Dekat IKN, Kota Bontang Jadi Incaran Investor Hotel dan Pariwisata

15 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Bontang mulai membuka ruang investasi yang lebih luas di sektor perhotelan dan pariwisata. Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa kota berjuluk Kota Taman tersebut tidak lagi semata bertumpu pada aktivitas industri dan energi seperti sebelumnya.

Ketua Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan (ULS-PSDB) Universitas Mulawarman (Unmul), Rahcmad Budi Suharto, mengatakan sektor perhotelan dapat berperan sebagai pilar penting dalam memperkuat ekonomi daerah. Selain menambah pendapatan, sektor ini dinilai mampu mendorong tumbuhnya UMKM serta ekonomi kreatif berbasis masyarakat.

“Bontang memiliki potensi perhotelan yang sangat besar. Letaknya strategis, kunjungan bisnis tinggi, dan pariwisata pesisirnya mulai tumbuh. Kini saatnya investor hotel masuk, karena ekosistemnya sedang terbentuk,” jelasnya.

Secara geografis, Bontang berada di kawasan pesisir Kalimantan Timur dan berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN). Posisi ini menjadikannya simpul pergerakan bisnis, energi, dan wisata regional.

Selama ini, Bontang identik dengan keberadaan perusahaan besar seperti PT Badak LNG dan Pupuk Kaltim. Aktivitas industri yang padat memicu kebutuhan akomodasi representatif untuk tamu bisnis, teknisi, serta kunjungan pemerintahan yang terus meningkat.

“Hal ini juga untuk menghidupkan sektor pariwisata bahari dan ekonomi kreatif,” sebutnya.

Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) ikut mendorong realisasi investasi hotel sebagai strategi jangka panjang memperkuat daya saing kota. Beberapa lahan strategis sedang dikaji, termasuk wacana pemanfaatan rumah jabatan Wali Kota di Jalan Awang Long untuk mendukung pembangunan hotel bisnis dan konferensi.

Menurut Rahcmad, kehadiran hotel berbintang bukan sekadar pembangunan fasilitas, tetapi menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi baru. Kehadiran hotel akan menggerakkan berbagai sektor pendukung seperti kuliner, laundry, transportasi, hingga industri kreatif dan suvenir.

Dengan meningkatnya lama tinggal wisatawan (length of stay), potensi pajak hotel dan restoran turut terangkat tanpa menambah beban pungutan baru bagi warga.

“Hotel tidak hanya memberi pajak, tapi juga menumbuhkan ekonomi di sekitarnya. UMKM tumbuh, masyarakat bekerja, dan ekonomi daerah bergerak bersama,” imbuh Rahcmad.

Upaya memperkuat iklim investasi juga didukung deregulasi perizinan yang kini terintegrasi digital. DPMPTSP menerapkan pelayanan cepat, transparan, dan berorientasi pada kenyamanan investor. Pemerintah daerah turut menata infrastruktur kota serta membuka ruang bagi zona bisnis baru melalui tata ruang yang lebih adaptif.

Langkah ini sejalan dengan visi pembangunan yang dikenal dengan slogan “Bontang Berbenah”, yang menekankan transformasi, kolaborasi, dan inovasi lintas sektor.

Pemerintah daerah ingin memastikan perubahan ekonomi tidak hanya menguntungkan pelaku industri besar, tetapi memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Selain energi, Bontang kini mulai memetakan potensi wisata bahari, spot selam, dan kegiatan pesisir yang tengah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi peluang bagi investor hotel untuk menangkap pasar wisata yang mulai bergerak.

“Peluang besar terbuka bagi para investor yang ingin menjadi bagian dari perubahan ini terutama dalam menghadirkan hotel modern, nyaman, dan berkelas di jantung Kota Bontang,” pungkas Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Unmul Samarinda itu.

Dengan investasi yang tepat, Bontang diproyeksikan melaju sebagai kota dengan ekosistem bisnis dan pariwisata yang terintegrasi, membuka lapangan kerja, serta menumbuhkan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |