Pertamina Geothermal Energy Tunjuk Gigih Udi Atmo sebagai Komisaris Utama

3 weeks ago 21

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan penunjukan Gigih Udi Atmo sebagai Komisaris Utama, menggantikan posisi Sarman Simanjorang. Penunjukan ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.

Manajemen PGE meyakini penunjukan Gigih bisa menjadi stimulus positif bagi Perseroan dalam mendukung agenda pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi, khususnya melalui optimalisasi pengembangan panas bumi nasional.

Sejauh ini, PGE menargetkan peningkatan kapasitas terpasang dari 727 megawatt (MW) menjadi 1 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan, dan mencapai 1,7 GW pada 2034. 

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menyambut baik pengangkatan Komisaris Utama PGE. 

"Penunjukan Bapak Gigih sebagai Komisaris Utama akan semakin memperkuat arah bisnis Perseroan serta memastikan PGE tetap berada di jalur yang tepat, khususnya dalam meningkatkan kinerja bisnis dan memperkokoh portofolio energi hijau,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (21/8/2025).

Profil Gigih Udi Atmo

Gigih Udi Atmo adalah seorang profesional di bidang energi terbarukan dan kelistrikan. Ia meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D) di bidang Infrastructure Engineering serta Master of Engineering Project Management dari University of Melbourne, setelah sebelumnya menamatkan pendidikan Sarjana Teknik Elektro di Universitas Gadjah Mada. 

Sebelum dipercaya sebagai Komisaris Utama, Gigih Udi Atmo menjabat sebagai Komisaris PGE sejak Juli 2024. Saat ini, Ia juga menjabat sebagai Direktur Panas Bumi di Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia. 

Dalam perjalanan karier, Gigih pernah menduduki posisi sebagai Direktur Konservasi Energi (2022-2024) dan Inspektur Ketenagalistrikan Ahli Madya (2020-2022). 

Dalam RUPSLB ini, PGE juga mengangkat Mohammad Firmansyah sebagai Komisaris Independen, dan mengubah posisi Abdulla Zayed dari yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen menjadi Komisaris. 

Dengan adanya pergantian ini, maka susunan keanggotaan Direksi dan Dewan Komisaris PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menjadi sebagai berikut:  

Susunan Pengurus

Susunan Komisaris 

  • Komisaris Utama : Gigih Udi Atmo 
  • Komisaris Independen : Abdul Musawir Yahya 
  • Komisaris Independen : Mohammad Firmansyah 
  • Komisaris : Abdulla Zayed 
  • Komisaris : John Eusebius Iwan Anis

Susunan Direksi

  • Direktur Utama : Julfi Hadi 
  • Direktur Eksplorasi dan Pengembangan : Edwil Suzandi 
  • Direktur Operasi : Ahmad Yani 
  • Direktur Keuangan : Yurizki Rio 

Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGE saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, terdiri dari 727 MW yang dikelola mandiri dan 1.205 MW bersama mitra. Lebih dari itu, perusahaan telah mengidentifikasi potensi cadangan sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola sendiri. 

Kinerja Semester I 2025

Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengantongi laba tahun berjalan senilai USD 68,93 juta atau setara Rp 1,12 triliun (asumsi kurs Rp 16.375 per dolar AS).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, PGE membukukan pendapatan sebesar USD 204,85 juta atau tumbuh 0,53% secara year-on-year (YoY). Total aset perusahaan tercatat sebesar USD 3,05 miliar, meningkat 1,62% YoY. Sementara itu, posisi kas dan setara kas mencapai USD 712,34 juta atau tumbuh 8,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kinerja PGE berada pada jalur yang sehat. Ini menandakan fundamental keuangan Perseroan yang kuat, didorong oleh produksi yang melebihi proyeksi awal,” ujar Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (30/7/2025).

Yurizki menjelaskan penguatan kinerja bisnis PGE menandakan panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang memiliki peran strategis dalam usaha pemerintah Indonesia mendorong transisi energi. 

Kinerja Operasional

Meski tantangan geopolitik dan ekonomi global memengaruhi aspek pendanaan proyek dan biaya operasional, PGE tetap mencatatkan kinerja operasional yang solid. Produksi energi pada kuartal ini tercatat telah melebihi proyeksi awal, yang turut mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan.

“Net profit perusahaan masih tetap sehat, dan EBITDA margin kami terjaga di atas 80%, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas dalam mengelola aset dan operasional,” kata Yurizki.

Yurizki juga optimistis terhadap pencapaian target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang yang dikelola mandiri. Keyakinan ini didukung oleh sejumlah proyek kunci, antara lain pengembangan Hululais Unit 1 & 2 dengan kapasitas 110 megawatt (MW), proyek-proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW, serta eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang diresmikan Presiden Prabowo pada Juni lalu. 

Selain itu, beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 pada akhir Juni lalu juga menambah pasokan listrik sebesar 55 MW ke jaringan nasional yang akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan Perseroan sepanjang tahun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |