Jeff Bezos Mau Jual Saham Amazon Rp 79 Triliun

23 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri rakasasa e-commerce Amazon, Jeff Bezos berencana untuk menjual hingga 25 juta sahamnya di perusahaan tersebut pada tahun 2026 mendatang, menurut laporan keuangan terbaru perusahaan.

Meski sudah mengundurkan diri sebagai CEO pada tahun 2021, Bezos saat ini tetap menjadi pemegang saham utama Amazon.

Melansir CNBC International, Sabtu (3/5/2025), saham yang akan dijual Bezos saat ini bernilai sekitar USD 4,8 miliar atau Rp 79 triliun.

Penjualan saham milik Bezos merupakan bagian dari rencana perdagangan yang diadopsi pada 4 Maret 2025, menurut laporan tersebut.

Rencana penjualan tersebut datang setelah rilis laporan laba kuartal pertama Amazon pada Kamis malam. Sementara laba dan pendapatan melampaui estimasi, perkiraan perusahaan untuk pendapatan operasional pada kuartal saat ini berada di bawah ekspektasi Wall Street.

Hasilnya menunjukkan bahwa Amazon bersiap menghadapi ketidakpastian terkait dengan kebijakan tarif baru Presiden AS Donald Trump.

Bezos sebelumnya melepas saham Amazon senilai sekitar USD 13,5 miliar atau Rp 222,4 triliun tahun lalu, menandai penjualan saham perusahaan pertamanya sejak 2021.

Sejak menyerahkan jabatan CEO Amazon kepada Andy Jassy, ​​Bezos telah menghabiskan lebih banyak waktunya di perusahaan eksplorasi luar angkasa yang ia jalankan, yakni Blue Origin, dan dana iklim dan keanekaragaman hayati senilai USD 10 miliar atau Rp 164,7 triliun.

Ia menggunakan penjualan saham Amazon untuk membantu mendanai Blue Origin, serta Day One Fund, yang diluncurkannya pada September 2018 untuk menyediakan pendidikan di masyarakat berpenghasilan rendah dan menangani isu tuna wisma.

Perdana Lampaui Walmart, Amazon Cetak Pendapatan Rp 3 Kuadriliun

Sebelumnya, Amazon berhasil melampaui Walmart dalam hal pendapatan kuartalan untuk pertama kalinya.

Melansir CNBC International, Minggu (23/2/2025), Amazon mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka membukukan pendapatan sebesar USD 187,8 miliar atau Rp 3 kuadriliun selama kuartal IV 2024.

Angka itu melampaui penjualan Walmart yang mencapai USD 180,5 miliar atau Rp 2,9 kuadriliun di periode yang sama. 

Unit ritel inti Amazon tetap menjadi penghasil pendapatan terbesar, tetapi pendapatan utamanya juga didorong oleh bisnis komputasi awan, periklanan, dan layanan penjualnya yang besar.

Layanan penjual pihak ketiga, yang mencakup komisi dan biaya yang dikumpulkan oleh Amazon untuk pemenuhan pesanan dan pengiriman, iklan, dan dukungan pelanggan, menyumbang 24,5% dari total penjualan perusahaan tahun lalu.

Sedangkan Amazon Web Services menyumbang hampir 17%.

Posisi Walmart

Sejak 2012, Walmart telah memegang keistimewaan sebagai penghasil pendapatan teratas setiap kuartal, sebuah gelar yang diperolehnya setelah menyalip raksasa minyak Exxon Mobil.

Walmart masih memimpin dalam penjualan tahunan, meskipun Amazon terus berkembang.

Ritel asal AS tersebut diproyeksikan akan meraup pendapatan hingga USD 708,7 miliar atau Rp11,5 kuadriliun pada tahun fiskal mendatang, sementara pendapatan setahun penuh Amazon untuk tahun 2025 diharapkan mencapai USD 700,8 miliar atau Rp11,4 kuadriliun, menurut FactSet.

Walmart telah mencontoh pesaing utamanya untuk mempertahankan pertumbuhan penjualan.

Perusahaan ini mengoperasikan pasar pihak ketiga dan menawarkan layanan pemenuhan pesanan kepada penjual, meskipun kedua bisnis tersebut hanya sebagian kecil dari ukuran Amazon.

Walmart juga telah meluncurkan bisnis iklan dan program loyalitas bagi pembeli, yang disebut Walmart+, yang bersaing dengan Amazon Prime.

Pendapatan Amazon Bakal Lampaui Walmart untuk Pertama Kali

Diwartakan sebelumnya, Amazon telah lama melampaui Walmart terkait kapitalisasi pasar. Namun, raksasa e-commerce ini akhirnya siap melampaui pesainya melalui metrik utama lainnya yakni pendapatan.

Mengutip CNBC, selama belasan tahun terakhir, Walmart memegang keistimewaan sebagai penghasil pendapatan teratas setiap kuartal. Pada 2021, Walmart menyalip raksasa minyak Exxon Mobil, menurut analis riset senior LSEG Tajinder Dhillion.

Walmart tetap memimpin setelah harga minyak jatuh pada tahun-tahun berikutnya dari level tertinggi sebelumnya lebih dari USD 100 per barel.

Dalam rilis kinerja keuangannya setelah penutupan perdagangan Kamis, Amazon diharapkan melaporkan pendapatan sebesar USD 187 miliar, menurut analis yang disurvei oleh LSEG. Walmart melaporkan pada 20 Februari, dan diprediksi raup penjualan USD 180 miliar.

Walmart yang sering dijuluki ritel terbesar di dunia, mengacu pada pendapatannya, masih memimpin dalam hal penjualan tahunan. Walmart telah membukukan penjualan lebih dari USD 600 miliar dalam dua tahun terakhir. Angka itu akan mencapai USD 681 miliar untuk tahun fiskal terakhir.

Amazon sedang atasi ketertinggalannya. Berdasarkan estimasi kuartal keempat, pendapatan Amazon sepanjang 2024 akan mencapai USD 638 miliar, menandai pertama kali perusahaan itu melampaui tonggak sejarah USD 600 miliar.

Salah satu alasan utama Amazon melesat naik peringkat adalah bisnis cloud-nya, Amazon Web Services. Pendapatan di AWS telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2020 dan sekarang mencapai sekitar 17 persen dari total penjualan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |