Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada Senin, (1/9/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi karena investor menilai putusan pengadilan banding federal Amerika Serikat (AS) yang menyatakan sebagian besar "tarif timbal balik" Presiden AS Donald Trump adalah ilegal.
Pengadilan Banding AS untuk the Federal Circuit yang digelar pada Jumat memutuskan Donald Trump telah melampaui wewenang kepresidenannya dengan mengenakan pungutan pada hampir setiap negara di dunia sebagai bagian dari pengumuman "hari pembebasan"-nya pada 2 April. Demikian mengutip laman CNBC.
Investor juga akan menilai perkembangan hubungan India dan Tiongkok, setelah para pemimpin dari kedua negara sepakat mereka adalah mitra pembangunan, bukan rival, dalam pertemuan dua hari blok keamanan regional Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Presiden Tiongkok Xi Jinping diperkirakan menyampaikan pidato di pertemuan puncak tersebut.
Saham China akan menjadi fokus, dengan investor mengamati pergerakan Alibaba Group setelah sahamnya melonjak hampir 13% di Wall Street pada Jumat menyusul laba bersih yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal Juni.
Data Manufaktur China
Data manufaktur China untuk Agustus akan dirilis nanti hari ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka 49,7, dibandingkan dengan 49,5 pada bulan sebelumnya. Data yang dirilis Minggu menunjukkan PMI manufaktur negara itu berada di angka 49,4 pada bulan Agustus, dibandingkan dengan 49,3 pada bulan sebelumnya.
Harga berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.319, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 25.077,62.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,92% sementara indeks Topix yang lebih luas stagnan. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,85%, sementara indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,74%.Indeks acuan S&P/ASX 200 Australia melemah 0,17%.
Wall Street
Di wall street, saham merosot pada Jumat, 29 Agustus 2925 seiring data inflasi terbaru menunjukkan kenaikan harga masih menjadi risiko menjelang bulan baru.
Indeks S&P 500 yang berbasis luas mengakhiri perdagangan 0,64% lebih rendah di posisi 6.460,25. Namun, indeks S&P 500 masih mencatat kenaikan bulanan dalam empat bulan berturut-turut. Indeks Nasdaq melemah 1,15% menjadi 21.455,55. Indeks Dow Jones terperosok 92,02 poin atau 0,20% menjadi 45.544,88.
Pada Senin pekan ini, bursa saham Amerika Serikat libur untuk memperingati Hari Buruh.
Penutupan IHSG pada 29 Agustus 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Jumat, (29/8/2025) di tengah aksi demo. Namun, koreksi IHSG berkurang jelang akhir pekan ini.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup merosot 1,53% ke posisi 7.830,49. Indeks LQ45 terpangkas 1,78% ke posisi 797,11. Seluruh indeks saham acuan tertekan.
Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.913,86 dan terendah 7.765,59. Sebanyak 610 saham melemah sehingga bebani IHSG. 122 saham menguat dan 70 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 2.509.118 kali. Volume perdagangan saham 51,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 22,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap nilai tukar rupiah di kisaran 16.451.
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham industri. Sektor saham industri naik 0,73%. Sektor saham consumer siklikal turun 3,05%, dan catat koreksi terbesar.
Sementara itu, sektor saham energi terpangkas 1,42%, sektor saham basic susut 1,58%, sektor saham consumer nonsiklikal turun 1,24%. Lalu sektor saham kesehatan turun 1,75%, sektor saham keuangan turun 1,45%, sektor saham properti susut 2,16%, sektor saham teknologi terpangkas 2,25%. Kemudian sektor saham infrastruktur melemah 2,27% dan sektor saham transportasi melemah 1,04%.