Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan saham pekan ini akan berlangsung hanya 4 hari, yakni Senin-Kamis 23-26 Juni 2025. Pada periode tersebut, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan mengimbau para trader untuk mencermati dua sentimen kunci terkait geopolitik dan energi.
"Geopolitik antara Israel-Iran masih krusial. Jika konflik mereda, minyak turun dan saham konsumen terangkat. Sebaliknya, jika eskalasi meningkat, pasar energi naik dan sektor pertahanan mendapat keuntungan," tegas David. dalam risetnya, Senin (23/6/2025).
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 3,61% dalam sepekan di level 6.907 dibandingkan pekan sebelumnya pada penutupan perdagangan, Jumat, 20 Juni 2025. Di masa penurunan IHSG ini investor asing melakukan penjualan (outflow) mencapai Rp 4,6 triliun di pasar reguler.
Di sisi lain, secara teknikal IHSG saat ini sudah menembus area psikologis 7.000 yang menandakan kecemasan pelaku pasar.
"Ada pattern double top pada timeframe daily IHSG dan hal ini di konfirmasi pada perdagangan jumat lalu bahwa area neckline dari double top sudah tertembus dan cenderung mengarah bearish," tegas David
David berpendapat pelemahan IHSG dipengaruhi sentimen global dan domestik. Dari global ada political will US yang membuat investor global sedikit lega setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda aksi militer di Timur Tengah dalam dua minggu untuk memberi ruang diplomasi.
Kendati demikian, volatilitas masih tinggi karena ketidakpastian geopolitik dan harga minyak yang fluktuatif di sekitar USD 75–78 per barel.
Sentimen Suku Bunga
Selanjutnya terkait suku bunga The Fed yang dipertahankan di 4,25–4,50%, pelaku pasar melihat kebijakan ini lebih mengarah hawkish karena inflasi masih tinggi, sedangkan Swiss dan Norwegia justru memotong suku bunga sebagai respons terhadap tekanan mata uang dan ekonomi lokal.
Sementara itu dari domestik, ada suku bunga Bank Indonesia yang ditahan di leveli 5.50. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas rupiah, khususnya menyusul penguatan dolar Amerika Serikat dan tekanan eksternal dari kebijakan suku bunga AS.
Selanjutnya terkait potensi energi terbarukan, Indonesia menargetkan 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025, sebuah langkah signifikan menuju transisi energi bersih.
Rekomendasi Saham
Merespons dinamika pasar terkini, PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menawarkan rekomendasi sejumlah saham yang menarik diperhatikan:
1. Buy BRPT (Current Price): 1.500, Entry: 1.500, Target Price: 1.600 (6,67%), Stop Loss: 1.445 (-3,67%) dan Risk to Reward Ratio 1 : 1,8).
Secara teknikal sampai dengan saat ini BRPT bergerak dalam fase uptrend. Fase retrace dan konsolidasi ini memberikan area entry yang cukup baik dengan risiko yang terukur. Di sisi lain, pemerintah Indonesia di tahun 2025 menargetkan untuk mulai transisi ke energi yang bersih maka BRPT akan menjadi salah satu favorit.
2. Buy BBNI (Current Price): 4.110, Entry: 4.110, Target Price: 4.300 (4,62%), Stop Loss: 4.050 (-1,46%), Risk to Reward Ratio 1:3,2).
Meskipun BBNI secara teknikal bergerak turun, saat ini adalah saat yang tepat di area support. Entry point di area sekarang memberikan risiko yang sangat terukur terdukung BI yang menahan suku bunga akan menjadi sentimen yang menarik bagi emiten perbankan.
3. Buy ISAT (Current Price): 2.100, Entry: 2.100, Target Price: 2.250 (7,14%), Stop Loss: 2.020 (-3,81%) dan Risk to Reward Ratio 1:1,9).
Sampai dengan saat ini ISAT bergerak dalam tren yang sangat baik, terlihat dari candlestick terus bergerak di atas MA5. Jika area konsolidasi ini berhasil di-breakout dengan volume maka akan sangat menarik.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.