Pasar Saham Hong Kong Kembali Bangkit pada Semester I 2025

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas pasar modal Hong Kong kembali bergairah pada semester I 2025. Hal ini didorong investor global yang mempertajam fokus pada China saat kota itu menanti kemungkinan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Shein pada semester II 2025.

Mengutip Channel News Asia, Sabtu (28/6/2025), penggalangan modal besar-besaran dan serbuan transaksi saham A to H, di mana perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di bursa saham China tercatat di Hong Kong membantu menghidupkan kembali pasar yang mendatar dan mendorong semester pertama dengan kinerja terkuat sejak 2021.

Raksasa mode cepat Shein berupaya mencatatkan saham di Hong Kong sebelum akhir tahun, Reuters melaporkan pada Mei mengutip sumber yang memiliki informasi langsung tentang hal itu.

Pencatatan Shein akan membantu Hong Kong membangun kembali kredibilitasnya sebagai pusat penggalangan dana global saat volatilitas besar yang disebabkan oleh perubahan kebijakan perdagangan AS.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 21,2 persen tahun ini, menjadikannya salah satu pasar utama dengan kinerja terbaik di dunia, meskipun ada negosiasi tarif antara China dan Amerika Serikat.

"Era baru telah tiba, yaitu dunia yang lebih terbagi - saya pikir itulah realitas yang kita hadapi," kata Kepala Pasar Modal Asia ex-Jepang di Goldman Sachs, James Wang.

"Bisa dibilang, ada lebih banyak peluang investasi. Ini adalah perubahan struktural dan akan ada arus keluar modal dari AS dan arus masuk ke kawasan Asia,” ia menambahkan.

Investor Masih Khawatir

Di seluruh Asia, termasuk Jepang, terjadi peningkatan 15,3 persen dalam total penerbitan saham pada semester pertama menjadi USD 116,2 miliar, naik dari USD 100,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menurut data LSEG.

Ada USD 12,8 miliar hasil gabungan dari IPO dan pencatatan kedua di Hong Kong pada semester pertama, naik lebih dari delapan kali lipat pada waktu yang sama tahun lalu, data menunjukkan.

Namun, USD2,9 miliar yang terkumpul dari IPO di Hong Kong selama semester tersebut, meski naik dari USD 1,7 miliar tahun lalu, tetap jauh di bawah USD 8,5 miliar yang terkumpul di Nasdaq di New York, menurut data LSEG.

Meskipun Hang Seng mengalami reli, investor tetap merasa khawatir untuk membeli IPO karena volatilitas terus mengguncang pasar global.

"Pencatatan saham dari A ke H seperti tindak lanjut, ada patokan harga, tetapi untuk IPO mandiri, Anda tidak memiliki patokan harga tersebut," kata Wang.

"Value putaran terakhir bukanlah patokan. Agar orang merasa nyaman untuk menulis tiket besar, mereka perlu merasa nyaman bahwa pasar ada untuk mendukung mereka, bukan hanya karena mereka merasa valuasinya baik-baik saja."

Investor Masuk ke China

Investor global membeli kembali saham China dan berpartisipasi dalam transaksi besar seperti pencatatan saham produsen baterai CATL senilai USD 5,3 miliar dan produsen kendaraan listrik Xiaomi dan BYD yang mengumpulkan gabungan USD 11 miliar membantu mendorong transaksi ekuitas, kata para pembuat kesepakatan.

"Banyak investor global telah mengurangi posisi underweight dan memanfaatkan peristiwa likuiditas pasar modal untuk meningkatkan eksposur," kata JPMorgan’s co-head of equity capital markets for Asia Pacific, Sunil Dhupelia.

"Keterlibatan investor global pada jaringan Hong Kong dan daratan China kami adalah yang tertinggi selama beberapa waktu," katanya.

China pada Mei memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Oktober karena otoritas berupaya melonggarkan kebijakan moneter untuk melindungi ekonomi dari dampak perang dagang China-AS.

Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan pada Kamis bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia tetap menjadi penggerak terbesar bagi ekonomi global dan para pembuat kebijakan akan mengambil "langkah-langkah tegas" untuk meningkatkan konsumsi domestik.

"Saya pikir investor juga merasa sedikit tenang bahwa China masih memiliki dana yang dapat mereka gunakan untuk mendukung pasar, seperti langkah-langkah kebijakan yang mendukung," kata UBS's head of equity capital markets for Asia Pacific,Aaron Oh.

"Dan China telah menunjukkan ketahanan sejauh ini meskipun ada ketidakpastian perdagangan global."

Goldman Sachs menduduki puncak di pasar modal Asia pada semester pertama, mengungguli Morgan Stanley dan JPMorgan, data LSEG menunjukkan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |