IHSG Diprediksi Melemah pada 1 September 2025, Tekanan Politik Jadi Faktor Utama

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak melemah pada perdagangan awal pekan depan. Pengamat Pasar Modal Indonesia, Ibrahim Assuaibi menilai kondisi politik yang tengah memanas di dalam negeri menjadi pemicu utama pelemahan pasar.

Menurut Ibrahim, dinamika politik yang diwarnai kerusuhan dan aksi demo hingga penjarahan berpotensi menekan kepercayaan pelaku pasar. Meski begitu, ia memastikan pelemahan IHSG masih dalam batas aman dan tidak mengarah pada suspensi perdagangan.

“Ada kemungkinan besar dalam perdagangan di hari Senin, Indeks Harga Saham Gabungan kemungkinan akan kembali melemah, tetapi melemahnya tidak akan menuju suspensi,” ujar Ibrahim dalam keterangan, dikutip Senin (1/9/2025).

Ia menambahkan, pelemahan IHSG diperkirakan hanya akan berada pada kisaran 5 persen. Hal ini tercermin dari pola pergerakan indeks di akhir pekan lalu yang sempat terkoreksi cukup dalam, namun akhirnya kembali bergerak stabil.

“Dengan kondisi ini kemungkinan Indeks Harga Saham Gabungan pun juga akan mengalami penurunan itu maksimal hanya di 5 persen. Sehingga tidak ada khawatiran Bursa Efek Indonesia untuk melakukan suspensi,” jelasnya.

Ibrahim menegaskan, sentimen politik dalam negeri akan menjadi perhatian utama pelaku pasar dalam waktu dekat. Perkembangan kondisi keamanan, termasuk potensi demonstrasi susulan di awal September, disebut akan sangat menentukan arah pergerakan IHSG.

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham pada 1 September 2025

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan Senin, (1/9/2025). IHSG akan menguji posisi 7.691-7.753.

IHSG merosot 1,53% ke posisi 7.830 dan disertai dengan besarnya tekanan jual pada perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025. Namin, koreksi IHSG masih mampu ditahan oleh moving average (MA)20 harin.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada label hitam, posisi IHSG diperkirakan masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 dari wave (3) sehingga meskipun terkoreksi hanya akan menguji area 7.691-7.753 dahulu.

“Dan kemudian akan menguat ke 8.017-8.102,” kata Herditya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.731,7.680 dan level resistance 7.858,8.008 pada perdagangan Senin pekan ini.

Rekomendasi Saham

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas juha menyebutkan, IHSG berpotensi melemah dengan level support dan resistance masing-masing 7.600-8.000 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Arci Indonesia Tbk (ARCI).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Arci Indonesia Tbk (ARCI), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Penutupan IHSG pada 29 Agustus 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Jumat, (29/8/2025) di tengah aksi demo. Namun, koreksi IHSG berkurang jelang akhir pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup merosot 1,53% ke posisi 7.830,49. Indeks LQ45 terpangkas 1,78% ke posisi 797,11. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.913,86 dan terendah 7.765,59. Sebanyak 610 saham melemah sehingga bebani IHSG. 122 saham menguat dan 70 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 2.509.118 kali. Volume perdagangan saham 51,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 22,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah di kisaran 16.451.

Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham industri. Sektor saham industri naik 0,73%. Sektor saham consumer siklikal turun 3,05%, dan catat koreksi terbesar.

Sementara itu, sektor saham energi terpangkas 1,42%, sektor saham basic susut 1,58%, sektor saham consumer nonsiklikal turun 1,24%. Lalu sektor saham kesehatan turun 1,75%, sektor saham keuangan turun 1,45%, sektor saham properti susut 2,16%, sektor saham teknologi terpangkas 2,25%. Kemudian sektor saham infrastruktur melemah 2,27% dan sektor saham transportasi melemah 1,04%.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |