Bank Mandiri Kantongi Laba Rp 37,7 Triliun di Kuartal III 2025, dari Sini Sumbernya

16 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih senilai Rp 37,7 triliun pada kuartal III 2025. Pencapaian itu disokong oleh pendapatan bunga bersih maupun non bunga yang saling tumbuh.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini melaporkan, bank berkode emiten BMRI ini meraup pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 4,9 persen secara tahunan (YoY), mencapai Rp 78,3 triliun.

"Dengan pendapatan non bunga tumbuh 7,97 persen year on year atau mencapai Rp 33,2 triliun," jelas Novita dalam paparan kinerja Kuartal III 2025 Bank Mandiri secara virtual, Senin (27/10/2025).

Secara keseluruhan, total pendapatan Bank Mandiri di kuartal III 2025 tumbuh sebesar 4,79 persen year on year hingga mencapai Rp 112 triliun.

Hingga akhir September 2025, total aset konsolidasi Bank Mandiri juga turut meningkat dan mencapai Rp 2.563 triliun, naik 10,3 persen secara tahunan.

"Hingga triwulan ketiga 2025, Bank Mandiri mencatatkan PPOP (pendapatan operasional sebelum menghitung kerugian) sebesar Rp 61,9 triliun. Dengan laba bersih sebesar Rp 37,7 triliun dan total aset mencapai Rp 2.563 triliun," terang Novita.

Promosi 1

Salurkan Kredit Rp 1.764 Triliun

Bank Mandiri juga mencatat penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.764,32 triliun, tumbuh 10,3 persen secara tahunan.

Jumlah itu juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,70 persen YoY menurut data Bank Indonesia (BI)

Pada akhir September 2025, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross bank only tercatat 1,03 persen. Dengan rasio pencadangan atau coverage ratio tetap terjaga pada level 271 persen.

Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13 persen (YoY) menjadi Rp 1.884 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Komposisi CASA tetap dominan sebesar 69,3 persen.

Bank Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 412,13 Triliun

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali menegaskan perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mengakselerasi pemerataan pembangunan nasional dengan mengoptimalkan penyaluran kredit infrastruktur.

Langkah ini merupakan upaya Bank Mandiri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan, memperluas lapangan pekerjaan, dan mempercepat transformasi ekonomi nasional menuju Indonesia Maju 2045.

Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyampaikan bahwa dukungan Bank Mandiri terhadap pembiayaan infrastruktur sejalan dengan Asta Cita Pemerintah Presiden Prabowo Subianto terutama dalam misi memperkuat konektivitas antar wilayah, meningkatkan produktivitas rakyat, serta mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

“Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memainkan peran penting sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat fondasi ekonomi bangsa melalui pembiayaan infrastruktur. Langkah ini bukan hanya membangun jalan, jembatan, atau bandara, tetapi juga membuka jalan bagi masyarakat untuk tumbuh, berdaya, dan sejahtera,” ujar Ossy sapaan akrab Ashidiq di Jakarta, dikutip Kamis (16/10/2025).

Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyaluran kredit infrastruktur Bank Mandiri mencapai Rp 412,13 triliun hingga Agustus 2025, berdasarkan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 38 Tahun 2015. Nilai ini tumbuh 15,23% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 357,65 triliun.

Menyalurkan ke Subsektor Strategis

Ossy menjabarkan, kredit tersebut telah disalurkan ke berbagai subsektor strategis, termasuk jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat, fasilitas kota, hingga konstruksi. Pembiayaan ini mencakup pembangunan proyek-proyek vital seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jaringan kereta api yang kini telah memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan dunia usaha.

“Penyaluran ini merupakan wujud nyata peran Bank Mandiri dalam mendukung pembangunan infrastruktur di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kami meyakini pembangunan infrastruktur memiliki multiplier effect terhadap perekonomian mulai dari penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan konektivitas antarwilayah, hingga mendorong investasi di sektor-sektor produktif,” tambahnya.

Lanjutnya, subsektor transportasi menjadi kontributor terbesar dengan penyaluran kredit infrastruktur tersebut mencapai Rp 121,44 triliun, tumbuh 33,9% yoy. Sementara itu, subsektor jalan meningkat 18,1% yoy menjadi Rp 55,81 triliun.

Pembiayaan untuk migas dan energi terbarukan tumbuh 16,3% yoy menjadi Rp 39,66 triliun, dan telematika mencapai Rp 40,16 triliun atau naik 11,0% yoy.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |