SoftBank Kucurkan Investasi Rp 374 Triliun ke OpenAI

1 day ago 17

Liputan6.com, Jakarta - SoftBank telah menyetujui angsuran kedua investasi senilai USD 22,5 miliar atau Rp 374,10 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.626) untuk OpenAI. Investasi tersebut melengkapi investasi senilai USD 30 miliar atau Rp 498,80 triliun di OpenAI.

Mengutip Channel News Asia, Minggu (26/10/2025), dewan direksi grup investasi Jepang itu telah menyetujui angsuran dengan syarat startup kecerdasan buatan tersebut telah menyelesaikan restrukturisasi perusahaan. Hal ini yang akan membuka jalan bagi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), menurut sumber.

Adapun SoftBank dan OpenAI tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Dana investasi itu akan melengkapi putaran pendanaan senilai USD 41 miliar atau Rp 681,70 triliun yang diumumkan pada April.

SoftBank sebelumnya telah setuju mendanai OpenAI dengan dana USD 10 miliar pada pertengahan April dan tambahan USD 30 miliar pada Desember, dengan syarat perusahaan AI tersebut beralik ke struktur nirlaba pada akhir tahun.

Namun, perusahaan investasi teknologi tersebut mengatakan, jika restrukturisasi OpenAI gagal, jumlah investasi akan turun menjadi USD 20 miliar atau Rp 332,53 triliun.

Promosi 1

Tembus Rp 8 Triliun, OpenAI Jadi Startup Termahal di Dunia

Sebelumnya, OpenAI, perusahaan pengembang ChatGPT, kini resmi menyandang predikat sebagai startup paling mahal di dunia.

Dikutip dari ABC News, Selasa (7/10/2025), nilai valuasinya melonjak hingga USD 500 miliar atau sekitar Rp 8 triliun, menggeser posisi SpaceX milik Elon Musk dan perusahaan induk TikTok, ByteDance.

Kenaikan fantastis ini terjadi setelah perusahaan menjual sebagian sahamnya dalam upaya mempertahankan para karyawan terbaiknya.

Menurut sumber yang tidak ingin diungkap identitasnya, karyawan aktif dan mantan pegawai OpenAI menjual saham senilai USD 6,6 miliar kepada sejumlah investor besar.

Langkah ini mendorong valuasi perusahaan AI itu naik pesat. Beberapa nama besar yang ikut membeli saham di antaranya Thrive Capital, Dragoneer Investment Group, T. Rowe Price, SoftBank, serta perusahaan asal Uni Emirat Arab, MGX, ungkap sumber tersebut pada Kamis, dilansir dari ABC News.

Nilai fantastis ini mencerminkan besarnya harapan investor terhadap masa depan teknologi AI ini.

OpenAI pun konsisten menunjukkan perkembangannya sejak berdiri sebagai lembaga riset nirlaba pada tahun 2015. Meskipun mengalami lonjakan nilai, perusahaan yang bermarkas di San Fransisco ini belum mencetak keuntungan.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan “AI bubble” jika produk seperti ChatGPT tidak mampu memenuhi harapan para investor yang telah menanamkan dana besar.  

Tantangan OpenAI

CEO OpenAI, Sam Altman, berusaha menepis kekhawatiran itu. Dalam kunjungan ke kompleks pusat data raksasa di Abilene, Texas, Altman menyebut bahwa perjalanan bisnis teknologi selalu diwarnai pasang surut.

“Selama sepuluh tahun kami beroperasi dan dalam puluhan tahun ke depan, akan selalu ada masa naik-turun. Ada yang berinvestasi berlebihan hingga merugi, dan ada yang kurang berinvestasi hingga kehilangan peluang besar,” ujarnya.

Altman menambahkan, perusahaan pasti akan membuat beberapa keputusan investasi yang kurang tepat dan mengalami fluktuasi jangka pendek.

Namun, ia optimistis bahwa dalam jangka panjang, AI akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, sekaligus membawa kemajuan besar di bidang ilmu pengetahuan, kualitas hidup, dan kreativitas manusia.

Luncurkan 2 Bisnis Baru

Sejalan dengan semangat ekspansi tersebut, OpenAI juga meluncurkan dua lini bisnis baru.

Pertama, kerja sama dengan Etsy dan Shopify yang memungkinkan pengguna berbelanja daring langsung melalui ChatGPT. Kedua, kerja sama dengan aplikasi media sosial Sora, yang dirancang untuk membuat dan membagikan video berbasis AI. 

Walau terus berkembang cepat, OpenAI masih menghadapi tantangan untuk menyaingi kompensasi dan fasilitas yang diberikan perusahaan teknologi besar yang sudah tercatat di bursa.

Meta Platforms, induk perusahaan Facebook, misalnya, tengah gencar merekrut insinyur AI berpengalaman dan baru saja menginvestasikan USD 14,3 miliar di perusahaan AI Scale, yang berhasil merekrut CEO-nya, Alexandr Wang

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |