Suku Bunga Acuan Dipangkas, Sektor Saham Ini Dapat Dicermati

3 weeks ago 23

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan 0,25% menjadi 5% pada pertemuan 19-20 Agustus 2025. Seiring sentimen itu, sektor saham apa yang menarik untuk dicermati?

Setelah BI menurunkan suku bunga menjadi 5%, IHSG naik 1,03% ke posisi 7.943,82 pada perdagangan Rabu, 20 Agustus 2025. Dalam riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, penguatan IHSG itu didorong sektor saham properti, konsumer, dan bahan baku sebagai sektor unggulan saat ini.

"Perbankan dan finansial juga berpotensi menikmati momentum positif dari cost of funds yang lebih rendah,” demikian seperti dikutip, Minggu (24/8/2025).

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia,Liza Camelia Suryanata memaparkan sejumlah faktor yang mendorong sektor saham itu mendapatkan respons positif setelah BI pangkas suku bunga acuan.

Pertama, sektor properti. Liza menuturkan, properti mendapat angin segar karena ekspektasi kenaikan penjualan dan suku bunga rendah berdampak positif pada permintaan kredit properti.

Kedua, sektor konsumer non-siklikal. Ia menuturkan, sektor defensif yang sering jadi pilihan investor saat risiko global meningkat, dan sentimen pasar mendukung penguatan

“Ketiga, sektor bahan baku dan industri  juga mencatat penguatan, berkorelasi dengan rebound aktivitas ekonomi,” tutur Liza.

Sektor Saham Lainnya

Keempat, sektor perbankan dan finansial. Liza menuturkan, sektor yang mendapat manfaat langsung dari penurunan suku bunga; beberapa analis menyebut ini sebagai “angin segar” untuk sektor tersebut. Hal ini karena adanya akses lebih murah ke  dana/funding, potensi  loan growth meningkat. “Sektor ini juga jadi tulang punggung IHSG dan berkapitalisasi besar, menyediakan likuiditas bagi arus  beli asing,” kata dia.

Meski demikian, analis mengingatkan meski ada lonjakan awal, efek suku bunga dapat bersifat sementara karena membutuhkan katalis lanjutan sehingga tren naik berkelanjutan.

"Stabilitas rupiah dan peluang pelonggaran moneter The Fed juga memperkuat outlook pro ekonomi, sekaligus mempertahankan arus modal asing masuk ke pasar Indonesia,” ujar dia.

Kinerja IHSG 19-22 Agustus 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham 19-22 Agustus 2025. Koreksi IHSG terjadi usai mencatat rekor tertinggi yang dipengaruhi sentimen internal dan eksternal.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sepekan terpangkas 0,50% ke posisi 7.858,85 selama sepekan. Koreksi IHSG pekan ini lebih besar dari pekan lalu seiring IHSG susut 0,06% ke posisi 7.533,38.

Selain itu, kapitalisasi pasar BEI juga terpangkas 0,81% menjadi Rp 14.131 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 14.247 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG melemah dipengaruhi sejumlah hal. Pertama, rilis suku bunga China yang masih tetap di tengah perang tarif dagang. Kedua, rilis BI Rate atau suku bunga acuan yang dipangkas menjadi 5% (vs 5,25%). “ Di mana hal itu di luar ekspektasi konsensus,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Sentimen IHSG Lainnya

Ketiga, nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Keempat dari Jackson Hole Simposium, menurut dia, the Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuan meski terdapat peluang yang secara konsensus akan ada pemangkasan suku bunga. Selain itu, ada aliran dana investor asing yang didorong sentimen suku bunga.

“Kelima, masih ada inflow asing yang kami perkirakan karena adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga,” ujar dia.

Aksi Beli Saham oleh Investor Asing

Berdasarkan data BEI, investor asing masih melanjutkan aksi beli saham mencapai Rp 2,7 triliun selama sepekan. Sepanjang 2025, investor asing melepas saham Rp 52,44 triliun.

Di sisi lain, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini sebesar 10% menjadi 39,47 miliar saham dari 35,88 miliar saham pada pekan lalu.

Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan meningkat 1,98% dari 2,08 juta kali transaksi menjadi 2,12 juta kali transaksi.

Selama sepekan terdapat dua pencatatan obligasi dan satu sukuk di pasar modal Indonesia. Pada Kamis, 21 Agustus 2025, Obligasi Berkelanjutan I dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Merdeka Battery Materials Tahap II Tahun 2025 oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai nominal obligasi sebesar Rp 1,32 triliun dan nilai nominal sukuk sebesar Rp 1,77 triliun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |