Gibran Soroti Program Dedi Mulyadi: Ada Gubernur yang Kirim Anak-Anak Bandel ke Barak

5 hours ago 4

Liputan6.com, Bandung - Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka menyoroti program pendidikan karakter di barak militer untuk anak-anak berperilaku nakal yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

"Mungkin ada gubernur yang, Gubernur Jawa Barat yang mengirim anak-anak bandel ke barak," kata Gibran dalam pidato saat penutupan Muktamar Persatuan Umat Islam (PUI) yang disiarkan kanal YouTube Wakil Presiden RI pada Kamis, 15 Mei 2025.

Pernyataan itu dilontarkan Gibran untuk merespons Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution yang mengeluhkan tingginya angka penyalahgunaan narkoba di provinsi tersebut.

Menurut Gibran, organisasi kemasyarakatan seperti PUI dapat diajak bekerja sama untuk mengatasi persoalan tersebut.

Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo ini menyarankan kemungkinan untuk melibatkan pondok pesantren yang dinaungi PUI untuk rehabilitasi narkoba di Sumatera Utara.

"Ini bisa dikirim ke pondok-pondok pesantrennya PUI mungkin," lanjut Gibran.

Kirim Anak Bandel ke Barak Militer

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menggagas program pendidikan karakter untuk anak-anak di Jawa Barat yang dinilai berperilaku nakal. Program tersebut telah dimulai sejak 2 Mei 2025 lalu.

"Hei, ayo siapa yang anak-anakku gak mau mandi? Siapa yang anak-anakku gak mau makan? Awas ya, kalau sampai melawan orang tuanya, gak patuh, pengen jajan terus, susah tidur, susah bangun, susah mandi, susah makan, malas ke sekolah. Ayo, mau dijemput ke rumah atau mau nurut?" kata Dedi.

Dedi mengklaim adanya progress positif dari program pendidikan karakter berbasis militer yang digagasnya. Menurut Dedi, anak-anak yang menjalani pendidikan karakter itu kini telah memiliki kesadaran untuk berubah.

"Secara umum, mereka sudah punya kesadaran bahwa dirinya ingin berubah, dan mungkin di rumah mereka tidak bisa berubah," tutur Dedi.

Menurut Dedi, anak-anak tersebut kini telah menunjukkan perubahan yang signifikan. "Ini adalah cara membangun kedisiplinan mereka, dan saya lihat baru dua malam, biasa tidur jam 4 sekarang tidur jam 9, biasa merokok berhenti merokok, nanti kita pelajari kualifikasinya, karena ada problem-nya," ucapnya.

Adapun latar belakang dari anak-anak tersebut, kata Dedi, beragam. Dedi pun memastikan adanya peran psikolog untuk mendampingi anak-anak itu, termasuk memeriksa kesehatan mental mereka.

"Ada orangtuanya baik-baik saja, anaknya nakal. Memang ada yang orangtuanya berpisah, ada orangtuanya bertengkar terus, tetapi variatif dan semuanya harus ditangani dengan baik. Nanti psikolognya harus monitor setiap hari. dan saya minta semua anak-anak diperiksa kesehatannya total, sehingga nanti kita bisa melihat arah ke depannya," tutur Dedi.

Sementara itu, Dedi mengungkap perilaku kenakalan dari anak-anak tersebut beragam. Mulai dari kecanduan game online hingga terlibat dalam geng motor.

"Yang datang ke sini secara umum ada yang problem-nya kecanduan minuman, game online, ada yang kecanduan merokok, ada yang terlibat dalam geng motor, satu kelompok," tandasnya

Penulis: Arby Salim

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |