Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatat kenaikan rugi bersih pada kuartal I 2025.
Mengutip Laporan Keuangan Waskita Karya Maret 2025 di Keterbukaan Informasi BEI, Minggu (4/5/2025) Waskita Karya mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,24 triliun. Angka tersebut menandai kenaikan dari Rp 939,55 miliar yang tercatat pada kuartal I 2024.
Emiten konstruksi pelat merah dengan kode saham WSKT tersebut juga membubukan rugi bersih dari entitas asosiasi dan ventura bersama senilai Rp 122,96 miliar. Kemudian laba rugi yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali mencapai Rp 117,97 miliar.
Adapun kerugian yang meningkat membuat rugi per saham dasar juga mengalami kenaikan menjadi Rp 43,26 per lembar saham dari yang tercatat sebelumnya Rp 32,62 per saham.
Penurunan kinerja juga terjadi pada pendapatan usaha Waskita dari Rp 2,18 triliun menjadi Rp 1,35 triliun, serta laba kotor juga turun 17,74% menjadi Rp 255,29 miliar.
Sementara itu, kas dan setara kas Waskita Karya hingga akhir Maret 2025 tumbuh 2,79% atau mencapai Rp2,93 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,85 triliun.
Pada kuartal pertama 2025, Waskita memiliki total aset sebesar Rp 74,69 triliun atau menurun 3,19% year to date (YtD).
Liabilitas Waskita terkoreksi 1,64% YtD menjadi Rp 68,13 triliun, sedangkan ekuitas merosot 16,80% ke Rp 6,55 triliun.
Selanjutnya, beban keuangan Waskita Karya mencapai Rp 901,75 miliar di kuartal I 2025 atau sedikit menurun dari kuartal I 2024 sebesar Rp 1,10 triliun.
Utang Waskita Karya Susut Rp 14,7 Triliun, Simak Strategi 2025
Diwartakan sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WAKT) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 di Gedung Waskita Karya, Jakarta, Selasa (29/4).
Terdapat tujuh mata acara yang dibahas dalam agenda rutin tersebut, di antaranya Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Tahun Buku 2024.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, proses pemulihan kinerja keuangan dan operasional melalui restrukturisasi menjadi perhatian utama Perseroan selama 2024.
Kini, Waskita Karya pun telah mendapatkan persetujuan dari 22 kreditur perbankan Master Restructuring Agreement (MRA) dan Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun.
"Skema restrukturisasi tersebut telah efektif sejak 17 Oktober 2024. Berkat restrukturisasi yang dijalankan, Perseroan menjadi lebih optimal dalam menata keuangannya," ujar Ermy dalam keterangan resmi, Selasa (29/4/2025).
Peroleh Persetujuan
Ia menambahkan, restrukturisasi yang dilakukan pada Obligasi Non-Penjaminan senilai Rp3,35 triliun juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga seri obligasi. Perseroan berhasil mendapatkan persetujuan restrukturisasi tersebut melalui Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
"Dalam konteks restukturisasi operasional, perusahaan menitikberatkan pada pemulihan kegiatan operasional inti dengan fokus menjadi kontraktor murni. Strategi ini mengedepankan pengerjaan sejumlah proyek dengan skema pembayaran bulanan dan menghindari turnkey, guna menjaga stabilitas modal kerja" jelasnya.
Ermy menegaskan, manajemen juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan Tata Kelola Perseroan. Hal ini menjadi salah satu fokus utama demi mencapai bisnis perusahaan yang prudent dan sustain.
Pada tahun lalu, Waskita berhasil mencatatkan total penurunan utang sebesar Rp14,7 triliun menjadi Rp69,3 triliun. Kinerja Waskita induk atau secara stand alone mencatatkan keuntungan dengan laba berjalan sebesar Rp4,8 triliun.
Laba itu disebabkan adanya peningkatan pendapatan lain-lain yang berasal dari pengakuan gain atas modifikasi utang dan adanya perbaikan rasio Beban Pokok Pendapatan/Pendapatan Usaha yang menghasilkan peningkatan margin laba kotor dari 0,6 persen pada 2023 menjadi 5,7 persen pada 2024.
EBITDA
Secara konsolidasi, Waskita juga berhasil meningkatkan EBITDA hingga 347 persen dari negatif Rp0,4 triliun menjadi positif Rp0,9 triliun.
Peningkatan itu dikarenakan kinerja operasional, efisiensi atas beban usaha, dan kontribusi pendapatan lain-lain atas divestasi sebagian kepemilikan saham di ruas Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).
Kemudian, beban keuangan Perseroan turun sebesar 1,8 persen dari Rp4,4 triliun menjadi Rp4,3 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan suku bunga pinjaman sejalan dengan restrukturisasi yang telah efektif dan divestasi ruas Tol Bocimi.
"Pada tahun lalu, Perseroan berkontribusi terhadap negara terkait pembayaran pajak sebesar Rp1,8 triliun secara konsolidasi," jelas Ermy. Adapun total Nilai Kontrak Baru (NKB) yang didapat Perseroan menembus Rp9,55 triliun sepanjang 2024. Lalu realisasi pendapatan usaha secara konsolidasi mencapai Rp10,7 triliun atau 101 persen dari target Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Berikutnya, total realisasi dana Tanggung Jawab dan Sosial Lingkungan (TJSL) Waskita Karya sebesar Rp4,4 miliar pada 2024. Sebanyak Rp2,9 miliar di antaranya merupakan realisasi TJSL PUMK, dengan 94 mitra binaan.
Sedangkan sisanya sebesar Rp1,5 miliar merupakan realisasi TJSL Non-PUMK yang mencakup 10 program. Di antaranya penanaman ratusan pohon buah, membantu ratusan korban bencana alam, pembagian ribuan paket sembako, memberikan pelatihan ke ratusan UMKM, mengadakan mudik gratis bagi ratusan pegawai, pengadaan sarana dan prasarana air bersih dan pengelolaan sampah, penyaluran beasiswa kepada puluhan siswa, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, baik Ruang Kelas Baru (RKB) maupun komputer.
"Kegiatan TJSL Waskita Karya terbagi ke dalam empat pilar yaitu pilar sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola. Sepanjang tahun lalu, anggaran TJSL Waskita banyak disalurkan ke pilar ekonomi hingga Rp3,16 miliar. Ke depannya Perseroan berkomitmen akan terus melakukan peran tanggung jawab sosial perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Tanah Air," jelas Ermy.
Waskita terus berkomitmen dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG). Komitmen tersebut ditunjukkan dengan peningkatan skor assesment GCG dari 90,62 menjadi 92,1, sehingga mendapat predikat sangat baik.
"Kami berharap usai RUPST, Waskita bisa berlari lebih kencang lagi untuk mengejar sejumlah target pemulihan. Perseroan percaya seluruh keputusan yang telah disetujui oleh para pemegang saham dalam rapat tahunan ini akan berdampak baik bagi Waskita Karya sebagai BUMN Konstruksi yang sudah 64 tahun lebih berkontribusi bagi bangsa dan negara," tegasnya.