Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham Rabu (11/6/2025). IHSG berpotensi melemah ke posisi 6.713-7.009.
IHSG naik 1,65% ke posisi 7.230, penguatan IHSG masih didominasi oleh volume pembelian dan mampu menembus moving average (MA) 200 harian pada perdagangan Selasa, 10 Juni 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada label merah, apabila IHSG hari ini break 7.240, diperkirakan IHSG membentuk wave (v) dari wave (a) yang akan menguji 7.263-7.355.
"Namun, pada label hitam, masih terdapat potensi koreksi IHSG ke rentang area 6.713-7.009,” ujar Herditya dalam catatannya.
Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.009,6.945 dan level resistance 7.263,7.324 pada perdagangan Rabu pekan ini.
Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.120-7.330.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness
Saham ANTM terkoreksi 5,51% ke 3.260 disertai dengan adanya peningkatan tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi ANTM saat ini berada pada bagian dari wave [iv] dari wave 3, sehingga ANTM masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 3.040-3.260
Target Price: 3.570, 3.910
Stoploss: below 2.850
2.PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) - Spec Buy
Saham ASSA menguat 4,90% ke 750 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi ASSA sedang berada pada bagian dari wave [v], sehingga ASSA masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata dia.
Spec Buy: 725-740
Target Price: 790, 825
Stoploss: below 705
3.PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) - Buy on Weakness
Saham BBYB menguat 4,39% ke 238 dan masih didominasi oleh volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA200. Herditya mengaakan, piaknya perkirakan, posisi BBYB saat ini berada pada bagian dari wave [b] dari wave B.
Buy on Weakness: 228-234
Target Price: 248, 258
Stoploss: below 224
4.PT Jasa Marga Tbk (JSMR) - Buy on Weakness
Saham JSMR menguat 2,14% ke 3.820 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. "Selama masih mampu berada di atas 3.720 sebagai stoplossnya, posisi JSMR sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B," ujar dia.
Buy on Weakness: 3.770-3.820
Target Price: 3.930, 4.070
Stoploss: below 3.720
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sentimen Ekonomi
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti mengenai jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Jumlah penduduk miskin di Indonesia melonjak drastis menjadi 194,4 juta orang atau sekitar 68,91% dari total populasi setelah Bank Dunia memperbarui metode penghitungan garis kemiskinan dengan standar purchasing power parity (PPP) 2021, menggantikan standar PPP 2017.
Dalam laporan terbarunya, June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform, Bank Dunia menaikkan garis kemiskinan internasional untuk negara berpendapatan menengah seperti Indonesia dari USD 6,85 menjadi USD 8,30 per hari.
Revisi ini mencerminkan peningkatan kebutuhan hidup yang lebih besar dari sekadar inflasi. Data BPS dari Susenas 2024 menunjukkan populasi Indonesia sebesar 285,1 juta jiwa, yang berarti hampir dua pertiga tergolong miskin jika mengikuti standar baru Bank Dunia.
Namun, angka ini jauh berbeda dengan data resmi pemerintah. BPS mencatat hanya 24,06 juta penduduk (8,57%) yang tergolong miskin per September 2024. Perbedaan tersebut berasal dari metodologi yang digunakan: BPS mengacu pada kebutuhan dasar minimal, sementara Bank Dunia menggunakan pendekatan PPP untuk perbandingan antarnegara.
"Penerapan PPP 2021 mengubah secara signifikan gambaran kemiskinan Indonesia di mata dunia, menimbulkan tantangan baru bagi pemerintah dalam merancang kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lebih tepat sasaran, namun tetap menarik perhatian pelaku pasar dan investor untuk dapat berinvestasi di dalam negeri,” demikian seperti dikutip dari riset tersebut.