BEI Optimistis IHSG Sentuh 8.000, Sektor Ini Bisa Jadi Motor Penggerak

1 month ago 34

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis terhadap potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 8.000 di tengah tren penguatan dalam beberapa pekan terakhir. 

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, menilai sektor perbankan bisa jadi pendorong IHSG karena sejauh ini pergerakan saham perbankan masih relatif terbatas. Namun, ia berharap sektor ini dapat menjadi katalis utama dalam penguatan indeks ke depan.

"Jadi mudah-mudahan itu bisa nge-boost kita. Kalau kita perhatikan bank belum banyak bergerak ya. Ya makanya mudah-mudahan bank akan jadi motor pergerakan indeks,” ujar Irvan di Gedung BEI, Jumat (1/8/2025).

Ia menyoroti kinerja IHSG yang menunjukkan tren positif dalam beberapa minggu terakhir, termasuk kenaikan pada hari ini. Faktor eksternal seperti kepastian tarif juga turut memberikan dorongan terhadap pasar.

"Ya sekarang Alhamdulillah kan beberapa minggu ya. Minggu terakhir ini kan bagus ya indeks kita. Hari ini ada soal tarif. Mudah-mudahan ga ada perubahan. Ini juga bisa nge-boost indeks. Hari ini juga naik. Lumayan. Ya kita berharap kondisi emiten kita juga bagus ya,” jelas Irvan.

Saham Konglomerat Dongkrak IHSG, BEI: Terbentuk Secara Organik

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan reli di level 7.500. Kenaikan ini tidak lepas dari saham-saham yang dimiliki para konglomerat Indonesia.

Sebut saja emiten milik Prajogo Pangestu semisal PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Ada juga saham milik Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang turut menopang penguatan IHSG.

Menanggapi tren tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna tak menampik, saham konglomerat itu turut berkontribusi besar terhadap pergerakan indeks.

"Kami memandang hal ini sebagai bagian dari dinamika pasar yang terbentuk secara organik. Mencerminkan ekspektasi pasar terhadap perusahaan-perusahaan tersebut," ujar Nyoman, Jumat (25/7/2025).

Menurut dia, pergerakan harga saham di pasar sangat ditentukan oleh mekanisme supply and demand, serta pertimbangan investor atas informasi yang tersedia di publik. Baik terkait kinerja keuangan, rencana bisnis, maupun sentimen global dan domestik.

Sebagai self-regulatory organization (SRO), Nyoman menyatakan, BEI tidak memiliki kebijakan yang membedakan emiten berdasarkan kepemilikan atau afiliasi pemegang saham pengendalinya.

Seluruh Emiten Setara

Ia menambahkan, Bursa Efek Indonesia memperlakukan seluruh emiten secara setara. Dengan tetap memastikan bahwa seluruh transaksi dilakukan berdasarkan prinsip keterbukaan, transparansi, dan kepatuhan terhadap regulasi.

"Selama pergerakan saham terjadi secara wajar maka pergerakan tersebut merupakan bagian dari dinamika pasar yang sah," tegas Nyoman.

Selain itu, ia turut menekankan, BEI senantiasa bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan stakeholders terkait lain, untuk menjaga integritas dan kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia.

Dengan senantiasa menjalankan perannya sebagai penyelenggara perdagangan efek. Sehingga pergerakan IHSG terus dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.

"Kami mengimbau agar seluruh investor selalu melakukan analisis yang cermat, memperhatikan aspek fundamental dan risiko investasi, serta memanfaatkan informasi yang tersedia secara publik dalam membuat keputusan investasinya," tutur dia

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |