Colo Sagu, Inisiasi Kebangkitan Pangan Papua

7 hours ago 4

Liputan6.com, Jayapura Wajah Mama Sipora semringan saat booth UMKM dagangannya dikunjungi Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong di Festival Colo Sagu Papua. “Sagu harus jadi snack wajib di perkantoran, Bapa (Bapak),” katanya lantang.

Mama Sipora yang memiliki nama lengkap Sipora Novita Morontouw menjadi salah satu pelaku UMKM yang giat mempertahankan pangan lokal berbahan dasar sagu.  Untuk menjual dan mempromosikan dagangannya, Mama Sipora mengandalkan media sosial (medsos). Mama Sipora sadar, di era serba cepat saat ini, pelaku UMKM seperti dirinya wajib mengikuti arus.

“Arus saat ini digitalisasi. Ya, kitorang (kita) harus sesuaikan. Makanya, mama sampai hari ini tra  (tidak) menjual dagangannya di kaki lima atau sejenisnya, tapi lewat medsos,” katanya bangga.

Sipora bilang, olahan dari sagu banyak peminatnya, hanya saja belum banyak yang mengetahui mencari jajanan ini dimana. Olahan sagu bisa dibuat berbagai macam makanan, dari segala jenis kue kering, kue basah hingga olahan mie, pasta, papeda dan beras. 

Bapa (Bapak), saya minta, Bapa sebagai pemerintah bisa menjadikan sagu sebagai makanan di kantor-kantor. Jika ada sagu di atas meja kantor, berarti su (sudah) jaga kitorang pu kearifan lokal Papua,” kata Mama Sipora kepada Pj Gubernur Papua.

Ramses Limbong yang mendengar permintaan Mama Sipora langsung menyanggupinya. Ia menjelaskan jika dirinya  diminta memilih, nasi atau papeda, maka lebih memilih papeda.  “Begitu juga dengan kue yang berbahan dasar sagu, olahannya sangat lembut dan enak. Papua tanpa Sagu, terasa hampa,” katanya.

Panganan olahan lokal Papua, seperti sagu, umbi-umbian, kacang dan pisang selalu dihadirkan sebagai kudapan dalam setiap acara pemerintahan.  “Panganan olahan sagu bukan makanan asing di perkantoran pemerintahan. Bahkan lebih diminati dan dicari. Sagu bisa jadi pangan masa depan,” katanya.  

Polri untuk Masyarakat

Festival Colo Sagu diinisiasi oleh Kapolresta Jayapura, AKBP Fredrickus W.A. Maclarimboen. Kata colo (menyelupkan) sagu diambil dari makna cara memakan sagu yang dicelupkan (colo) di minuman teh atau kopi. Biasanya colo sagu dilakukan saat menikmati waktu luang, sore hari atau saat sarapan pagi.  

Festival Colo Sagu bukan kali ini saja dilakukan. Sejak 2023, gerakan Colo Sagu sudah ramai dilakukan. Saat itu, AKBP Fredrickus masih menjabat sebagai Kapolres Jayapura. Festival Colo Sagu tak sekadar menjadi ajang tempat berkumpul, namun juga menjadi gerakan dalam menjaga wadah ketahanan pangan dan membangkitkan potensi pangan di Bumi Cenderawasih.

Tahun ini, Festival Colo Sagu kembali dilakukan bersamaan dengan momen HUT ke-79 Bhayangkara yang mengambil tema “Polri Untuk Masyarakat”  Festival Colo Sagu dilaksanakan di Pantai Wisata Hmansaw Distrik Jayapura Selatan atau  tepatnya di bawah Jembatan Youtefa dan dilaksanakan selama 3 hari, mulai 26 - 28 Juni 2025. 

“Sagu juga membangkitkan identitas dan kekuatan pangan lokal di tanah Papua. Sagu sudah layak dan mampu naik ke panggung utama dan harus dapat berkelanjutan dengan menjadi solusi pangan masa depan,” katanya.

Festival Colo Sagu tak hanya menyuguhkan panganan lokal, namun juga menjadi ajang interaktif, ajang inovasi dan edukatif dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat dan pakar.

“Ada berbagai olahan sagu yang dimulai dari resep tradisional turun-temurun, hingga sentuhan modern, jajanan kekinian. Kami berharap sagu menjadi bintang di meja makan kontemporer dan bisa menginspirasi banyak orang,” jelasnya.

Di tengah program ketahanan pangan yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto, sagu juga bisa diandalkan untuk menjaga ketahanan pangan. “Selain jagung, sagu pun bisa menjadi alternatif dalam menjaga ketahanan pangan,” katanya.

Pj Gubernur Papua mengapresiasi peran kepolisian dalam menggiatkan budaya dan kearifan lokal yang dibungkus dalam festival. “Sagu bisa menjadi pangan nasional, bukan hanya lokal saja. Saya sudah meminta pengurus perhotelan untuk menggiatkan panganan lokal di daftar menunya. Misalnya pada menu breakfast,  harus disediakan sagu,” ujarnya.

Apalagi sagu memiliki kandungan gizi yang tinggi. Sagu menjadi sumber karbohidrat yang mudah dicerna. Para pakar kesehatan menyebutkan sagu juga mampu mengontrol gula darah dalam tubuh.

“Kami yakin Papua akan bangkit dari sisi ekonomi. Bahkan Papua bisa lebih sehat dengan mengkonsumsi sagu. Pemerintah akan terus mendukung pengembangan budidaya sagu atau turunannya," kata Ramses.

Harkat dan Martabat Masyarakat Adat

Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo bahkan menyebutkan Festival Colo Sagu yang diinisiasi oleh Kapolresta Jayapura Kota ikut menjaga harkat dan martabat masyarakat adat di 10 kampung di Kota Jayapura. Abisai menjelaskan tanaman sagu di Kota Jayapura menyebar di Kampung Skouw dan patut dijaga.

“Colo Sagu juga menjadi ajang silaturahmi banyak orang untuk berkumpul bersama, berdiskusi sambil menikmati sagu,” kata Abisai yang juga Ondoafi (kepala adat) Muara Tami.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Erid Rumansara yakin Festival Colo Sagu ikut menggiatkan kreatifitas UMKM.  “Artinya, kepolisian juga ikut menjaga kemandirian pangan lewat olahan yang dijajakan penggiat UMKM. Masyarakat juga antusias mencoba berbagai olahan pangan ini, sebab sagu tak kalah enak dengan makanan modern,” katanya.

Harry, salah satu pengunjung dari Bandung yang kebetulan sedang berkantor di Jayapura mengaku kaget dengan berbagai olahan sagu yang ditampilkan UMKM. 

“Sagu ternyata bisa diolah dengan berbagai makanan enak. Saya mencoba makan sagu gula merah hingga bubur sagu. Semuanya enak. Bisa menjadi solusi panganan diet,” katanya.

Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin memastikan kepolisian di tanah Papua terus bersinergi dengan pemerintah untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya, termasuk dalam menjaga hutan sagu di  dusun sagu. 

“Dusun sagu jangan sampai dirusak. Kita harus mampu menyentuh para investor atau perusahaan yang mencintai Papua untuk menjaga ketahanan pangan. Sebab sagu menjadi lambang kemandirian keberlanjutan dan kekuatan budaya hingga pemersatu bangsa.”

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |