Dedi Mulyadi Ingin Ada Jam Malam Anak Sekolah: Dilarang Keluar di Atas Jam 9 Malam

5 hours ago 6

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku tengah menyiapkan kebijakan jam malam bagi anak sekolah. Dia ingin anak-anak di Jawa Barat tak keluyuran pada malam saat hari sekolah.

Dedi mengatakan, pelajar sepatutnya sudah diam di rumah maksimal jam 9 malam. Hal tersebut disampaikanya usai penutupan pendidikan berkarakter di Resimen Armed 1 Purwakarta, Minggu (18/5/2025), disiarkan ulang melalui saluran YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.

“Ke depan itu nanti saya ingin membuat jam (malam), kemarin jam 8 tapi bisa aja jam 9, pelajar itu setelah jam 9 mereka tidak boleh keluyuran, harus ada di dalam rumah, ini kan penting,” katanya.

Dedi mengatakan, agar efektif maka mesti diadakan patroli ketika kebijakan itu kelak diterapkan. Menurut Dedi, kenakalan anak atau remaja di Jawa Barat turut terjadi lantaran pembiaran orang dewasa.

“Kalau malam Minggu gak masalah, namanya juga anak muda, ini kan penting. Nah ini perlu siaga, nanti patroli harus jalan. Ini semua terjadi karena pembiaran. Kita membiarkan secara lama,” jelasnya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi juga sempat membicarakan rencana ini usai acara penandatanganan MoU peningkatan sinergi pengamanan wilayah untuk ketentraman dan ketertiban umum antara Pemprov Jabar, para kepala daerah se-Jabar, serta jajaran Polda Jabar dan Polda Metro Jaya, di Lapangan Tenis Bale Pakuan, Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Jumat 16 Mei 2025.

Saat itu, Dedi Mulyadi menyebut, batas jam malam itu pukul 20.00. Adapun, aku Dedi, rencana ini disiapkan antara lain demi menjauhkan anak sekolah dari potensi bahaya di luar rumah.

 “Saya akan berlakukan kebijakan, misalnya anak sekolah tidak boleh nongkrong di luar rumah setelah pukul 20.00 pada hari belajar. Ini penting untuk menjauhkan mereka dari potensi bahaya di luar rumah,” ungkap dia di Bandung, Jumat 16 Mei 2025, dikutip dari keterangan tertulis.

Pembinaan di Barak Militer

Diketahui, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menggagas program pendidikan karakter untuk anak-anak di Jawa Barat yang dinilai berperilaku nakal. Program tersebut telah dimulai sejak 2 Mei 2025 lalu. 

"Hei, ayo siapa yang anak-anakku gak mau mandi? Siapa yang anak-anakku gak mau makan? Awas ya, kalau sampai melawan orang tuanya, gak patuh, pengen jajan terus, susah tidur, susah bangun, susah mandi, susah makan, malas ke sekolah. Ayo, mau dijemput ke rumah atau mau nurut?" kata Dedi.

Dedi mengklaim adanya progress positif dari program pendidikan karakter berbasis militer yang digagasnya. Menurut Dedi, anak-anak yang menjalani pendidikan karakter itu kini telah memiliki kesadaran untuk berubah.

"Secara umum, mereka sudah punya kesadaran bahwa dirinya ingin berubah, dan mungkin di rumah mereka tidak bisa berubah," tutur Dedi.

Menurut Dedi, anak-anak tersebut kini telah menunjukkan perubahan yang signifikan.

"Ini adalah cara membangun kedisiplinan mereka, dan saya lihat baru dua malam, biasa tidur jam 4 sekarang tidur jam 9, biasa merokok berhenti merokok, nanti kita pelajari kualifikasinya, karena ada problem-nya," ucapnya.

Adapun latar belakang dari anak-anak tersebut, kata Dedi, beragam. Dedi pun memastikan adanya peran psikolog untuk mendampingi anak-anak itu, termasuk memeriksa kesehatan mental mereka.

"Ada orangtuanya baik-baik saja, anaknya nakal. Memang ada yang orangtuanya berpisah, ada orangtuanya bertengkar terus, tetapi variatif dan semuanya harus ditangani dengan baik. Nanti psikolognya harus monitor setiap hari. dan saya minta semua anak-anak diperiksa kesehatannya total, sehingga nanti kita bisa melihat arah ke depannya," tutur Dedi.

Sementara itu, Dedi mengungkap perilaku kenakalan dari anak-anak tersebut beragam. Mulai dari kecanduan game online hingga terlibat dalam geng motor.

"Yang datang ke sini secara umum ada yang problem-nya kecanduan minuman, game online, ada yang kecanduan merokok, ada yang terlibat dalam geng motor, satu kelompok," tandasnya

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |