Cetak Laba Rp 2,2 Triliun di Semester I 2025, Bos Unilever Ungkap Kuncinya

1 month ago 38

Liputan6.com, Jakarta PT Unilever Indonesia Tbk mengumumkan laporan kinerja keuangan Semester I tahun 2025. Di tengah kondisi pasar yang masih penuh tantangan, Perseroan menunjukkan tren pemulihan yang menjanjikan dengan fundamental bisnis yang menguat dan menegaskan kesiapan untuk kembali tumbuh mulai Kuartal III 2025.

Selama enam bulan pertama tahun ini, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih sebesar Rp 18,2 triliun dan laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun. Meskipun masih terkoreksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, perbandingan dengan Semester II 2024 menunjukkan arah perbaikan yang konsisten, baik dari sisi top line maupun bottom line.

Margin kotor dan margin laba sebelum pajak juga mencatatkan pemulihan bertahap jika dibandingkan semester sebelumnya, didorong oleh optimalisasi operasional dan strategi penyesuaian harga yang mulai membuahkan hasil.

“Meskipun kinerja kami di Semester I 2025 masih berada di bawah capaian tahun sebelumnya, kami melihat perbaikan bertahap dibandingkan dengan Semester II 2024 – baik dalam hal pertumbuhan penjualan maupun profitabilitas. Merek-merek kami—yang mewakili 55% dari portofolio—telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik dan ketangguhan portofolio," kata Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, Kamis (31/7/2025). 

"Fundamental bisnis kami juga semakin kuat. Inisiatif kami terarah dan langkah tegas yang kami ambil untuk mengatasi tantangan operasional mulai membuahkan hasil nyata. Capaian awal ini menjadi landasan yang kokoh untuk menjaga momentum dan menempatkan kami pada posisi yang baik untuk kembali tumbuh mulai Kuartal III tahun 2025 dan seterusnya, sesuai dengan proyeksi yang telah kami tetapkan," lanjut dia.

Sejumlah Indikator Utama

Optimisme tersebut turut tercermin dalam riset terbaru Samuel Sekuritas Indonesia. Dalam analisanya, Samuel Sekuritas mencatat bahwa berbagai perbaikan yang dilakukan Perseroan mulai membuahkan hasil positif, terlihat dari pemulihan sejumlah indikator utama.

Segmen-segmen produk seperti Home & Personal Care serta Food & Refreshment menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan, dipacu oleh perluasan portofolio serta ketajaman strategi distribusi. Pemulihan margin juga menjadi sorotan utama, didorong oleh normalisasi distribusi pasca-program transformasi, penyesuaian harga jual, serta penurunan harga bahan baku utama.

Sebagai bagian dari strategi penciptaan nilai jangka panjang, Perseroan mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimum Rp 2 triliun, sebagai bentuk keyakinan terhadap prospek jangka panjang dan komitmen untuk terus meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

Dengan kombinasi strategi yang terarah, portofolio yang semakin tangguh, serta dukungan distribusi dan efisiensi yang semakin optimal, Unilever Indonesia berada pada posisi yang baik untuk mencetak pertumbuhan berkelanjutan mulai Kuartal III 2025 dan seterusnya.

UNVR Bakal Buyback Saham Senilai Rp 2 Triliun

PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengumumkan rencana pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (buyback), dengan jumlah nilai sebesar-besarnya Rp 2 triliun.

Disampaikan Perseroan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, periode buyback saham berlangsung selama maksimal tiga bulan sejak hari ini, 31 Juli 2025.

Aksi buyback biasanya menjadi bagian dari strategi pengelolaan modal yang bertanggung jawab, dan dapat memberikan sinyal positif kepada pasar mengenai keyakinan manajemen terhadap prospek fundamental dan kinerja keuangan bisnis yang bersangkutan ke depannya.

Selain itu, aksi buyback sering dilihat sebagai bentuk keseriusan suatu Perusahaan dalam mengelola portofolio ekuitas secara aktif, sejalan dengan praktik tata kelola yang baik dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham.

Tak akan Berdampak ke Pendapatan

Dalam keterbukaan informasinya, Kamis (31/7/2025) emiten berkode saham UNVR menegaskan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan berdampak negatif terhadap pendapatan maupun kegiatan operasional.

Awal tahun ini Otoritas Jasa Keuangan menerbitkan aturan buyback saham dalam kondisi pasar berfluktuasi secara signifikan tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diharapkan dapat menambah kepercayaan dan mengurangi tekanan di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan.

Penetapan kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan berlaku sampai dengan enam bulan setelah tanggal Surat yang dikeluarkan oleh OJK pada 19 Maret 2025 lalu.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |