BEI Catat Investor Pasar Modal Sentuh 18 Juta hingga Agustus 2025

2 weeks ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor pasar modal mencapai 18 juta investor hingga Agustus 2025. Dari jumlah tersebut, 7,56 juta di antaranya merupakan investor saham.

Demikian disampaikan Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, seperti ditulis Selasa (2/9/2025).

"Sampai dengan bulan Agustus 2025 jumlah investor pasar modal mencapai 18 juta investor. 7,56 juta di antaranya adalah investor saham,” ujar dia.

Dari jumlah investor saham itu, sekitar 70% dari Pulau Jawa. Kemudian sekitar 14% di Sumatera dan selebihnya dari pulau lainnya. “Pada 2024, sekitar 68% dari Pulau Jawa. Sekitar 16% dari Pulau Sumatera,” ujar dia.

Jeffrey memaparkan untuk usia investor itu terbesar berusia di bawah 30 tahun yang mencapai 54,23%. Kemudian usia 31-40 tahun ada sebanyak 24,82%, disusul investor berusia 41-50 tahun berkontribusi sebesar 12,26%. Lalu investor usia 51-60 tahun sebanyak 5,4% dan investor di atas 60 tahun ada 2,95%.

Ia mengatakan, sejak kampanye Aku Investor Saham diluncurkan pada 2023 mendorong kenaikan investor baru. Pada 2024, ia menyebutkan, ada tambahan 2,7 juta investor baru. Selanjutnya pada 2025 ada tambahan 3,1 juta investor baru.

Jefferey mengatakan, kampanye ini dilakukan melalui 29 Kantor Perwakilan BEI, 970 galeri investasi di perguruan tinggi seluruh Indonesia dan lebih dari 6.000 duta pasar modal. “Kegiatan edukasi dan sosialisasi lebih dari 30.000 kegiatan setiap tahun untuk meningkatkan awareness, literasi, dan inklusi pasar modal,” tutur dia.

IHSG Melemah Setelah Demo, Begini Kata Bos BEI

Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menilai kondisi pasar saham nasional masih terjaga dengan baik meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi. Iman menuturkan, pelemahan tersebut lebih disebabkan oleh sentimen asing ketimbang faktor mendasar dari pasar.

"Kondisi saham itu ada dua hal, fundamental dan persepsi. Fundamental kita tetap bagus dan tidak berubah. Bahkan MSCI menambah emiten Indonesia, menunjukkan kepercayaan terhadap pasar kita tetap tinggi. Yang memengaruhi penurunan IHSG lebih pada persepsi investor asing," ujar Iman kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/9/2025).

Iman menambahkan, secara fundamental, emiten di BEI tetap menunjukkan performa solid. Iman juga menuturkan tidak ada perubahan aturan terkait trading halt, sehingga mekanisme perdagangan masih berlangsung normal.

Adapun Iman mengungkapkan sentimen investor bisa dipengaruhi faktor luar negeri maupun dinamika sosial-politik domestik yang sifatnya temporer.

Namun, dengan dukungan makroekonomi yang kuat, termasuk inflasi yang terkendali, surplus neraca perdagangan, serta cadangan devisa yang cukup, pasar saham Indonesia tetap memiliki daya tarik bagi investor dalam jangka menengah dan panjang.

“Meski terjadi fluktuasi, momentum pasar menunjukkan tren positif seiring membaiknya persepsi investor,” pungkasnya.

Penutupan IHSG pada 1 September 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Senin, (1/9/2025). Koreksi IHSG berkurang di tengah aksi demo.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup merosot 1,21% ke posisi 7.736,06. Indeks saham LQ45 melemah 1,06% ke posisi 788,70. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Pada perdagangan Senin pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.783,41 dan terendah 7.547,56. Sebanyak 539 saham memerah sehingga menekan IHSG. 171 saham menguat dan 99 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 2.310.930 kali dengan volume perdagangan 38,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 23,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.395.

Dari 11 sektor saham, dua sektor saham yang menghijau. Sektor saham transportasi naik 2,19%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi melemah 2,16%, sektor saham infrastruktur susut 1,98%.

Selain itu, sektor saham energi melemah 1,32%, sektor saham basic susut 0,09%. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,63%, sektor saham siklikal terpangkas 1,34%. Selanjutnya sektor saham keuangan turun 1,62%, sektor saham properti merosot 0,41 dan sektor saham infrastruktur terpangkas 1,98%.

Gerak Saham

Sementara itu, saham BSBK anjlok 12,05% ke posisi Rp 73 per saham. Harga saham BSBK dibuka melemah ke posisi Rp 75 per saham dari pekan lalu Rp 83 per saham. Harga saham BSBK berada di level tertinggi Rp 86 dan terendah Rp 72 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.112 kali dengan volume perdagangan 8.152.012 saham. Nilai transaksi Rp 63,9 miliar.

Harga saham ATLA susut 7,14% ke posisi Rp 65 per saham. Harga saham ATLA dibuka turun ke posisi Rp 64 dari Rp 70 per saham. Harga saham ATLA berada di level tertinggi Rp 75 dan terendah Rp 60 per saham. Total frekuensi perdagangan 26.627 kali dengan volume perdagangan 7.469.456 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 51,3 miliar.

Harga saham PIPA melonjak 13,07% ke posisi Rp 173 per saham. Harga saham PIPA dibuka melemah ke posisi Rp 142 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 153 per saham. Harga saham PIPA berada di level tertinggi Rp 193 dan terendah Rp 137 per saham. Total frekuensi perdagangan 34.649 kali dengan volume perdagangan 6.466.466 saham. Nilai transaksi Rp 112,4 miliar.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |