Saham Apple Merosot Usai Rilis Laporan Keuangan, Ini Penyebabnya

2 days ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Saham Apple merosot usai perdagangan Kamis, 1 Mei 2025. Koreksi saham Apple terjadi meski laba lebih kuat dari yang diharapkan.

Mengutip data Google Finance, harga saham Apple ditutup naik 0,39% ke posisi USD 213,32. Namun, harga saham Apple anjlok 3,78% setelah perpanjangan perdagangan saham.

Harga saham Apple turun dinilai seiring ketidakpastian tarif dan tantangan regulasi membayangi hasil kuartalan yang kuat. Selain itu, CEO Apple Tim Cook juga menyebut prospek tarif “sangat sulit” untuk diprediksi.

Mengutip Euro News, Apple melaporkan laba lebih kuat dari yang diharapkan untuk kuartal kedua tahun fiskal 2025. Namun, saham Apple turun hampir 4% dalam perdagangan yang diperpanjang. Hal seiring kekhawatiran penurunan penjualan di China dan ketidakpastian tarif yang sedang berlangsung membebani sentimen investor.

Apple melaporkan laba per saham atau earning per share (EPS) sebesar USD 1,65 dengan pendapatan sebesar USD 95,4 miliar. Wall Street mengantisipasi EPS sebesar USD 1,62 dengan pendapatan USD 94,2 miliar, berdasarkan konsensus Bloomberg.

Selain itu, Apple juga menetapkan pembelian kembali atau buyback saham tambahan sebesar USD 100 miliar.

Di sisi lain, perusahaan juga memperingatkan mengenai tarif. Hal ini muncul saat perusahaan teknologi berjuang melawan tarif Presiden AS Donald Trump sebesar 145% atas barang-barang dari China. Namun, iPhone, iPad dan computer Apple lainnya dibebaskan dari bea masuk. Apple menuturkan, mereka mendapatkan sebagian besar iPhone yang ditujukan untuk AS dari India.

Di sisi lain, Apple hasilkan pendapatan USD 16 miliar di China pada kuartal kedua tahun fiskal. Analis prediksi sebesar USD 16,8 miliar.

Kinerja Apple

Pendapatan iPhone Apple mencapai USD 46,8 miliar, melampaui harapan sebesar USD 45,6 miliar, dan lebih tinggi dari USD 45,9 miliar yang dilaporkan perusahaan pada kuartal II tahun lalu. Demikian mengutip Yahoo Finance.

Pendapatan Mac dan iPad masing-masing mencapai USD 7,9 miliar dan USD 6,4 miliar. Hal itu melampaui analis sebesar USD 7,7 miliar dalam penjualan Mac dan USD 6,1 miliar dalam penjualan iPad. Pendapatan layanan Apple mencapai USD 26,6 miliar, sedikit di bawah dari yang diprediksi USD 26,7 miliar.

Selain mendapatkan “mayoritas” iPhone yang dijual di AS pada kuartal ini dari India, Cook menambahkan, “hampir semua” produk iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods akan berasal dari Vietnam sebagai negara asal. Di luar AS, sebagian besar penjualan produk akan berasal dari China.

Terkait produksi ke depan, Cook menuturkan, pihaknya tidak dapat memprediksi campuran produksi pada masa mendatang. Tarif yang berlaku saat ini untuk Apple didasarkan pada negara asal produk, dan perusahaan tersebut mencatat sebagian besar produknya belum dikenakan tarif timbal balik yang diumumkan pada April.

Gedung Putih saat ini Menyusun rencana untuk bea masuk pada semikonduktor dan telah mengatakan hal itu juga dapat berlaku untuk telepon pintar dan computer. Mengenai apakah konsumen mencoba untuk mengantisipasi kenaikan harga terkait tarif, Cook mengatakan pihaknya taky akin melihat bukti nyata ada peningkatan permintaan yang signifikan pada kuartal yang berakhir Maret karena tarif.

Kapitalisasi Pasar Saham Apple Kembali Sentuh USD 3 Triliun

Sebelumnya, saham Apple menguat lebih dari 2% pada Senin, 14 April 2025. Hal itu mendorong kapitalisasi pasar Apple kembali sentuh di atas USD 3 triliun.

Mengutip Google Finance, Selasa (15/4/2025), harga saham Apple ditutup naik 2,21 persen ke posisi USD 202,52. Kapitalisasi pasar saham sentuh USD 3,01 triliun atau sekitar Rp 50.646 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.826).

Penguatan harga saham Apple itu juga seiring wall street sedikit lega seiring produsen Iphone itu akan mampu menahan tarif Presiden AS Donald Trump.

Pada Jumat malam pekan lalu, pemerintahan Trump mengumumkan ponsel, computer hingga chip dibebaskan dari tarif baru.

Apple menjadi salah satu perusahaan yang paling rentan terhadap tarif Trump seiring mayoritas iPhone, iPad dan MacBoon diproduksi di China dan negara-negara Asia lainnya.

Trump telah meminta Apple untuk memproduk di AS. Sebagian besar impor penting Apple dibebaskan dari tarif, sebuah langkah yang menurut analis wall street dapat hemat biaya Apple miliaran dolar AS.

Namun, pejabat pemerintahan memperingatkan selama akhir pekan kalau pengecualiaan itu bersifat sementara dan dapat berubah selama beberapa pekan ke depan.

“Saya berbicara dengan Tim Cook. Saya membantu Tim Cook, baru-baru ini dan seluruh bisnis itu,” ujar Trump pada Senin.

“Saya tidak ingin menyakiti siapapun tetapi hasil akhirnya adalah kita akan mencapai posisi yang hebat bagi negara kita,” ia menambahkan.

Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan membantu menjelaskan kenaikan Apple yang relatif tidak terlalu besar pada Jumat. Saham Apple turun hampir 9% pada April setelah turun lebih dari 8% pada Maret. Penurunan 11% pada kuartal pertama menandai kinerja terburuk Apple sejak 2023.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |