Menengok Persiapan Imogiri Jelang Pemakaman Pakubuwono XIII

Liputan6.com, Jakarta Duka menyelimuti Tanah Jawa. Kabar berpulangnya Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwono XIII menggema dari Surakarta, Minggu (2/11/2025) pagi. Sang Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat wafat pada pukul 07.30 WIB di RS Indriati Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Jenazah Pakubuwono XIII rencananya dimakamkan di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat peristirahatan abadi para raja Mataram dan penerus dinasti agung Jawa.

Suasana di kawasan Makam Raja-Raja Imogiri tampak hening dan penuh khidmat. Abdi dalem mulai menyiapkan seluruh perlengkapan pemakaman, termasuk keranda pusaka dan busana abdi dalem yang hanya digunakan saat pemakaman raja.

“Keranda dan busana pemakaman ini peninggalan turun-temurun. Keranda sudah ada sejak zaman Paku Buwono I, sementara seragam abdi dalem dibuat sekitar tahun 1755,” ungkap Suradal, Bupati Juru Kunci Makam Raja raja, saat ditemui di lokasi.

Keranda pusaka itu terbuat dari kayu jati pilihan dengan warna putih gading yang melambangkan kesucian. Untuk mengusungnya, dibutuhkan empat batang bambu panjang yang diangkat oleh 24 abdi dalem Surakarta.

“Keranda ini berat, apalagi makam berada di atas bukit. Kami harus menapaki ratusan anak tangga,” tutur Suradal lirih.

Dalam prosesi nanti, para abdi dalem akan mengenakan baju abu-abu berlis merah dengan peci hitam—seragam yang hanya dipakai untuk menghantar raja ke peristirahatan terakhir.

"Seragam ini tanda bakti terakhir kami," kata Suradal.

Meski cuaca di Imogiri kerap diliputi mendung dan hujan, para abdi dalem tetap bersiap melaksanakan prosesi dengan penuh ketulusan. Mereka akan mengiringi jenazah, menunaikan salat jenazah, hingga mengantarkan ke liang lahat.

"Yang dari Surakarta bertugas memakamkan, sementara rombongan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan datang melayat memberi penghormatan terakhir," tambahnya.

Sore harinya, suasana Imogiri semakin hening. Sebuah truk pengangkut pasir berhenti di area bawah kompleks makam. Pasir itu digunakan untuk menyiapkan liang lahat tempat peristirahatan terakhir sang raja.

"Itu untuk membuat liang lahat, karena memang belum disiapkan. Nanti beliau akan dimakamkan di sisi Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, ayahandanya," jelas Suradal.

Pakubuwono XIII akan bersemayam bersama para leluhur Kasunanan Surakarta, menyatu kembali dalam satu garis sejarah panjang Mataram Islam.

Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri bukan sekadar tempat peristirahatan. Ia menjadi simbol keagungan, kesetiaan, dan kesinambungan spiritual antara manusia dan sejarah. Setiap anak tangga yang didaki, setiap dupa yang menyala, dan setiap kain kafan yang dibentangkan mengandung kisah pengabdian yang diwariskan lintas generasi.

Kini, di bawah langit kelabu dan embusan angin pegunungan, para abdi dalem kembali menunaikan tugas mulia: menghantar sang raja ke pangkuan bumi Mataram.

Raja telah berpulang, namun kebesaran Kasunanan Surakarta tetap hidup terjaga di tangan mereka yang setia menjaga pusaka, di tanah suci yang menampung para raja, dan di hati rakyat yang masih menyebut nama Paku Buwono XIII dengan doa dan hormat mendalam.