Liputan6.com, Jakarta - Kinerja emiten sektor ritel bervariasi pada kuartal I 2025. Namun, sebagian besar membukukan kenaikan penjualan hingga kuartal I 2025.
Adapun emiten sektor ritel ini merupakan perusahaan yang mempunyai bisnis dari jaringan toko, minimarket, supermarket hingga pusat perbelanjaan modern lainnya, seperti dikutip dari berbagai sumber.
Salah satu emiten sektor ritel yang mencatat pertumbuhan baik pendapatan dan laba yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Pengelola Alfamart ini membukukan pendapatan bersih Rp 32,77 triliun hingga Maret 2025. Pendapatan bersih Perseroan naik 11,75% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 29,32 triliun.
Kenaikan pendapatan itu mendorong laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk naik 9,5% menjadi Rp 964,52 miliar dari periode kuartal I 2024 sebesar Rp 890,31 miliar. Demikian mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/6/2025).
Kinerja positif itu juga didorong kinerja PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Perseroan membukukan pendapatan bersih Rp 5,52 triliun hingga kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,79 triliun.
Pertumbuhan pendapatan Perseroan didukung laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk sebesar Rp 190,37 miliar, atau tumbuh sekitar 20,06% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 158,56 miliar.
Kinerja DFI Retail Nusantara
Selain itu, PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) membukukan pertumbuhan penjualan dan mencetak laba pada kuartal I 2025. Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke BEI, Perseroan mencatat pendapatan bersih Rp 1,21 triliun hingga kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,07 triliun.
Hal itu mendorong laba periode berjalan tercatat Rp 27,13 miliar pada kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 1,12 miliar.
Presiden Direktur PT DFI Retail Nusantara Tbk, Hadrianus Wahyu Trikusumo menuturkan, kinerja keuangan yang membaik terutama didorong pertumbuhan penjualan yang kuat saat Lebaran serta kinerja Guardian Health and Beauty yang solid.
"Meskipun permintaan terhadap perabotan rumah tangga masih menghadapi tantangan, IKEA menunjukkan perbaikan melalui langkah-langkah pengendalian biaya yang efektif. Keseluruhan kinerja ini mengantarkan Perseroan membukukan laba Rp 27 miliar pada kuartal I 2025,” ujar dia dalam keterangan yang disampaikan ke BEI.
Adapun kinerja Perseroan didorong pertumbuhan laba yang solid dari Guardian dan kerugian yang menyusut di Ikea.
"Guardian mencatat pertumbuhan penjualan dan laba dua digit, didorong oleh peningkatan jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan premium dan lokasi wisata. Guardian tetap fokus pada memperkuat proposisi nilainya, mengoptimalkan rangkaian produknya, dan memperluas kehadiran omnichannel-nya untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan,” ujar dia.
Hadrianus mengatakan, pihaknya optimistis bisnis kesehatan dan kecantikan akan mempertahankan momentum positif meski ketidakpastian terkait pemulihan bisnis furnitur rumah tangga masih berlanjut.
"Namun demikan, dengan fokus strategis yang lebih tajam, Perseroan berada dalam posisi yang kuat untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan dalam jangka menengah hingga panjang,” kata Hadrianus.
Kinerja ACES
Sementara itu, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) mencatat kinerja keuangan yang beragam. Perseroan membukukan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 7,2% menjadi Rp 2,13 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,99 triliun.
Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 30,86% menjadi Rp 141,60 miliar hingga kuartal I 2025 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 204,81 miliar.
Dalam keterbukaan informasi ke BEI, Perseroan menyatakan, pertumbuhan penjualan 7,2% ditopang pertumbuhan same store sales growth (SSSG) sebesar 2,2%.
Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun telah diperkirakan sebelumnya. Hal ini seiring peningkatan biaya operasional yang disebabkan oleh pergeseran waktu pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran 2025 dibandingkan tahun sebelumnya yang jatuh pada kuartal II 2025. Selain itu, kenaikan pada biaya iklan dan promosi untuk kegiatan rebranding AZKO.
Namun, jika melihat kinerja operasional di luar faktor THR, Perusahaan masih mencatatkan pertumbuhan laba operasi sekitar 4%. Manajemen tetap optimistis dapat membukukan pertumbuhan laba bersih yang positif untuk tahun penuh 2025.
Direktur PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk, Gregory S.Widjaja menuturkan, pihaknya melihat respons positif dari pelanggan terhadap peluncuran merek AZKO, yang menjadi tonggak penting setelah 30 tahun perseroan melayani masyarakat Indonesia.
"Antusiasme pelanggan juga tercermin dari sambutan yang baik di setiap pembukaan toko baru di berbagai kota. Dengan strategi yang mengedepankan relevansi terhadap kebutuhan pelanggan, perluasan jangkauan, serta penguatan pengalaman belanja yang seamless dan terintegrasi, kami yakin berada di jalur yang tepat untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Di sisa sembilan bulan tahun 2025 ini, berbagai inisiatif telah kami siapkan untuk memperkuat kapabilitas operasional sekaligus memperluas dampak positif, baik dari sisi bisnis maupun sosial,” kata dia dalam keterbukaan informasi BEI.
Kinerja MAPI dan RALS
Di sisi lain, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba. Hingga akhir Maret 2025, Perseroan mencatat pendapatan bersih Rp 9,30 triliun, tumbuh 5,82% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,78 triliun.
Pertumbuhan pendapatan itu mendorong kenaikan laba bersih periode berjalan yang didapat diatribusikan kepada entitas induk hingga kuartal I 2025.
Laba bersih periode berjalan yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 472,26 miliar, tumbuh 14,07% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 413,99 miliar.
Demikian PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencatat kinerja keuangan yang positif hingga Maret 2025. Perseroan membukukan pendapatan Rp 1,14 triliun hingga kuartal I 2025, naik 38,17% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 638,55 miliar.
Pertumbuhan pendapatan itu mendorong kenaikan laba tahun berjalan sebesar 103,9% hingga akhir Maret 2025. Laba tahun berjalan Perseroan tercatat Rp 217,87 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 106,81 miliar.