Sakit Hati Berujung Maut, Ini Kronologi Pria di Lampung Bunuh Mantan Istri Karena Dituding Selingkuh

2 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengungkap kronologi pembunuhan sadis yang dilakukan BN alias Ayung (34) terhadap mantan istrinya, TF (31), di rumah korban di Perumahan Bumi Kedamaian, Jalan Ratu Lengkara, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung, Sabtu dini hari (1/11/2025).

Wakapolresta Bandar Lampung, AKBP Erwin Irawan menjelaskan bahwa aksi pembunuhan itu telah direncanakan oleh pelaku. Ayung diketahui masuk ke rumah korban menggunakan kunci cadangan yang masih ia simpan sejak masih menjadi suami istri.

“Pelaku ini sudah merencanakan pembunuhan di rumahnya. Ia menuju rumah korban dengan membawa kunci rumah yang memang dahulu dipegang saat masih menikah,” kata Erwin di Mapolresta Bandar Lampung, Sabtu (1/11/2025).

Setelah tiba di rumah korban sekitar pukul 03.14 WIB, pelaku langsung masuk melalui pintu depan dan menuju dapur. Di sana, ia mengambil cobek dan dua bilah pisau yang kemudian digunakan untuk menghabisi nyawa korban.

“Setelah masuk kamar korban, sempat terjadi perlawanan. Namun, korban kalah dan dipukul dengan batu cobek di bagian kepala. Korban lalu didorong ke kasur dan ditusuk di bagian leher serta badan hingga meninggal dunia,” ujarnya.

Motif pelaku, lanjut Erwin, dilatarbelakangi sakit hati karena dituduh selingkuh hingga digugat cerai oleh korban. Ia juga merasa tersinggung setelah membaca unggahan di media sosial yang menyebut dirinya berselingkuh dengan wanita lain.

“Pelaku mengaku kesal karena merasa nama baiknya dijelekkan oleh korban di media sosial,” ungkapnya.

Diketahui, TF tinggal seorang diri di rumah tersebut setelah berpisah dari Ayung sekitar satu tahun lalu. Meskipun sudah bercerai, keduanya sempat masih berkomunikasi selama masa idah.

Polisi kini telah menetapkan Ayung sebagai tersangka dan menjeratnya dengan pasal pembunuhan berencana. Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau pidana mati.

Penangkapan Ayung Berlangsung Dramatis

Sebelumnya, suasana mencekam saat proses penangkapan terduga pelaku pembunuhan seorang karyawati biro jasa yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar tidurnya.

Polisi berpakaian dinas dan preman mencoba secara persuasif agar terduga pelaku berinisial BN alias Ayung (32) yang bersembunyi di bawah ranjang tidur kamar lainnya di dalam rumah korban untuk menyerahkan diri.

"Kami dari Polresta Bandar Lampung, atas nama Undang-Undang, sebaiknya kamu menyerahkan diri," ujar salah satu perwira polisi saat proses penangkapan.

Meski sudah berulang kali diperingati, namun terduga pelaku enggan untuk keluar dari bawah ranjang tidur tempatnya bersembunyi.

"Keluar kamu, atau kami beri tindakan tegas. Cepat keluar, angkat kedua tangan, letakkan pisau yang kamu pegang itu," tegas polisi meminta pelaku bersikap kooperatif.

Polisi yang berpakaian preman dari Unit Reskrim Polsek Tanjung Karang Timur kemudian berupaya melakukan upaya paksa dengan menarik pelaku dari bawah ranjang. Pelaku BN akhirnya berhasil diamankan.

Polisi kemudian memborgol kedua tangan pelaku agar tidak melakukan perlawanan. Dua bilah senjata tajam jenis pisau turut diamankan dari tangan pelaku sebagai barang bukti.

Warga yang geram sempat mencoba menyerang pelaku ketika hendak dibawa menggunakan mobil patroli polisi.

Polisi bahkan sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan puluhan warga yang berkerumun di depan rumah korban.

“Jangan ada yang main hakim sendiri, serahkan proses hukumnya kepada pihak kepolisian,” tegas Kapolsek Tanjung Karang Timur, Kompol Kurmen Rubiyanto, di lokasi kejadian.

Sementara itu, sejumlah kerabat korban terlihat histeris dan berteriak memaki pelaku saat dibawa pergi.

Kesaksian Warga

Menurut salah satu warga, Faisal, peristiwa terjadi pada sekira pukul 04.30 WIB. Saat itu, terdengar suara gaduh dari dalam rumah korban yang disusul suara terikan meminta tolong.

Warga yang curiga dengan teriakan tersebut, mencari sumber suara karena khawatir dengan keselamatan korban yang diketahui tinggal seorang diri.

Tetangga kemudian menghubungi petugas keamanan setempat yang langsung diteruskan oleh kepolisian.

"Kalau setahu kami di sini, korban memang tinggal sendiri, jadi kami dengar ada suara ribut-ribut dari dalam rumah, suara minta tolong gitu sekitar habis salat subuh tadi," kata Faisal, ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (1/11).

Menurut warga, sejak berpisah dengan suami selama setahun, korban jarang terlihat bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Korban ini sibuk bekerja, berangkat pagi, pulang petang, di biro jasa perpanjangan dokumen kendaraan. Makanya kami kaget, terjadi peristiwa seperti ini," terang dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |