikian seperti dikutip.

Sedangkan seluruh dana hasil pelaksanaan Waran Seri II akan digunakan oleh Perseroan maupun Perusahaan anak sebagai modal kerja.

Dalam aksi korporasi ini, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara selaku pemegang 60,62% saham INET akan melaksanakan seluruh HMETD yang akan diperoleh sejumlah 7,14 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Dengan demikian, Perseroan akan melaksanakan rights issue sebesar Rp 1,78 triliun.

Adapun Abadi Kreasi Unggul Nusantara akan menjadi pembeli siaga jika saham baru yang ditawarkan dalam rights issue tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang saham Perseroan dengan jumlah saham maksimal 5,65 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 250. Total nilai dalam rights issue itu sebesar Rp 1,41 triliun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |