Cerita di Balik Viral Murid SD Papua Minum Air dari Botol Bekas Cuci Piring

Liputan6.com, Jakarta Viral video siswa murid SD di Papua yang menggunakan botol bekas cuci piring untuk pengganti botol minum. Video yang diunggah lewat akun instagram @abdi_bewok telah ditonton ribuan kali dan dan dibagikan ratusan kali oleh nitizen.

Pengunggah video tersebut ternyata Muhammad Abdi Abbas, Kepala Sekolah, sekaligus guru di SD Negeri Niwerawar, Distrik Pantai Barat, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua.

Liputan6.com yang menghubungi Abdi lewat gawainya menjelaskan dampak video viral itu, sekolah yang letaknya 1 jam 30 menit dari pusat Kota Sarmi, ibu kota Kabupaten Sarmi, mendapatkan banyak bantuan botol minum dari nitizen. Bukan hanya itu saja, bantuan gratis alat tulis dan perlengkapan sekolah lainnya juga diberikan untuk para siswa.

“Saat ini, kami kebanjiran bantuan. Ada botol minum, alat tulis, seragam dan perlengkapan sekolah lainnya. Terima kasih orang baik dan nitizen yang sangat peduli dengan para siswa,” kata Abdi.

Abdi menceritakan kejadian dalam video tersebut. Peristiwa terjadi saat para siswa di sekolah sedang makan bersama.

Seperti biasa, dirinya mengambil video aktivitas di sekolah dan hari itu tidak menyangka melihat kejadian yang sangat menyentuh hati.

“Botol minum dari bekas pencuci piring itu milik Siprianus, kelas 3 SD. Saya tak menyangka video itu akan viral. Unggahan itu sudah ditonton jutaan kali dan dibagikan ribuan kali,” kata Pak guru Abdi yang mengajar kelas 2 dan 3 SD.

Dia mengakui dampak dari video viral itu, akhirnya sekolah menjadi perhatian dan banyak yang memberikan apresiasi, berupa memberikan botol minum, bahkan makanan untuk dimakan bersama.

SD Negeri Niwerawar Sarmi hanya memiliki 20 orang siswa yang terdiri dari 3 kelas rombongan belajar. Sampai saat ini, sekolah tersebut belum mendapatkan MBG.

Abdi menjelaskan hampir setiap hari dirinya memasak untuk 20 anak tersebut.

“Uangnya dari kantong pribadi. Saya sengaja memberikan makan gratis dari dana pribadi, agar anak-anak lebih rajin ke sekolah. Makanan itu saya buat dari rumah. Bila tidak sempat, saya minta bantu sama orang tua siswa atau jalan pintasnya kalau memang sudah tidak sempat memasak, kadang beli jadi untuk dibagikan ke siswa,” jelasnya.

Dia memberikan makanan untuk para siswa, jauh sebelum ada ada program MBG dari pemerintah. “Saya sering membuat video dan foto tentang makan bersama di sekolah dan dari unggahan itu, banyak teman-teman dari media sosial juga membantu makanan,” ujar pak guru Abdi yang sudah 3 tahun mengajar di sekolah itu.