IHSG Hari Ini 1 Agustus 2025 Ditutup Menguat 0,71%

17 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Jumat (1/8/2025). Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham basic.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,71% ke posisi 7.537,76. Indeks LQ45 bertambah 0,80% ke posisi 796,82. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.579,60 dan level terendah 7.523,62. Sebanyak 357 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 255 saham melemah dan 189 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.706.435 kali dengan volume perdagangan 29,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.506.

Mayoritas sektor saham menghijau. Sektor saham basic naik 3,01%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur menanjak 2,90%, sektor saham consumer siklikal menguat 1,55%.

Sementara itu, sektor saham energi menanjak 0,07%, sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,45%, sektor saham properti bertambah 0,80%, dan sektor saham transportasi naik 0,37%.

Sementara itu, sektor saham kesehatan terpangkas 1,11%, sektor saham industri susut 0,48%, sektor saham keuangan merosot 0,16%.

Saham TOBA naik 13,24% ke posisi Rp 1.240 per saham. Harga saham TOBA naik 5 poin ke posisi Rp 1.100 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 1.095. Harga saham TOBA berada di level tertinggi Rp 1.260 dan terendah Rp 1.095 per saham. Total frekuensi perdagangan 43.086 kali dengan volume perdagangan 3.732.703 saham. Nilai transaksi Rp 449,8 miliar.

Harga saham HEAL turun 2,85% ke posisi Rp 1.535 per saham. Saham HEAL dibuka turun 5 poin ke posisi Rp 1.575 per saham. Harga saham HEAL berada di level tertinggi Rp 1.585 dan terendah Rp 1.535 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.197 kali dengan volume perdagangan 302.868 saham. Nilai transaksi Rp 47 miliar.

Harga saham TPIA naik 3,5% ke posisi Rp 9.600 per saham. Harga saham TPIA dibuka ke posisi Rp 9.400 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 9.275 per saham. Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 10.000 dan terendah Rp 9.400 per saham. Total frekuensi perdagangan 15.326 kali dengan volume perdagangan 236.111 saham. Nilai transaksi Rp 228,8 miliar.

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham MINA melonjak 34,35%
  • Saham DSFI melonjak 32,81%
  • Saham FUTR melonjak 29,51%
  • Saham FWCT melonjak 27,61%
  • Saham BOLA melonjak 21,53%

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham KBLM merosot 14,57%
  • Saham OASA merosot 13,53%
  • Saham CGAS merosot 12,31%
  • Saham BRAM merosot 12,14%
  • Saham HOMI merosot 11,43%

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBCA senilai Rp 719,8 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 718,7 miliar
  • Saham BRPT senilai Rp 591,4 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 552,9 miliar
  • Saham RAJA senilai Rp 528,5 miliar

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham MINA tercatat 43.821 kali
  • Saham TOBA tercatat 43.086 kali
  • Saham RAJA tercatat 38.991 kali
  • Saham IKAN tercatat 38.461 kali
  • Saham BRPT tercatat 38.148 kali

Sentimen IHSG

Dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia cenderung bergerak melemah mengawali bulan ini.

“Pasar tampaknya terbebani oleh tarif timbal balik baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai dari 10 persen hingga 41 persen pada impor dari negara-negara tanpa kesepakatan perdagangan, efektif hari ini,” demikian seperti dikutip dari Antara.

Dari kawasan Asia, survei swasta menunjukkan penurunan tidak terduga sektor manufaktur China pada Juli 2025, memperkuat data resmi yang menandai penurunan bulanan ke empat, di tengah hambatan perdagangan yang sedang berlangsung dan gangguan cuaca buruk.

Para pejabat AS dan China telah menyelesaikan perundingan perdagangan di Stockholm, Swedia, namun Trump belum menyetujui perpanjangan gencatan senjata terhadap tarif yang berlaku.

Dari AS, data menunjukkan Price Consumer Index (PCE) Inti dan harga umum melampaui ekspektasi pada Juni 2025, yang memperkuat kekhawatiran tentang inflasi terus-menerus di sektor-sektor utama ekonomi, dan semakin memperumit prospek potensi penurunan suku bunga pada September 2025.

Data Ekonomi

Pelaku pasar saat ini mengalihkan perhatian terhadap laporan ketenagakerjaan AS periode Juli 2025, yang diharapkan akan memberikan wawasan baru tentang kondisi pasar tenaga kerja dan membantu membentuk langkah kebijakan The Fed selanjutnya.

Dari dalam negeri, S&P Global melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 49,2 pada Juli 2025, atau naik dari posisi 46,9 pada Juni 2025, namun indeks masih berada di bawah ambang batas netral 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan posisi neraca perdagangan Indonesia Juni 2025 mengalami surplus sebesar USD 4,1 miliar, sehingga mencatatkan selama 62 bulan beruntun mengalami surplus.

Inflasi tahunan Indonesia meningkat menjadi 2,37% pada Juli 2025, naik dari 1,87% pada Juni 2025, dan sedikit di atas proyeksi pasar sebesar 2,24%, sementara tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) 1,5% hingga 3,5%.

Terjaganya laju inflasi akan berpotensi memberikan ruang untuk Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunganya. Penurunan suku bunga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pelaku usaha untuk berinvestasi lebih banyak, yang pada gilirannya dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat pekan ini.

Mengutip CNBC, indeks Hang Seng turun 1,07% ke posisi 24.507,81. Indeks CSI 300 susut 0,51% menjadi 4.045,93. Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,66% ke posisi 40.799,60. Indeks Topix terpangkas 0,19% ke posisi 2.948,65.

Di Korea Selatan, indeks Kospi susut 3,88% ke posisi 3.119,41. Indeks Kosdaq terperosok 4,03% ke posisi 772,79. Indeks ASX 200 melemah 0,92% ke posisi 8.662.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |