Usai RDP dengan DPR, HPMPI Desak Pertamina Atasi Krisis Pertamax di Bengkulu

12 hours ago 7

Liputan6.com, Bengkulu - Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) menyuarakan harapannya agar kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Provinsi Bengkulu bisa segera diatasi.

Harapan itu muncul usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPR RI Komisi VI dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Kamis (22/5/2025).

Ketua Umum DPP HPMPI, Steven menyampaikan bahwa keterlambatan distribusi BBM di Bengkulu, khususnya untuk jaringan Pertashop, harus menjadi perhatian serius Pertamina.

"Kami berharap adanya tindak lanjut atas keterlambatan suplai BBM di Bengkulu, khususnya Pertamax untuk Pertashop. Semoga setelah RDP ini bisa segera ditangani," ujar Steven, Jumat (23/5/2025).

Menurut Steven, aspirasi tersebut telah disampaikan langsung oleh anggota Komisi VI DPR RI, Firnando H Ganinduto, kepada jajaran direksi Pertamina dalam forum resmi tersebut.

Masalah Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai Jadi Sorotan di DPR

Masalah utama yang memicu kelangkaan BBM di Bengkulu adalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu. Steven mengungkapkan bahwa dirinya telah menemui beberapa anggota DPR RI Komisi V dan VI untuk menyampaikan keluhan tersebut.

“Kondisi pendangkalan ini sangat berdampak pada operasional kapal, termasuk kapal pengangkut BBM Pertamina yang tidak bisa bersandar. Ini sudah berlangsung hampir dua bulan," jelas dia.

Akibat kondisi itu, distribusi BBM terpaksa dialihkan lewat jalur darat dari provinsi tetangga, yang kapasitasnya sangat terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan Pertashop di Bengkulu.

Steven menyebut, Dirut Pelindo juga telah dihubungi langsung oleh anggota DPR, dan dijanjikan kapal keruk akan tiba pada minggu ketiga Mei 2025 untuk mulai normalisasi alur pelabuhan.

Pertashop Derita Kerugian Miliaran Akibat Tersendatnya Suplai BBM

Akibat terganggunya distribusi BBM, HPMPI mencatat kerugian kolektif sekitar Rp15 miliar yang diderita oleh lebih dari 150 Pertashop yang masih beroperasi di Bengkulu.

“Pertashop harus menanggung biaya operasional harian tanpa adanya BBM yang bisa dijual. Ini kondisi yang berat," ujar Steven.

Dia bilang, suplai BBM Pertamax untuk seluruh jaringan Pertashop di Bengkulu seharusnya mencapai lebih dari 90 ton, namun dalam beberapa pekan terakhir hanya menerima pasokan sebanyak 16 ton dari Fuel Terminal Pulau Baai.

"Minimnya armada mobil tangki dan distribusi yang tidak menentu semakin memperparah kondisi di lapangan. Kami berharap pemerintah dan Pertamina segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini dan menyelamatkan kelangsungan bisnis Pertashop di daerah," kata dia.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |