Tak Tersentuh Fasilitas Kesehatan Layak, Mereka 'Pergi' Dalam Sunyi

5 hours ago 4

Liputan6.com, Kendari - Sejumlah kasus kematian di Kota Kendari, menyisakan kisah sedih. Mereka, mati tanpa ditemani sanak famili. Salah satu penyebabnya, kondisi ekonomi yang menyedihkan hati.

Kelak, kisah mereka yang abadi akan menjadi petuah bagi generasi. Bahwa, pelayanan kesehatan mesti mutlak diperhatikan oleh para penyusun dan pelaksana regulasi. Sebab, suatu hari nanti, adalah sebuah kepastian mereka bakal menagih haknya di dunia terpenuhi di hadapan Ilahi.

Kasus kematian pertama, seorang pedagang ikan berinisial SA (57), ditemukan tergeletak tak bernyawa di dalam kamar kosnya, Jumat (16/5/2025) di pesisir Kendari.

SA merupakan warga Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Pria yang kos sendiri ini, berasal dari Pulau Sarappo Lompo Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Awalnya, kematian SA, terungkap ketika ibu pemilik kos merasa curiga saat korban tak kunjung keluar kamar seperti biasa. Pemilik kos yang diketahui bernama Sunggu (53), kemudian berinisiatif mengintip ke dalam kamar. Ternyata, saat diperiksa ia melihat SA sudah dalam kondisi terbaring di lantai.

Ibu kos langsung berupaya menghubungi anggota Polres Kendari. Setelah kejadian, beberapa anggota Polsek Kemaraya langsung mendatangi TKP.  

Menurut salah seorang keluarga korban, HS, sehari sebelumnya Kamis (15/5/2025), sempat bertemu dan berbicara dengan korban. Saat itu, korban sempat mengeluh sakit pada bagian dada.

Namun, ia memilih tak ke rumah sakit, diduga tak punya biaya mencukupi. Korban, hanya membeli obat-obatan di apotek terdekat. Diduga, korban hanya mengonsumsi sendiri obat-obatan yang dibelinya tanpa ke rumah sakit terdekat.

Terkait kejadian ini, polisi sudah turun tangan hingga ke lokasi kejadian. Polsek Kemaraya Kota Kendari, sempat melakukan olah TKP di lokasi kejadian dan meminta keterangan warga sekitar termasuk ibu kos dan kerabat.

ODGJ Gantung Diri di RSJ

Kasus kedua, seorang pasien berstatus Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), ditemukan tewas dalam ruangan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sulawesi Tenggara, Selasa (13/5/2025). Korban diketahui berinisial LU (27), pasien asal Kabupaten Muna. Dia ditemukan meninggal oleh Yayat, rekannya sesama ODGJ.

Saat ditemukan, korban berada di ruang Asoka. LU dalam kondisi tergantung di dekat jendela kamar. Posisinya, tangan menjulur keluar terali.

Saat itu, salah seorang perawat magang yang berada di sekitar ruangan mendapat laporan dari Yayat. Selanjutnya, mahasiswi magang yang berasal dari salah kampus di Kota Kendari itu, bergegas masuk ke kamar tempat korban menjalani perawatan.

Dia kemudian memanggil bantuan dokter untuk mengevakuasi korban. Setelah dilakukan pengecekan, ruangan tempat korban berada ternyata tak dilengkapi kamera pengaman. 

Direktur RSJ Kendari dr Putu Agustin saat dihubungi Liputan6.com tak menjawab permintaan wawancara via pesan. Saat berusaha dihubungi via panggilan telepon, ia juga tak membalas.

Sebelum ditemukan meninggal, LU pernah mengeluh soal keluarganya yang tak kunjung datang menjemput. Dia sempat mengeluh, sudah ingin pulang ke rumah.

Kanit Reskrim Polsek Kemaraya Ipda Andry Irwanto mengatakan, saat dicek oleh dokter rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia."Oleh dokter rumah sakit, korban dikeluarkan dan diletakkan di atas meja, setelah diperiksa, korban dinyatakan meninggal dunia," ujar Andry Irwanto.

Pemulung Meninggal di Kolong Jembatan

Jenazah seorang pria ditemukan terbujur kaku, membusuk di kolong Jembatan jalur Bypass Kota Kendari, Kecamatan Mandonga Senin (31/10/2022). Sejak ditemukan tak bernyawa hingga dibawa ke RS Bhayangkara Kendari, pria tersebut tak diketahui identitasnya.

Kapolres Kendari saat itu, Kombes Pol M Eka Faturrachman mengatakan, korban ditemukan seorang pemancing yang melintas di sekitar TKP. Polisi memperkirakan, korban sudah 10 hari meninggal dunia.

Polisi memutuskan, membawa ke RS untuk autopsi. Humas RS Bhayangkara Kendari, Sri Yulisti mengonfirmasi, tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

“Korban masih di kamar jenazah RS Bhayangkara Kendari, dan masih menunggu untuk kepastian keluarga apakah sudah ada atau belum. Namun, hingga saat ini belum ada,” ujar Yulisti, Selasa (1/11).

Dia menyebut, penyebab kematian diduga karena kondisi tubuh yang lemas. Pihak RS tidak menemukan luka atau tanda-tanda kekerasan lainnya. Warga yang menemukan korban di TKP, juga tak melihat ada bungkusan makanan di sekitar lokasi korban ditemukan.

Identitas korban baru terungkap 3 hari kemudian setelah ditemukan, 4 November 2022. Korban diketahui bernama La Sainufi (43), seorang pemulung yang setiap hari memungut barang bekas di sekitaran kota Kendari.

Keluarga korban, mengenali La Sainufi dari tanda pada bagian giginya. Setelah melalui proses permintaan izin ke RS Bhayangkara, korban dikebumikan dengan layak oleh pihak keluarga.

Meninggal Dalam Kamar Kos

Seorang pria ditemukan sudah membusuk di dalam kamar kos di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (4/3/2024). Pria tersebut, meninggal dalam kondisi mengenaskan.

Korban diketahui berinisial LDR (50), seorang pemulung dan pekerja serabutan. Dia ditemukan oleh rekannya, La Ode Taliabo (36).

La Ode Taliabo, mengatakan terakhir bertemu LDR Sabtu (2/3/2024) atau dua hari sebelum ia ditemukan tewas. Saat itu, dia sempat mengeluh sakit dan mengurung di dalam kamar saja.

Usai mendapat laporan warga, polisi mengidentifikasi, tidak ada unsur kekerasan. Namun, ada beberapa jenis obat-obatan di sekitar jasad korban.

Sebelumnya, korban sempat mengeluh sakit kepada tetangganya. Namun, diduga karena tak memiliki cukup biaya, korban memilih tak berobat ke rumah sakit hingga ditemukan meninggal.

Diketahui, data yang dirilis BPS Kota Kendari 22 April 2025, ada 14 rumah sakit yang berdiri di Kota Kendari. Dari jumlah ini, satu rumah sakit dikelola pemerintah provinsi, 2 milik Pemkot Kendari, 2 fasilitas RS berada di bawah pengelolaan TNI/Polri dan 9 rumah sakit swasta.

Data lainnya, ada 2 fasilitas RS Jiwa milik Pemprov Sulawesi Tenggara. Kemudian, ada 45 puskesmas milik Pemkot dan 50 lainnya dikelola oleh swasta.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |