Liputan6.com, Jakarta - Berkshire Hathaway melaporkan laba operasional sedikit turun pada kuartal II 2025. Hal ini di tengah miliarder Warren Buffett memperingatkan dampak negatif dari tarif Amerika Serikat (AS) yang tinggi.
Mengutip CNBC, ditulis Minggu (3/8/2025), laba operasional Berkshire Hathaway yang berasal dari bisnis yang sepenuhnya dimiliki perusahaan termasuk asuransi dan kereta api, turun 4% year on year (YoY) menjadi USD 11,16 miliar atau Rp 183,76 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.466) pada kuartal kedua. Hasil itu dipengaruhi oleh penurunan underwriting asuransi, sementara kereta api, energi, manufaktur, jasa dan ritel semuanya mencatat laba lebuh tinggi dari tahun lalu.
Warren Buffett pun sekali lagi mengeluarkan peringatan keras tentang tarif Presiden AS Donald Trump dan potensi dampaknya terhadap berbagai bisnisnya.
"Laju perubahan dalam peristiwa-peristiwa ini, termasuk ketegangan dan pengembangan kebijakan perdagangan internasional dan tarif, semakin cepat selama enam bulan pertama tahun 2025,” ujar Berkshire.
"Masih terdapat ketidakpastian yang cukup besar mengenai hasil akhir dari peristiwa-peristiwa ini,”.
Perseroan juga prediksi kalau ada konsekuensi yang merugikan pada sebagian besar, jika tidak semua, operasional bisnis dan investasi dalam sekuritas ekuitas yang dapat secara signifikan memengaruhi hasil ke depan.
Sementara itu, Buffett kantongi kas USD 344,1 miliar atau Rp 5.660 triliun, tetap mendekati rekor tertinggi, meskipun sedikit lebih rendah dari level USD 347 miliar atau Rp 5.707 triliun pada akhir Maret. Berkshire merupakan penjual bersih saham selama 11 bulan kuartal berturut-turut, menjual ekuitas senilai USD 4,5 miliar atau Rp 74,02 triliun dalam semester I 2025.
Alami Rugi di Kraft
Konglomerat ini juga tidak membeli kembali saham apapun pada semester I 2025 meski sahamnya turun lebih dari 10% dari rekor tertinggi.
Di sisi lain, Berkshire mencatat kerugian sebesar USD 3,8 miliar atau Rp 62,50 triliun dari saham Kraft Heinz-nya yang telah lama berkinerja buruk. Raksasa barang konsumsi ini telah mengincar spin-off dari bisnis grosirnya. Dua eksekutif Berkshire mengundurkan diri sebagai direktur dari dewan direksi Kraft Heinz pada Mei.
Adapun ini adalah laporan laba pertama sejak Buffett mengumumkan mengundurkan diri sebagai CEO pada akhir 2025. Greg Abel, wakil ketua operasi non-operasi Berkshire akan mengambil alih posisi CEO. Sedangkan Buffett akan tetap menjabat sebagai Chairman of Berkshire.
Miliarder Warren Buffett Sumbang Saham ke Gates Foundation, Nilainya Sentuh Rp 97 Triliun
Sebelumnya, miliarder sekaligus investor ternama asal Amerika Serikat (AS), Warren Buffett menambah donasi saham Berkshire Hathaway senilai USD 6 miliar (Rp 97 triliun) kepada Gates Foundation dan empat badan amal keluarga.
Donasi tersebut menandai sumbangan tahunan terbesar Buffett sejak ia mulai menyumbangkan kekayaannya hampir dua dekade lalu.
Sumbangan sekitar 12,36 juta saham Berkshire Kelas B tersebut meningkatkan total sumbangan Buffett kepada badan Gates Foundation menjadi lebih dari USD 60 miliar (Rp 970,7 triliun).
Ia menyumbangkan 9,43 juta saham kepada Gates Foundation; 943.384 saham kepada Susan Thompson Buffett Foundation; dan 660.366 saham kepada masing-masing dari tiga badan amal yang masing-masing dipimpin oleh anak-anak Buffett yaitu Howard G. Buffett Foundation, Sherwood Foundation, dan NoVo Foundation.
Setelah donasi terbaru, Warren Buffett saat ini masih memiliki 13,8 persen saham Berkshire Hathaway, berdasarkan jumlah saham beredar yang dilaporkan.
Kekayaan bersih Buffett tercataf sebesar USD 152 miliar (Rp2,4 kuadriliun) sebelum donasi pada 27 Juni 2025, menjadikannya orang terkaya kelima di dunia, menurut catatan Forbes.
Buffett akan menempati peringkat keenam setelah donasi tersebut.
Pada November 2024, Buffett telah menyumbangkan USD 1,14 miliar (Rp18,4 triliun) kepada badan amal keluarganya.
Buffett Sumbang Kekayaan Sejak 2006
Buffett, yang kini berusia 94 tahun mulai menyumbangkan kekayaannya pada tahun 2006.
Ia mengubah surat wasiatnya pada tahun 2024, menunjuk 99,5 persen dari sisa kekayaannya setelah kematiannya untuk perwalian amal yang diawasi oleh anak-anaknya.
Mereka akan memiliki waktu sekitar satu dekade untuk mendistribusikan warisan tersebut, dan harus memutuskan bagaimana dana akan digunakan dengan suara bulat. Sebagai informasi, Warren Buffett telah memimpin Berkshire yang berpusat di Omaha, Nebraska sejak 1965.
Ia menguasai hampir 200 bisnis termasuk asuransi mobil Geico dan perusahaan kereta api BNSF, serta puluhan saham termasuk Apple dan American Express.