Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan Jumat (13/6/2025). IHSG melemah juga didorong mayoritas sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup terperosok 0,53% ke posisi 7.166,06. Indeks LQ45 tergelincir 0,75% ke posisi 801,80. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.192,66 dan level terendah 7.149,61. Sebanyak 364 saham memerah sehingga bebani IHSG. 241 saham menguat dan 200 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.372.329 kali dengan volume perdagangan 26,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 15,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.290. Investor asing beli saham Rp 478,76 miliar pada perdagangan Jumat pekan ini. Sepanjang 2025, investor asing melepas saham Rp 48,58 triliun.
Di pasar negosiasi, transaksi saham BBRI mencapai Rp 1,4 triliun. Harga saham BBRI di pasar negosiasi turun 1,47% ke posisi Rp 4.010 per saham dengan frekuensi perdagangan tujuh kali. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.750 dan level terendah Rp 3.950 per saham.
Di pasar regular, harga saham BBRI susut 1,72% ke posisi Rp 4.000 per saham. Saham BBRI dibuka turun 50 poin ke posisi Rp 4.020 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.050 dan level terendah Rp 3.980 per saham. Total frekuensi perdagangan 44.742 kali dengan volume perdagangan 6.465.003 saham. Nilai transaksi Rp 2,6 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham basic naik 1,19% dan sektor saham industri bertambah 0,17%.
Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 1,74%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham transportasi merosot 1,51% dan sektor saham keuangan turun 0,98%.
Di sisi lain, sektor saham energi melemah 0,21%, sektor saham consumer siklikal tergelincir 0,71%, sektor saham kesehatan merosot 0,21%, sektor saham properti susut 0,70%, sektor saham infrastruktur melemah 0,68%.
Gerak Saham
Pada Jumat pekan ini, saham PTBA melemah 0,34% ke posisi Rp 2.970 per saham. Harga saham PTBA dibuka stagnan di posisi Rp 2.980 per saham. Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.990 dan level terendah Rp 2.950 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.583 kali dengan volume perdagangan 482.347 saham. Nilai transaksi Rp 143,4 miliar.
Sementara itu, harga saham KRAS naik 18,03% ke posisi Rp 216 per saham. Harga saham KRAS dibuka bertambah 13 poin ke posisi Rp 196 per saham. Saham KRAS berada di level tertinggi Rp 240 dan level terendah Rp 162 per saham. Total frekuensi perdagangan 29.484 kali dengan volume perdagangan 5.442.796 saham. Nilai transaksi Rp 114,3 miliar.
Saham INDY menguat 0,66% ke posisi Rp 1.515 per saham. Harga saham INDY dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.505 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 1.535 dan terendah Rp 1.485 per saham. Total frekuensi perdagangan 9.560 kali dengan volume perdagangan 282.733 saham. Nilai transaksi Rp 42,8 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham JAWA melonjak 35%
- Saham MTFN melonjak 33,33%
- Saham MBSS melonjak 24,91%
- Saham ASBI melonjak 24,91%
- Saham ARCI melonjak 23,21%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BTEK merosot 16,67%
- Saham KRYA merosot 14,85%
- Saham KOPI merosot 14,71%
- Saham JECC merosot 14,70%
- Saham BPFI merosot 14,13%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 753,6 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 738,2 miliar
- Saham BRMS senilai Rp 665,5 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 662,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 44.733 kali
- Saham BRMS tercatat 42.986 kali
- Saham GOTO tercatat 34.010 kali
- Saham ADRO tercatat 32.922 kali
- Saham ANTM tercatat 30.961 kali
Sentimen IHSG
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim menuturkan, IHSG ditutup melemah di tengah sentimen negatif meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta kekhawatiran akan dampaknya terhadap perekonomian domestik. Sisi lain, masih ada potensi ancaman dari perang tarif.
Mayoritas bursa saham kawasan Asia juga ditutup melemah, setelah terjadinya serangan militer Israel yang menargetkan program nuklir Iran, sementara Iran berjanji akan membalas.
Peristiwa itu mengakibatkan harga minyak mentah menguat tajam lebih dari 6 persen di atas level 72 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
“Sebelumnya, pelaku pasar akhir-akhir ini cenderung mengabaikan risiko geopolitik, dengan adanya serangan ini menjadi peringatan bahwa risiko ini lebih nyata dan lebih mendesak daripada yang diperkirakan sebelumnya,” kata dia seperti dikutip dari Antara.
Dari dalam negeri, penjualan ritel bulan April 2025 turun 0,3 persen year on year (yoy) dari sebelumnya naik 5,5 persen (yoy) di Maret 2025, dan merupakan penurunan tahunan pertama sejak April 2024.
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik jatuh pada perdagangan Jumat pekan ini. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi karena Isrel melakukan serangan militer terhadap Iran yang menargetkan program nuklirnya. Sementara itu, Iran berjanji membalas.
Mengutip CNBC, Jumat (13/6/2025), indeks Nikkei 225 memangkas kerugian sebelumnya dan ditutup turun 0,89% ke posisi 37.834,25. Indeks Topix merosot 0,95% ke posisi 2.756,47.
Indeks Kospi di Korea Selatan terperosok 0,87% dan ditutup di level 2.894,62. Indeks Kosdaq terpangkas 2,61% ke posisi 768,86.
Indeks acuan ASX 200 di Australia melemah 0,21% ke posisi 8.547,40. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,59% ke posisi 23.892,56. Indeks CSI 300 di China melemah 0,725 ke posisi 3.864,18. Indeks Nifty 50 di India terperosok 0,64%, dan indeks BSE Sensez melemah 0,79%.