Liputan6.com, Jakarta - Jika ada satu hal yang wajib dicoba saat mengunjungi Blora, sebuah kota kecil di timur Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan kekayaan hutan jatinya, maka jawabannya tak lain adalah es jati. Minuman ini bukan hanya sekadar penawar dahaga, tetapi juga telah menjadi identitas yang melekat kuat pada budaya masyarakat setempat.
Es jati bahkan bisa dikatakan sebagai simbol keakraban antara masyarakat Blora dan alam sekitarnya, terutama pohon jati yang tumbuh subur dan mendominasi lanskap daerah tersebut. Jadi, ke Blora belum afdal kalau belum mencicipi es jati.
Minuman ini bukan hanya istimewa karena keunikannya, melainkan juga karena cara pembuatannya yang sederhana namun penuh makna. Dari wujudnya saja, es jati Blora memang tampak sangat sederhana biasanya disajikan dalam gelas plastik bening dengan cairan berwarna cokelat kehijauan dan bongkahan es batu.
Namun di balik tampilan sederhananya itu, tersimpan proses dan filosofi lokal yang menjadikan es jati tak hanya enak diminum, tetapi juga kaya cerita. Keunikan utama dari es jati tentu saja terletak pada bahan bakunya yang tidak lazim daun jati muda.
Di saat kebanyakan minuman segar menggunakan buah, rempah, atau bahan modern lainnya, es jati tetap mempertahankan kesetiaannya pada alam, khususnya pada bagian pucuk pohon jati yang masih lembut. Daun jati yang dipilih bukanlah sembarang daun.
Hanya pucuk daun yang masih muda dan belum terlalu kaku yang layak dipetik, karena pada bagian inilah terkandung sari alami yang dapat menghasilkan rasa khas es jati. Setelah dipetik, pucuk daun ini kemudian diperas untuk diambil sarinya.
Proses ini dilakukan dengan hati-hati, karena jika terlalu kuat memeras atau menggunakan daun yang terlalu tua, rasa minuman bisa menjadi terlalu pahit dan getir. Setelah sari daun jati terkumpul, tahap selanjutnya adalah mencampurkannya dengan larutan gula jawa yang telah dicairkan.
Perpaduan antara rasa getir dari daun jati dan manis legit dari gula jawa menciptakan harmoni rasa yang unik tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit, namun cukup untuk membuat tenggorokan terasa sejuk dan tubuh lebih segar, terutama saat diminum di tengah cuaca panas khas daerah Blora.
Tanpa Bahan Pengawet
Meskipun terdengar sederhana, es jati memiliki makna yang lebih dalam bagi masyarakat Blora. Minuman ini tidak hanya dikenal sebagai pelepas dahaga, tetapi juga sebagai warisan budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi.
Di masa lalu, es jati kerap dibuat secara kolektif oleh warga desa, terutama saat panen atau perayaan tertentu, dan menjadi simbol kebersamaan serta hasil pemanfaatan alam yang bijak.
Tidak ada bahan pengawet, tidak ada pewarna buatan—hanya daun jati dan gula jawa, dua unsur alami yang mencerminkan kesederhanaan dan kearifan lokal. Banyak orang tua di Blora mengenang masa kecil mereka dengan cerita tentang memetik daun jati bersama keluarga dan membuat es jati di dapur rumah.
Bahkan hingga kini, minuman ini masih dapat ditemukan di warung-warung tradisional atau pedagang kaki lima yang setia menjaga resep turun-temurun tersebut.
Selain menyegarkan, beberapa orang juga mempercayai bahwa es jati memiliki manfaat untuk meredakan panas dalam dan membantu menyegarkan tubuh dari dalam, meskipun manfaat tersebut lebih didasarkan pada pengalaman empiris dibanding penelitian ilmiah.
Kini, di tengah gempuran minuman modern yang penuh dengan cita rasa artifisial, kehadiran es jati justru menjadi napas segar yang menawarkan sesuatu yang otentik dan berbeda. Bagi wisatawan atau siapa pun yang ingin mengenal Blora lebih dekat, mencicipi es jati adalah salah satu cara terbaik untuk menyelami identitas kuliner sekaligus budaya lokal yang unik.
Minuman ini tidak hanya memperkenalkan rasa yang khas, tetapi juga menyampaikan cerita tentang bagaimana manusia bisa hidup berdampingan secara harmonis dengan alam. Maka dari itu, jangan ragu untuk mencari es jati saat berkunjung ke Blora.
Di balik kesederhanaannya, es jati menawarkan pengalaman rasa dan budaya yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Rasanya yang menyegarkan dengan sentuhan sedikit pahit akan meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya di lidah, tapi juga di hati.
Dan siapa tahu, setelah mencicipinya, kamu pun akan sepakat bahwa belum lengkap rasanya datang ke Blora tanpa menikmati segelas es jati yang autentik.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Pemuda Tenggelam di Sungai Pamali Brebes Ditemukan Meninggal