Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi memberlakukan pembatasan kendaraan yang melintas di jembatan Jalan Raden Demang Hardjakusumah. Setelah ambles beberapa waktu lalu, bagian pelat injak pada jembatan tersebut sudah selesai diperbaiki.
"Untuk perbaikan pelat injak Jembatan Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Demang Hardjakusumah sudah selesai," ucap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi, Wilman Sugiansyah dalam keterangan tertulis pada Kamis, 4 Juli 2025.
Wilman menjelaskan, jembatan tersebut saat ini sudah bisa dilintasi kendaraan. "Sekarang sudah bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat," tutur dia.
Namun, untuk sementara waktu, pihaknya tetap melakukan pembatasan akses terhadap kendaraan dengan tonase atau muatan besar seperti truk dan bus. Pembatasan itu, kata Wilman, dilakukan selama masa assesment konstruksi jembatan.
"Untuk kendaraan bermuatan besar seperti truk dan lain-lain tidak boleh lewat dulu ke Jembatan Pemkot Cimahi. Jadi kami batasi dulu," pungkasnya.
Wilman mengungkap, pihaknya akan melakukan assesment secara menyeluruh terhadap konstruksi jembatan yang diperkirakan sudah berusia 20 tahun tersebut. Assesment dilakukan untuk mengetahui kualitas jembatan.
"Assesment konstruksinya pasti akan kami lakukan secepatnya untuk keamanan dan keselamatan," kata Wilman.
Di sisi lain, Wilman meminta masyarakat yang hendak melintasi jembatan tersebut untuk tetap berhati-hati. "Kami imbau untuk berhati-hati," imbuhnya.
Ambles Akibat Hujan Deras
Sebelumnya, sebagian badan jalan di jembatan tersebut amblas akibat hujan deras yang melanda Kota Cimahi pada Rabu, 25 Juni 2025.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Langkah ini diambil demi keselamatan bersama," kata Wali Kota Cimahi, Ngatiyana dalam keterangan tertulis pada Kamis, 3 Juli 2025.
Dia menjelaskan, amblesnya jalan disebabkan oleh tersumbatnya saluran air di bawah jembatan. Akibatnya, air tidak mengalir dengan baik hingga akhirnya menggerus lapisan tanah secara perlahan.
"Tanah di bawahnya terkikis hingga menyebabkan penurunan sekitar 5 sampai 10 sentimeter," ucap Ngatiyana.
Saat ini, Ngatiyana mengatakan perbaikan akan segera dilakukan dengan menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT). Sebab, insiden tersebut dinilainya masuk dalam kategori darurat dan menyangkut keselamatan masyarakat.
"Kami segera ambil langkah perbaikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya.
Penulis: Arby Salim