Pyridam Farma Siapkan Ekspansi Usai Catat Kinerja Positif pada Kuartal I 2025

1 month ago 31

Liputan6.com, Jakarta - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) menyiapkan sejumlah agenda ekspansi bisnis, usai mencatatkan laporan keuangan positif pada kuartal I 2025.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian per 31 Maret 2025, PYFA berhasil mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 685,46 miliar. Tumbuh sekitar 325 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan EBITDA sebesar Rp 56,07 miliar dan laba bruto sebesar Rp 180,24 miliar, meningkat dari Rp 59,07 miliar pada kuartal pertama 2024. 

Chief Financial Officer Pyradam Farma Sinta Lestari Ningsih menyatakan, pencapaian ini mencerminkan fondasi yang kuat dalam menjalankan strategi jangka panjang perusahaan. 

"Kinerja kuartal pertama membuktikan ketahanan dan efektivitas model bisnis kami, serta kesiapan PYFA memasuki fase pertumbuhan berikutnya melalui ekspansi fasilitas produksi dan inovasi R&D," ujar Sinta dalam laporan tertulis, Kamis (24/7/2025).

Ke depan, PYFA juga terus memperkuat posisinya sebagai pemain regional di bidang farmasi melalui strategi ekspansi terintegrasi. Mencakup pengembangan kapasitas produksi di dalam negeri, konsolidasi fasilitas di luar negeri, serta peningkatan kapabilitas riset dan inovasi produk. 

Pengembangan Fasilitas Produksi di Cikarang

Salah satu inisiatif utama adalah pengembangan fasilitas produksi anak usaha PYFA yaitu Ethica Industri Farmasi di Cikarang, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai beroperasi penuh pada 2027. 

Sinta menjabarkan, proyek ini meliputi pembangunan tiga lini produksi baru dan relayout area existing yang diproyeksikan dapat memberikan tambahan potensi penjualan dengan estimasi sebesar Rp 300 miliar per tahun. 

"Fasilitas Ethica saat ini dikenal sebagai pusat produksi injeksi steril berstandar tinggi yang menjadi bagian penting dalam rantai pasokan regional," ungkap dia. 

Konsolidasi 4 Fasilitas di Australia

Di tingkat internasional, PYFA melalui anak usahanya Probiotec Pty Ltd di Australia tengah menyelesaikan konsolidasi empat fasilitas menjadi satu lokasi modern terpadu seluas 36.000 m² di Kemps Creek, West Sydney, Australia. 

Direktur Utama PYFA Lee Yan Gwan mengungkapkan, fasilitas ini akan menjadi salah satu fasilitas pengemasan produk farmasi dan FMCG terbesar di Australia. Dilengkapi sistem otomasi tinggi, sertifikasi GMP/TGA, serta memanfaatkan sumber energi terbarukan hingga 30 persen dari total kebutuhan operasionalnya. 

Sebagai bagian dari penguatan inovasi, PYFA juga menjalin kolaborasi dengan perusahaan global XtalPi, yang dikenal memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, membuat uji coba obat dapat dilakukan lebih cepat dengan akurasi data yang lebih tinggi. 

Kerja sama ini memperkuat kemampuan R&D internal PYFA agar lebih responsif terhadap dinamika pasar global dan efisien dari sisi biaya serta waktu pengembangan. 

"Dengan strategi dan inisiatif yang direncanakan PYFA, antara lain ekspansi fasilitas produksi, integrasi operasional lintas negara, kemitraan riset strategis, dan pengembangan produk-produk baru, PYFA menargetkan pertumbuhan penjualan dan EBITDA yang berkelanjutan," tuturnya.

Pede Permintaan Pasar Tinggi, Intip Target Pyridam Farma pada 2025

Sebelumnya, Industri farmasi, obat kimia, dan obat tradisional masih memiliki prospek cerah di masa depan. Data Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan industri farmasi dan obat-obatan sebesar 8,01 persen pada kuartal II 2024.

Sepanjang Januari hingga September 2024, nilai ekspor industri farmasi dan obat bahan alam Indonesia mencapai USD 639,42 juta atau Rp 9,9 triliun. Kenaikan ini didorong oleh kontribusi perusahaan farmasi lokal yang mampu bersaing di pasar global.

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), atau yang kini dikenal dengan brand PYFAGROUP, menjadi salah satu pemain utama dalam industri ini. Menurut CNBC Research, PYFA masuk dalam daftar 10 emiten farmasi terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Permintaan pasar yang terus meningkat menjadi pendorong utama bagi perusahaan untuk terus berinovasi dan memperluas bisnisnya.

Dalam diskusi Instagram Live bersama PT Sucor Sekuritas (Sucor), PYFA memaparkan ekosistem bisnisnya yang mencakup layanan Research & Development Center, manufaktur obat resep dan nonresep dalam berbagai bentuk (tablet, kapsul, krim, sirup, dan injeksi), layanan contract development and manufacturing organization (CDMO), hingga distribusi produk farmasi dan alat kesehatan.

Penjualan PYFA

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, penjualan PYFA melonjak 123% menjadi Rp 1,16 triliun pada kuartal III 2024 dari sebelumnya Rp 520,47 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan ini terutama didorong oleh peningkatan penjualan produk farmasi, estetika, dan jasa maklon yang mencapai Rp1,29 triliun, naik dari Rp 617,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |