Menyusuri Jejak Sunyi di Pantai Sungai Kinjil, Permata Tersembunyi di Ujung Benua Kayong

15 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Di belahan barat Pulau Kalimantan tepatnya di Desa Kinjil Pesisir, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, tersembunyi sebuah destinasi eksotis yang belum banyak terjamah oleh arus pariwisata besar yakni Pantai Sungai Kinjil.

Keindahan pantai kinjil mungkin belum sepopuler pantai-pantai lain di Indonesia, namun pesona alaminya seolah menjadi bisikan alam yang memanggil setiap jiwa petualang untuk datang dan menyelami ketenangan yang ditawarkannya. Dengan jarak puluhan kilometer dari pusat kota Ketapang, Pantai Sungai Kinjil dapat ditempuh dalam waktu setengah hingga satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor ataupun mobil.

Perjalanan menuju ke sana adalah pengalaman tersendiri melewati jalan yang berliku di antara perkampungan masyarakat lokal, hamparan sawah dan hutan tropis, hingga akhirnya sampai di bibir pantai yang seolah menjadi batas antara kehidupan sehari-hari dan dunia yang lebih hening dan memikat.

Pantai Sungai Kinjil bukanlah pantai dengan gemerlap kafe modern, resort mewah, ataupun papan selancar berbaris seperti di pantai-pantai terkenal lainnya. Di sini, pengunjung justru akan disambut oleh suasana yang lebih alami dan membumi.

Pasir pantainya halus dengan warna keemasan yang memantulkan cahaya matahari sore, sementara deretan pepohonan kelapa dan semak tropis tumbuh alami di sepanjang bibir pantai, memberikan keteduhan dan nuansa khas pesisir Kalimantan.

Angin laut yang bertiup lembut membawa aroma asin yang segar, seolah menjadi sapaan ramah dari laut yang tenang. Deburan ombak yang tidak terlalu besar menjadikan tempat ini cocok untuk sekadar berendam, bermain pasir bersama keluarga, atau hanya duduk termenung memandangi garis cakrawala yang seakan tidak berujung.

Keunikan

Setiap sudut pantai ini memancarkan kesederhanaan yang justru menjadi kekuatannya, tempat di mana waktu seolah berjalan lebih lambat dan segala beban pikiran terasa menguap terbawa angin laut. Keunikan Pantai Sungai Kinjil juga terletak pada hubungan eratnya dengan kehidupan masyarakat lokal.

Warga Desa Kinjil Pesisir yang sebagian besar menggantungkan hidup dari hasil laut, memiliki ikatan yang sangat kuat dengan pantai ini. Di pagi hari, tak jarang terlihat perahu-perahu nelayan kecil yang bersandar setelah semalaman menjala ikan.

Anak-anak berlarian di pasir dengan tawa riang, sementara ibu-ibu menjemur hasil tangkapan atau duduk di saung sederhana sambil merajut jaring. Suasana ini menciptakan nuansa otentik yang sulit ditemukan di tempat lain sebuah pantai yang hidup dan tumbuh bersama masyarakatnya.

Selain itu, lokasi ini juga kerap digunakan sebagai tempat berkumpul untuk kegiatan sosial maupun keagamaan, menunjukkan bahwa pantai ini bukan sekadar ruang rekreasi, melainkan bagian tak terpisahkan dari identitas kultural warga setempat.

Meski belum banyak tersentuh pembangunan infrastruktur pariwisata skala besar, Pantai Sungai Kinjil justru menawarkan sesuatu yang lebih bernilai keaslian. Keindahan yang tidak dibuat-buat.

Ketika senja tiba, langit berubah warna menjadi kemerahan yang lembut, memantulkan bayangan pepohonan dan tubuh-tubuh kecil yang masih bermain di tepi air. Di saat seperti inilah, pengunjung dapat merasakan betapa kuatnya daya tarik alam yang belum tersentuh industri sebuah pemandangan yang menenangkan, menggugah, dan sulit dilupakan.

Tak heran jika mereka yang pernah datang ke sini kerap kembali, bukan hanya karena panorama alamnya yang menawan, tetapi karena suasana damainya yang mengisi kekosongan jiwa di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota.

Bagi siapa pun yang merindukan pelarian dari rutinitas dan menginginkan pengalaman perjalanan yang lebih mendalam, Pantai Sungai Kinjil di Desa Kinjil Pesisir adalah jawabannya.

Tempat ini bukan hanya destinasi wisata, melainkan ruang untuk menyatu dengan alam, merenung, dan memahami kembali ritme kehidupan yang lebih sederhana. Ia adalah permata tersembunyi yang bersinar tenang di sudut Kalimantan Barat, menunggu untuk ditemukan oleh mereka yang berani menempuh jarak dan membuka hati pada keindahan yang tak bersuara.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |