Ce Hun Tiau, Simfoni Manis Menyegarkan dari Pontianak yang Tak Pernah Gagal Menggoda Lidah

18 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Di balik teriknya matahari yang membakar tanah Kalimantan Barat, tersembunyi sebuah sajian legendaris yang mampu menyejukkan jiwa dan menghidupkan kembali semangat.

Ce Hun Tiau, minuman khas Pontianak yang bukan hanya sekadar pelepas dahaga, melainkan juga simbol keragaman budaya dan kelezatan yang diwariskan turun-temurun. Minuman ini dikenal luas di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan karena cita rasanya yang unik, kaya tekstur, dan menyimpan kehangatan nilai tradisional di balik kesegarannya.

Ce Hun Tiau merupakan sajian khas Tionghoa-Indonesia yang telah mengalami akulturasi rasa, berpadu antara bahan-bahan lokal dan pengaruh budaya kuliner Tionghoa, membentuk minuman yang bukan hanya menggoda secara visual tetapi juga memiliki kedalaman rasa yang luar biasa.

Keistimewaan Ce Hun Tiau terletak pada kekayaan isian yang digunakan. Biasanya terdiri dari kacang merah yang lembut dan legit, potongan jelly bening yang kenyal, cincau hitam yang memberi sensasi licin dan menyegarkan, serta bongko—olahan tepung yang berbentuk seperti bubur atau gel padat dengan cita rasa manis alami.

Semua bahan tersebut kemudian disiram dengan kuah santan yang gurih dan kental, serta sirup gula merah yang manis dan harum, menjadikan setiap sendokannya sebagai pengalaman rasa yang utuh dan memuaskan. Tidak jarang, beberapa penjual menambahkan es serut atau es batu yang dihancurkan halus untuk menciptakan sensasi dingin yang menyegarkan saat menyentuh langit-langit mulut.

Gabungan tekstur yang berbeda dari tiap isian menghadirkan kontras yang seimbang kenyal, lembut, licin, dan dingin yang menjadikan Ce Hun Tiau sebagai pilihan ideal di tengah cuaca panas tropis.

Lebih dari sekadar hidangan penutup, Ce Hun Tiau mencerminkan harmonisasi kuliner yang terbangun dari sejarah panjang interaksi budaya antara etnis Tionghoa dan masyarakat lokal di Pontianak.

Kota ini, yang merupakan salah satu titik penting dalam jalur perdagangan dan migrasi masyarakat Tionghoa ke Nusantara, telah lama dikenal sebagai melting pot budaya.

Kekayaan Kuliner

Dalam konteks ini, Ce Hun Tiau lahir dari proses panjang adaptasi bahan lokal ke dalam resep-resep warisan Tionghoa. Nama Ce Hun Tiau sendiri berasal dari dialek Hakka atau Teochew, yang merujuk pada salah satu bahan utamanya, semacam mie atau jelly dari tepung beras yang dulunya sering digunakan.

Seiring waktu, nama tersebut tetap digunakan, meski komposisi bahan telah mengalami transformasi mengikuti selera dan ketersediaan bahan lokal. Kehadiran Ce Hun Tiau di Pontianak tak hanya terbatas di warung kaki lima atau pasar malam, tetapi juga telah menjalar ke restoran-restoran modern, bahkan menjadi oleh-oleh ikonik yang dikemas dalam bentuk beku atau instan.

Masyarakat Pontianak sendiri memiliki kedekatan emosional dengan minuman ini, menjadikannya bagian dari momen-momen kebersamaan, seperti buka puasa, acara keluarga, hingga sajian saat hari besar keagamaan. Di tengah arus modernisasi yang kadang menggerus warisan tradisional, Ce Hun Tiau tetap bertahan sebagai simbol rasa dan identitas kota.

Bahkan, di era media sosial, visual dari Ce Hun Tiau yang berwarna-warni dan menggoda menjadi konten yang kerap viral, menarik perhatian generasi muda untuk kembali mencicipi dan melestarikan kekayaan kuliner ini. Maka tak heran jika Ce Hun Tiau bukan hanya digemari karena rasa manis dan kesegarannya, tetapi juga karena kisah dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Ia adalah bentuk nyata dari bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, antara identitas dan kenikmatan. Di tengah derasnya inovasi kuliner yang kadang melupakan akar tradisi, Ce Hun Tiau tetap berdiri teguh sebagai warisan rasa Pontianak yang patut dibanggakan dan dijaga eksistensinya.

Sebab, setiap sendok Ce Hun Tiau bukan hanya tentang manisnya gula merah atau gurihnya santan, tetapi tentang warisan, tentang rumah, dan tentang rasa yang menyatukan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |