Duka Mendalam di Keraton Solo, Penjaga Harmoni dalam Kesederhanaan Telah Tiada

23 hours ago 2

Liputan6.com, Solo - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo sedang diliputi duka mendalam. Sinuhun Pakubuwono XIII mangkat di Rumah Sakit Indriati Solo Baru pada Minggu (2/11/2025) pagi.

Kepergiannya meninggalkan kekosongan besar di hati para abdi dalem dan sentana, yang selama ini mengabdi dengan penuh hormat.

Sejak diumumkan, suasana haru menyelimuti kompleks Keraton Kasunanan Surakarta. Doa-doa mengalun khidmat dari para abdi dalem dan masyarakat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Air mata kesedihan tak terbendung, seolah menggambarkan betapa besar rasa kehilangan yang dirasakan oleh keluarga besar keraton dan masyarakat.

Pakubuwono XIII naik takhta pada 10 September 2004 menggantikan ayahnya, Pakubuwono XII. Meski sempat terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh keraton, situasi akhirnya mereda melalui rekonsiliasi yang menjunjung tinggi kearifan lokal.

PB XIII dikenal bijak menjaga marwah Keraton Surakarta, menjadikannya relevan sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa dan simbol kebudayaan Jawa yang luhur.

Salah satu sentana dalem, Kanjeng Pangeran Aryo Prof. Dr. Henry Indraguna Pradatanagoro, SH, MH, mengaku sangat terpukul dengan kepergian sang raja.

“Meninggalnya beliau sejatinya adalah momen pembebasan roh mulia. Sekaligus juga membukakan pintu transformasi positif,” tutur Henry dengan nada penuh haru.

Bukan Cuma Pemimpin Spritual

Ia menilai PB XIII bukan hanya pemimpin spiritual, melainkan juga sosok kemanusiaan yang menanamkan pentingnya harmoni di tengah derasnya modernisasi. Ia menyinggung kisah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand sebagai pembanding.

“Visi itu akarnya adalah moderasi kebijaksanaan dan ketahanan diri yang akhirnya sukses mengubah wajah Thailand melalui proyek seperti ‘New Theory Agriculture’ di Provinsi Phetchaburi sejak 1980-an,” ujarnya.

Menurutnya, semangat serupa juga tercermin pada PB XIII yang selalu menekankan kesederhanaan dan kesejahteraan rakyat sebagai warisan utama bagi masyarakat Solo. Ia juga menyoroti perhatian PB XIII terhadap pendidikan karakter dan nilai antikorupsi.

“Contohnya, pada 2010-an, PB XIII mendukung workshop kolaboratif dengan universitas lokal bagi abdi dalem dan pemuda, di mana peserta belajar kepada undang-undang sekaligus meditasi Jawa untuk ketahanan mental,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu abdi dalem yang bertugas sebagai Penghulu Tafsir Anom Keraton Kasunanan Surakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Muhammad Muhtarom mengaku ikut berbelasungkawa atas mangkatnya Raja Pakubuwono XIII di RS Indriati, Solo Baru pada hari ini, Minggu (2/11/2025).

“Semoga beliau husnul khatimah, amin,” kata Muhtarom pada Minggu (2/11/2025).

Sebagai Penghulu Tafsir Anom, Muhtarom mengaku memiliki hubungan yang selaras dengan mendiang Sinuhun Paku Buwono XII.

Sebagai panatagama, lanjut dia, Raja Pakubuwono XIII memberikan perintah dan masukan kepadanya terkait hubungan antara agama dan budaya di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta.

“Selama ini kami membangun hubungan yang harmonis dengan Sinuhun, apapun yang didawuhkan oleh Sinuhun kita lakukan. Kan karena beliau sebagai panatagama gitu, jadi Abdurrahman Khalifatullah Sayyidin Panatagama maka dawuh-dawuh beliau, tanggung jawab beliau terhadap penataa keagamaan ini yang langsung maupun tidak langsung kepada kami, kita serahkan dengan baik-baik,” ujar dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |