Bukan Sekadar Timbang Balita, Kader Posyandu Juga Tekankan Edukasi dan Inovasi Gizi

21 hours ago 8

Liputan6.com, Kutai Barat - Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) terus memegang peran strategis sebagai garda depan layanan kesehatan ibu dan anak di tingkat kampung. Tak hanya menjadi tempat pemantauan tumbuh kembang balita, kini posyandu juga mulai diperkuat fungsinya melalui pelatihan kader dan penambahan kegiatan sesuai arahan dari Kementerian Dalam Negeri.

Di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Posyandu bukan sekadar tempat penimbangan balita dan pemeriksaan ibu hamil. Di kampung-kampung terujung dan pesisir sungai seperti Besiq, Bermai, dan Muara Bunyut, posyandu kini semakin dipahami sebagai garda depan kesehatan keluarga yang memerlukan penguatan kapasitas kader dan dukungan fasilitas yang berkelanjutan.

PT Bharinto Ekatama (BEK), perusahaan tambang yang beroperasi di wilayah tersebut, mendukung penguatan posyandu melalui program pelatihan kader dan penyediaan sarana, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat. Dukungan ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong integrasi posyandu serta penambahan fungsi layanan sebagaimana diatur dalam ketentuan baru oleh Kementerian Dalam Negeri.

“Pelatihan kader kami lakukan agar mereka tidak hanya paham soal tugas rutin, tetapi juga tahu bahwa sekarang posyandu itu tidak berjalan sendiri-sendiri lagi. Sudah terintegrasi, sudah ada aturan baru dari pusat. Maka penting bagi mereka untuk punya pemahaman dan standar kerja yang sama,” jelas Kristinawati, Community Development Head PT BEK.

Selain pelatihan, PT BEK juga memberikan bantuan dana per tahun kepada posyandu binaan. Dana ini dikelola langsung oleh kader untuk menunjang kegiatan bulanan, termasuk pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi yang diolah sendiri oleh kader dengan bahan lokal.

“Kami hanya bantu dana. Tapi kader yang olah makanan. Kami ingin mereka juga mengerti pentingnya B2SA yaitu beragam, bergizi, seimbang, dan aman. Jadi bukan hanya soal kasih makan, tapi juga menyesuaikan dengan kebutuhan gizi anak-anak,” kata Kristinawati.

Menurutnya, makanan tambahan yang diberikan setiap bulan tidak harus mahal, namun penting untuk memanfaatkan potensi pangan lokal seperti ubi, jagung, atau sayur-mayur dari pekarangan.

“Sejak pelatihan, Kader Posyandu juga mulai sadar bahwa PMT itu bisa dirancang sesuai kebutuhan balita dan juga sesuai kemampuan masyarakat. Misalnya pakai ubi, singkong, atau kacang-kacangan. Itu semua bisa menggantikan nasi dengan kandungan gizi yang setara, bahkan lebih baik,” tambahnya.

Kegiatan ini juga menargetkan peningkatan kunjungan masyarakat ke posyandu. Semakin banyak ibu dan balita yang datang, harapan dan cita-cita kehadiran Posyandu akan semakin terwujud.

Wujudkan SDGs

Health, Safety, Environmental and Community Development (HSEC) Head PT BEK, Cipto Hadi Purnomo menjelaskan, posyandu merupakan titik krusial dalam rantai pemenuhan hak dasar masyarakat, khususnya kesehatan anak usia dini.

“Kalau anak sehat, mereka bisa belajar dengan baik. Kalau ibunya teredukasi, maka keluarganya juga terangkat kualitas hidupnya. Itu sebabnya posyandu jadi pintu masuk utama dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) yakni menghapus kelaparan, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesehatan,” terang Cipto.

Ia menambahkan, BEK menempatkan dukungan terhadap posyandu sebagai bagian dari kontribusi langsung terhadap pencapaian SDGs.

“Ini bukan sekadar bantuan. Ini upaya konkret untuk ikut mendukung target-target global. Karena kalau masyarakat sehat, mereka bisa belajar, bisa bekerja, dan itu memperkuat keluarga dan komunitasnya,” tambah Cipto.

PT BEK juga mendorong kreativitas kader agar kegiatan posyandu lebih diminati. Salah satunya melalui pemberian hadiah kecil bagi warga dengan kehadiran rutin setiap bulan.

“Kita bantu supaya warga makin rajin datang ke posyandu. Karena semakin banyak yang ikut, semakin besar dampaknya bagi pencegahan stunting dan edukasi kesehatan,” ujarnya.

Posyandu di Besiq, Bermai, dan Muara Bunyut kini rutin mengadakan kegiatan tambahan seperti penyuluhan kebersihan lingkungan, pelatihan gizi keluarga, hingga promosi pemanfaatan lahan pekarangan. Kegiatan ini menjadi bagian dari arahan Menteri Dalam Negeri tentang revitalisasi posyandu sebagai layanan terpadu lintas sektor.

“Dengan pelatihan dan pembinaan, kader sekarang juga tahu bagaimana menyusun laporan, merencanakan menu PMT, bahkan ikut menyosialisasikan pola makan sehat ke masyarakat. Ini bentuk pemberdayaan yang sangat berarti,” tambah Cipto.

Seluruh kegiatan posyandu dilaporkan secara rutin setiap bulan, dan digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program di tingkat kampung maupun lintas instansi. Ke depan, para kader juga direncanakan mendapatkan pelatihan lanjutan untuk memperdalam kemampuan komunikasi kesehatan dan pengelolaan program komunitas.

“Semua upaya ini tujuannya satu, memperkuat posyandu sebagai pilar utama layanan dasar masyarakat. Karena dari sinilah generasi sehat dan kuat bisa dibentuk,” pungkas Cipto.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |