Liputan6.com, Sukabumi - Dalang di balik aksi keji penyiraman air keras yang menimpa ibu dan anak pada dua pekan lalu masih belum terungkap. YA (37) dan anaknya berusia 10 tahun menjadi korban saat melintas di Jalan Sudajaya, RT 05/02, Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, pada Kamis (1/5/2025) lalu.
YA menceritakan detik-detik mencekam saat dua pria misterius dari arah belakang tiba-tiba menyiramkan air keras ke wajahnya.
"Waktu itu enggak ada curiga apa-apa, niatnya mau berangkat kerja nitipin anak ke saudara, kebetulan rumahnya dekat lokasi kejadian. Nah tiba di lokasi kan udah dekat ke rumah saudara saya, saya juga mau belok otomatis motor juga dipelanin, tiba-tiba dari belakang ada yang menyiram langsung ke arah muka saya," ungkap YA di rumah pamannya, tak jauh dari lokasi kejadian, Baros, Kota Sukabumi pada Senin (19/5/2025).
Dalam kondisi panik dan merasakan panas yang membakar, YA berusaha merobek pakaiannya untuk mengurangi perih. Ia tak dapat mengenali jelas pelaku karena kejadian yang begitu cepat.
"Sudah disiram gitu kan belum terasa panas, setahu saya pelakunya dua orang (pria) naik motor boncengan, tapi kejadiannya cepet, terus saya juga keburu ngerasa panas jadi enggak merhatiin pelakunya, seinget saya mereka langsung kabur ke arah jalur," ungkapnya.
Luka Parah di Bagian Wajah
Akibat siraman tersebut, luka bakar parah dialami di bagian wajah hingga tangan kiri. Sang anak juga terkena siraman air keras di bagian mulut, namun lukanya tidak separah YA.
Setelah sebelas hari menjalani perawatan intensif di RSUD R Syamsudin SH, kondisi luka bakar YA dan anaknya mulai membaik, namun masih memerlukan penanganan medis rawat jalan.
"Kalau kondisi masih jauh dari kata baik, tapi Alhamdulillah sudah mulai membaik, lukanya juga masih harus dilakukan penanganan lebih intensif soalnya masih basah, sekarang semua lukanya diperban setiap hari diganti," ungkap dia.
Di sisi lain, trauma mendalam masih menghantui Yuli pasca kejadian tersebut. Rasa takut terus menghantuinya, baik di dalam maupun di luar rumah.
"Pokoknya pengin segera ditangkap saja pelakunya, soalnya saya juga trauma, jadi waswas, kerja juga nanti gimana jadi takut, diem di rumah saja jadi enggak nyaman, takut," tuturnya.
Trauma Mendalam Dialami Anak Korban
Sementara itu, kuasa hukum korban, Dasep Rahman, menyampaikan perkembangan terkini dari sudut pandang hukum. Ia mengungkapkan bahwa kondisi anak korban kasus penyiraman air keras menunjukkan kemajuan signifikan dengan luka yang mulai mengering.
Namun, kondisi YA justru memprihatinkan dengan luka di wajah, dada, dan paha yang terlihat semakin parah akibat kondisi psikis yang belum stabil.
Dasep menyayangkan keputusan pihak rumah sakit yang telah memulangkan kedua korban dan saat ini mereka dirawat oleh paman korban di Sudajaya. Meskipun ada tawaran home care dari rumah sakit, Dasep menilai kondisi YA belum layak untuk perawatan di rumah. Trauma mendalam juga dialami oleh sang anak.
"Kalau untuk anak saya lihat traumanya terlalu tinggi karena melihat laki-laki, melihat orang yang agak besar atau melihat bapak-bapak terlihat dia sangat ketakutan, bahkan melihat kita pun waktu pertama kita datang ke rumah sakit sangat sekali ketakutan,” ujar Dasep.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan KPAI untuk menangani trauma psikologis anak korban. Sementara itu, teror melalui pesan singkat di berbagai platform media sosial masih terus dialami oleh korban dari pihak yang tidak dikenal.
Diduga Motif Cemburu
Mengenai perkembangan penyelidikan, Dasep mengapresiasi kinerja cepat kepolisian Resor Sukabumi Kota yang telah berhasil menangkap terduga pelaku yang mengendarai kendaraan saat kejadian.
"Terduga pembawa kendaraan atau jokinya sudah tertangkap dan telah diamankan di polresta sukabumi untuk pengembangan lebih lanjut. Informasi saya dapat penangkapan terduga pelaku sebagai pembawa kendaraan ini dua hari yang lalu,” terang dia.
Dugaan sementara motif pelaku utama adalah kecemburuan sosial terkait hubungan percintaan jarak jauh yang baru berjalan singkat dan terjalin melalui media sosial.
Korban sendiri mengaku belum pernah bertemu dengan terduga pelaku utama. Pihak kepolisian masih terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap identitas dan menangkap pelaku utama penyiraman air keras ini.
Dasep juga menyoroti kondisi ekonomi korban yang merupakan seorang ibu tunggal dari keluarga kurang mampu. Ia berharap pihak rumah sakit dapat memberikan fasilitas kesehatan yang memadai bagi korban hingga benar-benar pulih.